Syarah Do’a Qunut oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin (2) Keselamatan (kesehatan)

 

[وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ] Dan berikanlah kepada kami keselamatan (kesehatan) pada orang yang telah Engkau berikan keselamatan (kesehatan). Apakah kesehatan disini adalah dari penyakit-penyakit badan? Atau dari penyakit-penyakit hati? Atau dari penyakit-penyakit badan dan hati?

 

Maka jawabannya adalah dari kedua hal tersebut, maksudnya berikanlah kami kesehatan (kesembuhan) dari penyakit-penyakit hati dan penyakit -penyakit badan.

 

Dan apa yang segera terbersit di dalam benak Anda sekalian, jika Anda berdo’a kepada Allah dengan do’a ini [وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ] Dan berikanlah kepada kami keselamatan (kesehatan) pada orang yang telah Engkau berikan keselamatan (kesehatan)?

 

Yang nampak adalah bahwa kesehatan tersebut adalah kesehatan dari penyakit-penyakit badan, akan tetapi yang selayaknya bagi Anda adalah Anda hadirkan niat bahwa Allah akan memberikan kesehatan kepada Anda dari penyakit-penyakit badan dan hati; dikarenakan penyakit-penyakit hati adalah musibah yang sebenarnya. Dan oleh karenanya kita membaca di dalam do’a qunut [وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنِا] “Dan janganlah Engkau jadikan musibah kami ada pada agama kami.”

 

Maka adapun penyakit-penyakit badan, maka ia ma’ruf (telah diketahui), akan tetapi apakah itu penyakit-penyakit hati.

 

Pertama, penyakit-penyakit syahwat, yang sumbernya adalah hawa nafsu. Maka sesunguhnya manusia mengenal kebenaran akan tetapi dia tidak menginginkannya, karena dia memiliki hawa nafsu yang menyelisihi apa yang dibawa oleh Nabi ﷺ.

 

Kedua, penyakit-penyakit syubhat dan sumbernya adalah kebodohan; maka sesungguhnya manusia yang bodoh, dia akan melakukan kebatilan, dan menyangkanya sebagai kebenaran, dan ini adalah penyakit.

 

Maka Anda memohon keselamatan dari penyakit-penyakit badan dan penyakit-penyakit hati, yang ia adalah penyakit-penyakit syubhat dan penyakit-penyakit syahwat. Dan saat Anda berkata penyakit-penyakit syahwat, maka jangan menyangka bahwa yang kita inginkan adalah penyakit-penyakit syahwat lawan jenis; yaitu syahwat nikah (hubungan badan). Akan tetapi kami, yang kami inginkan adalah segala yang diinginkan oleh manusia, dari perkara-perkara yang menyelisihi kebanaran. Dikarenakan ia adalah syahwawt yang bermakna iradah (keinginan); syahwat ingin mengadakan perkara-perkara baru dalam agama Allah, atau syahwat ingin merubah-rubah nash-nash kitab dan sunnah untuk hawa nafsunya, atau syahwat ingin mencuri, atau untuk meminum khomer, atau berzina, dan yang semacamnya. (bersambung)

 

(Diterjemahkan oleh Muhammad Syahri dari kitab Akhthaa-unaa Fii Ramadhaan; al-Akhthaa` al-Khaashshah Bishalaatil Witri Wa Du’aa-i al-Qunuuti Fiihaa, Syaikh Nada Abu Ahmad)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *