- Keyakinan bahwa menggantungkan tengkorak hewan, atau bagian-bagian tubuhnya di dalam rumah atau pada pertaniannya akan bisa menolak ‘ain dan hasad.
Ini adalah keyakinan salah yang dilakukan oleh sebagian orang dengan bersandar pada sebuah hadits dha’if yang dikeluarkan oleh al-Baihaqiy di dalam as-Sunan al-Kubra dari ‘Aliy radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata,
أُمِرَ بِالْجَمَاجِمِ فِيْ الزَّرْعِ أَنْ تُنْصَبَ ، فَقَالَ: مِنْ أَجْلِ مَاذَا ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : مِنْ أَجْلِ الْعَيْنِ
“Diperintahkan untuk ditancapkan tengkorak-tengkorak (hewan) di tanah pertanian.” Maka Ali berkata, ‘Untuk apa?’ Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Karena ‘ain.’ Dan hadits ini dha’if.([1])
Akan tetapi terdapat orang yang mengamalkannya, bisa jadi untuk mendapatkan kemanfaatan atau untuk menolak madharat. Kemudian, sebagian lagi berkeyakinan bahwa menggantungkan paruh gagak di tubuh manusia akan menjaganya dari ‘ain. Atau menggantungkan mata srigala pada manusia akan menjaganya dari penyakit ayan. Atau menggantungkan taring rubah pada anak-anak kecil akan menghilangkan darinya ketakutan saat tidur. Dan keyakinan-keyakinan batil lain yang Allah tidak menurunkan pengaruh karenanya.
- Keyakinan bahwa shalat jenazah terhadap orang yang berpenyakit ‘ain saat dia masih dalam keadaan hidup akan menghilangkan ‘ain dan hasad.
Perbuatan ini telah masyhur pada sebagian orang-orang awam. Anda akan melihat mereka jika mereka mengetahui tentang manusia yang terkena musibah sebab ‘ainnya, maka mereka menshalatinya seperti shalat jenazah. Dan mereka mengeklaim bahwa yang demikian itu akan membatalkan pengaruh, sebagaimana mayit menjadi batal pengaruh ‘ainnya. Semua ini, tidak berfaidah, dan tidak akan menghalangi pengaruh ‘ain dari orang yang hasud ini.
- Keyakinan bahwa mengambil sesuatu dari sisa-sisa orang yang berpenyakit ‘ain akan menolak ‘ain.
Terdapat seseorang dari kalangan manusia yang mencari pengobatan dari sisa-sisa air kencing atau kotoran orang yang berpenyakit ‘ain untuk mengobati ‘ain dan hasad. Dan ini adalah keyakinan yang batil.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, ‘Adapun mengambil sesuatu dari sisa-sisa kencingnya, atau kotorannya, maka tidak ada asal usulnya.’ Selesai.
- Keyakinan bahwa mengasapkan tanah jejak orang yang berpenyakit ‘ain akan bisa menyembuhkan ‘ain atau hasad.
Maka sebagian orang berkeyakinan bahwa mengambil tanah jejak orang yang berpenyakit ‘ain lalu mengasapkannya untuk orang yang terkena ‘ain darinya bisa menyembuhkan dan menghilangkan ‘ain dan hasad. Maka di dalam perbuatan ini, terdapat bentuk penyerupaan dengan apa yang dilakukan oleh para penyihir berupa penyalaan dupa, dan menggunakannya pada rajah-rajah, dan jimat-jimat sihir.
- Keyakinan bahwa mengenakan cincin yang berpermata biru bisa menolak ‘ain dan hasad.
Dan ini adalah keyakinan yang salah. Penjagaan diri dari ‘ain atau hasad hanyalah dengan sebab-sebab syar’iy yang telah disyari’atkan oleh Pencipta segala makhluk.
(Diambil dari buku 117 Dosa Wanita Dalam Masalah Aqidah Dan Keyakinan Sesat, terjemahan kitab Silsilatu Akhthaainnisaa`; Akhtaaul Mar-ah al-Muta’alliqah bil ‘Aqiidah Wal I’tiqaadaat al-Faasidah, karya Syaikh Nada Abu Ahmad)
______________________
Footnote:
([1]) HR. Al-Baihaqiy, Sunan al-Kubra (11753), dan al-Baihaqiy berkata, ‘Hadits ini munqathi’.’ Lihat ad-Dha’iifah (13/44)-pent