Sungguh betapa berbahayanya fitnah dunia dan perhiasannya; betapa kerasnya bencananya, sekalipun demikian ia adalah negeri lewat menuju negeri bertempat tinggal. Tidak ada jalan lari dari tinggal di dalamnya kecuali kematian yang telah ditetapkan bersamaan dengan peringatan keras dan zuhud di dalamnya tanpa berlebihan yang menghalanginya dari mengambil kebaikan-kebaikannya, dan tanpa israf yang bisa merusak akhirat kita, sementara akhirat itu adalah lebih baik dan lebih kekal. Dan Allah adalah Dzat untuk dimohon pertolongan-Nya.
Allah ﷻ berfirman,
وَمَا هَٰذِهِ ٱلحَيَوٰةُ ٱلدُّنيَآ إِلَّا لَهوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلحَيَوَانُۚ لَو كَانُواْ يَعلَمُونَ ٦٤
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabuut: 64)
Nabi ﷺ bersabda,
«إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ»
“Sesungguhnya dunia itu manis menyenangkan pandangan, dan sesungguhnya Allah akan menjadikan kalian saling mengganti di dalamnya, lalu Allah akan melihat bagaimanakah kamu bekerja.”([1])
(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________
Footnote: