Tafsir al-Fatihah – Tafsir Basmalah

 

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  (١) الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  (٢) الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ  (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ  (٥) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  (٦) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ  (٧) 

 

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (1) (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (2) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (3) Yang menguasai di Hari Pembalasan. (4) Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (5) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (6) (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; ([1]) (7) bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 1-7)

 

_______________________________

 

Surat adalah satu bagian dari al-Quran al-Karim, diberi nama dengan nama khusus, memiliki awalan dan akhiran. Dan jumlah surat di dalam al-Qur`an adalah 114 surat. Awalnya adalah surat al-Fatihah, dan akhirnya adalah surat an-Naas.

 

Surat al-Fatihah adalah alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin…. hingga akhirnya.

 

Ia diberi nama surat al-Fatihah dikarenakan al-Qur`an dibuka dengannya secara penulisan. Dan dikarenakan bacaan di dalam shalat dibuka dengan surat al-Fatihah, maka tidak dibaca bacaan (al-Qur`an) apapun di dalam shalat sebelum bacaan surat al-Fatihah.

 

Surat al-Fatihah adalah surat paling agung di dalam Kitabullah subhaanahu wata’aalaa,  oleh karenanya membacanya di dalam shalat adalah sebagai rukun, dan sebagai obat bagi orang-orang yang sakit.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

 

Inilah basmalah, ia adalah satu ayat dari Kitabullah subhaanahu wata’aalaa. Dengannya setiap surat dari al-Qur`an dibuka, sementara bismillah itu sendiri bukan bagian dari surat tersebut. Dan surat at-Taubah tidak dibuka dengannya, dikarenakan ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu, tatkala beliau mengumpulkan mushhaf, beliau khawatir surat at-Taubah menjadi bagian dari surat al-Anfal, maka beliau meletakkan pemisah di antara keduanya tanpa lafazh basmalah sebagai bentuk pertengahan antara menyambungnya dengan washal yang sempurna dengan surat al-Anfal, dan memisahhan dengan fashl (pemisahan) yang sempurna.

Tafsir Basmalah:

 

  • Tafsir kata perkata:

 

[بِسۡمِ ٱللَّهِ] jar majrur yang tergantung dengan kata yang dihilangkan lagi diakhirkan, dan dikira-kirakan dengan yang cocok. Dan taqdirnya disini adalah [بِسْمِ اللهِ أَقْرَأُ] yaitu dengan menyebut asma Allah, aku membaca. Sementara huruf ba` disini adalah untuk isti’anah (permohonan pertolongan), sementara yang dimaksud dengan asma Allah adalah setiap nama yang dengannya Allah memberi nama diri-Nya sendiri.

 

[ٱللَّهِ] adalah nama Allah yang khusus dengan-Nya. Dan maknanya adalah al-Ma`luuh (yang disembah, diibadahi), yaitu yang diibadahi (disembah) dengan rasa cinta dan pengagungan.

 

[ٱلرَّحۡمَٰنِ] satu asma dari asma-asma Allah subhaanahu wata’aalaa, dan maknanya adalah Dzat yang memiliki rahmat (kasih sayang) yang luas.

 

[ٱلرَّحِيمِ] satu asma dari asma-asma Allah subhaanahu wata’aalaa, dan maknanya adalah Dzat yang menyambung siapapun yang Dia kehendaki kepada Rahmat-Nya.

 

  • Makna Global:

 

Allah mengajari hamba-hamba-Nya agar orang yang hendak membaca memulai bacaannya dengan memohon pertolongan kepada Allah dengan setiap nama dari nama-nama-Nya subhaanahu wata’aalaa, memuji-Nya dengan rahmat-Nya yang luas lagi mencakup seluruh makhluk. Dzat yang menyambung orang yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-nya (kepada rahmat-Nya). Serata bertawassul kepada Allah dengan pujian ini agar Allah merahmatinya dengan pertolongan atas apa yang dia inginkan; baik berupa bacaan ataupun selain dari bacaan dari segala perkara yang dia menyebut asma Allah padanya.

 

  • Faidah yang diambil dari basmalah:

 

  1. Anugerah Allah terhadap hamba-hamba-Nya dengan mengajari mereka apa yang bermanfaat bagi mereka.
  2. Penetapan nama Allah, ar-Rahman, ar-Rahiim bagi Allah subhaanahu wata’aalaa, dan sifat-sifat lain yang ditunjukkan olehnya.

 

(Diterjemahkan oleh Muhammad Syahri dari kitab al-Ilmaam Bi Ba’dhi Aayaatil Ahkaam Tafsiiran Wa Istinbaathan, Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

______________________

Footnote:

([1]) Ini adalah ayat yang berdiri sendiri dari ayat yang setelahnya menurut pendapat yang rajih, yaitu bahwa basmalah bukanlah termasuk bagian daru surat al-Fatihah. (penulis)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *