Berkhutbah Dengan Pelan, Tidak Cepat; Terang, Mudah Difahami

 

Berkhutbah Dengan Pelan, Tidak Cepat; Terang, Mudah Difahami

oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy

HADITS ‘AISYAH radhiyallaahu ‘anha

 

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: «إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَسْرُدُ الحَدِيثَ كَسَرْدِكُمْ»

 

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, dia berkata: “Sesungguhnya Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berbicara cepat sebagaimana kamu berbicara cepat”.([1])

 

Di dalam riwayat lain dengan tambahan:

 

«يَتَكَلَّمُ بِكَلَامٍ يٌبَيِّنُهُ فَصْلًا، يَحْفَظُهُ مَنْ سَمِعَهُ»

 

“Beliau berbicara dengan perkataan, beliau menjelaskan dengan terang, orang yang mendengarnya akan menghafalnya”.([2])

 

Di dalam riwayat lain dengan lafazh:

 

«كَانَ كَلَامُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلَامًا فَصْلًا يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ»

 

“Perkataan Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah perkataan yang jelas, orang yang mendengarnya akan memahaminya”.([3])

 

Di dalam riwayat lain dengan lafazh:

 

«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يُحَدِّثُ حَدِيثًا لَوْ عَدَّهُ العَادُّ لَأَحْصَاهُ»

 

“Bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa mengatakan perkataan, seandainya ada orang yang menghitung (perkataan) beliau, sungguh dia dapat menghitungnya”.([4])

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

 

1- Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berbicara cepat, beliau tidak tergesa-gesa di dalam berbicara, dan tidak mengiringkan perkataan dengan lainnya.

 

2- Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak memperbanyak perkataan di dalam pembicaraannya, jika ada orang berniat menghitungnya, dia akan dapat menghitungnya.

 

3- Perkataan Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah perkataan yang jelas dan terang.

 

4- Perkataan Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam mudah difahami dan dihafalkan.

 

5- Kesempurnaan metode Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam di dalam berbicara dan berkhutbah.

 

6- Sepantasnya para khotib meneladani metode khutbah Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sehingga khutbah bisa mencapai tujuannya.

 

7- Sebaik-baik petunjuk di dalam agama, adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang haditshadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

Sragen, Dhuha, Jum’at, 12-Jumadal Ula-1443 H / 17-Desember-2021 M

 

_____________________

Footnote:

 

([1]) HR. Bukhari, no. 3568; Muslim, no. 2493/160; Abu Dawud, no. 3655; Ahmad, no. 24865, 25240; Ibnu Hibban, no. 100, 7153

([2]) HR. Tirmidzi, no. 3639; Ahmad, no. 26209; dan ini lafazh imam Ahmad. Dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth

([3]) HR. Ahmad, no. 4839. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani

([4]) HR. Bukhari, no. 3567; Muslim, no. 2493/71; Abu Dawud, no. 3654

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *