Teladan Nabi: Membuka Khutbah Dengan Khutbah Hajat
oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy
HADITS JABIR BIN ABDILLAH radhiyallaahu ‘anhu
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ النَّاسَ، يَحْمَدُ اللهَ وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ يَقُولُ: «مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَخَيْرُ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ»
Dari Jabir radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Kebiasaan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah kepada jama’ah, beliau memuji Allah, mengulangi pujian kepadaNya dengan apa yang pantas bagi-Nya. Kemudian beliau bersabda: “Barangsiapa yang Allah memberinya petunjuk, niscaya tidak ada yang akan menyesatkannya, dan barangsiapa yang Dia sesatkan, niscaya tidak ada yang menunjukinya. Dan sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah”.([1])
HADITS ABDULLAH BIN MAS’UD radhiyallaahu ‘anhu
عَنْ عَبْدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: عَلَّمَنَا خُطْبَةَ الْحَاجَةِ: «الْحَمْدُ لِلهِ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ»، ثُمَّ يَقْرَأُ ثَلَاثَ آيَاتٍ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} [آل عمران]، {يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} [النساء]، {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا} [الأحزاب] »
Dari Abdullah, dia berkata: “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengajari kami khutbah hajat: “Segala puji bagi Alloh, kami mohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampunan kepada-Nya. Dan kami memohon perlindungan kepada Alloh dari kejahatan jiwa kami dan dari keburukan amalan kami.
Barangsiapa yang Allah memberinya petunjuk, niscaya tidak ada yang menyesatkannya, dan barangsiapa yang Dia sesatkan, niscaya tidak ada yang menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Alloh, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”.
Kemudian beliau membaca ayat-ayat:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali Imroon/3: 102)
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Alloh menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Alloh memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An-Nisa/4: 1)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar”. (QS. Al-Ahzaab/33: 70-71)([2])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits–hadits ini, antara lain:
1- Kebiasaan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membuka khutbah dengan khutbah hajat.
2- Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengajari para sahabat membuka khutbah atau perkataan dengan khutbah hajat, sebagaimana di dalam hadits ini.
3- Walaupun membuka khutbah dengan khutbah hajat bukan merupakan kewajiban, namun sebaiknya diamalkan sebab telah diajarkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
4- Termasuk adab dan keutamaan: memulai khutbah dengan hamdalah. Bahkan sebagain ulama berpendapat sebagai syarat sah khutbah jum’at.
5- Termasuk adab dan keutamaan: memulai khutbah dengan memuji Alloh, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, serta memohon perlindungan kepada Alloh dari kejahatan jiwa dan dari keburukan amalan.
6- Termasuk dan adab keutamaan: memulai khutbah dengan mengucapkan dua syahadat, bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Alloh, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Dan ini termasuk kewajiban.
7- Termasuk adab keutamaan: membaca salam dan sholawat untuk Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sesudah menyebut nama beliau. Bahkan sebagain ulama berpendapat sebagai syarat sah khutbah jum’at.
8- Termasuk adab keutamaan memulai khutbah dengan membaca ayat-ayat yang memerintahkan taqwa. Bahkan sebagain ulama berpendapat: wasiat taqwa sebagai syarat sah khutbah jum’at.
9- Hanya Alloh Yang Berkuasa memberi petunjuk dan menyesatkan. Sesuai dengan kehendak-Nya, ilmu-Nya dan hikmah-Nya.
10- Sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah. Oleh karena itu seharusnya kita meyakini beritanya, mengamalkan kandungannya, dan mendahulukannya daripada perkataan manusia.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.
Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Dhuha Jum’at, 27-Robi’ul Akhir-1443 H / 3-Desember-2021 M
_____________________
Footnote:
([2]) HR. An-Nasai. no. 1404, dan ini lafzahnya; Ahmad, no. 3720; dll. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrijul Musnad. Syaikh Al-Albani mengumpulkan sanad–sanad hadits ini di dalam sebuah kitab kecil dengan judul Khutbah Hajah