Kesalahan-Kesalahan Khusus Berkaitan Dengan Shalat Witir (3)

3. Kesalahan dalam mengqadha’ shalat witir.

 

Di antara manusia, ada orang yang jika dia kehilangan shalat witir di malam hari, lalu waktu subuh telah datang padanya, maka dia berdiri shalat shalat witir satu rakaat… dan ini adalah kesalahan. Yang benar adalah dia menshalatinya dua rakaat, jika kebiasaan dia adalah witir dengan satu rakaat.

 

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, dia berkata,

 

«…كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَامَ مِنَ اللَّيْلِ، أَوْ مَرِضَ، صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً»

 

“Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam jika beliau tidur di malam  hari, atau sakit, maka beliau shalat dua belas rakaat di siang hari.” ([1])

 

Dan telah diketahui bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa shalat malam sebelas rakaat, maka diketahuilah bahwa qadha’ witir di siang hari adalah dengan rakaat genap. Maka barangsiapa kebiasaan dia berwitir satu rakaat, maka dia mengqadha’ di siang hari dengan dua rakaat; dan barangsiapa kebiasaan dia adalah berwitir tiga rakaat, maka dia mengqadha’nya menjadi empat rakaat, demikian seterusnya. ([2])

 

(Diterjemahkan oleh Muhammad Syahri dari kitab Akhthaa-unaa Fii Ramadhaan; al-Akhthaa` al-Khaashshah Bishalaatil Witri Wa Du’aa-i al-Qunuuti Fiihaa, Syaikh Nada Abu Ahmad)

 

_____________________________________________________________

Footnote:

([1]) HR. Muslim (746)-pent

([2]) Shahiih Fiqih as-Sunnah (1/394)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *