Allah ﷻ berfirman,
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحسَنَ مِنهَآ أَو رُدُّوهَا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)…” (QS. an-Nisa` (4): 86)
Nabi ﷺ bersabda,
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»
“Demi Dzat yang jiwaku berada pada tangan-Nya, kalian tidak akan masuk sorga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian mau kutunjukkan terhadap sesuatu yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam oleh kalian di antara kalian.”([1])
Menyebarkan salam dan saling berjabat tangan untuk kaum laki-laki sebagian mereka terhadap sebagian yang lain akan menambah cinta. Adapun kaum wanita, maka tidak boleh laki-laki menjabat tangan mereka dengan tangan karena keharaman yang demikian sekalipun boleh dengan ucapan dengan disertai aman dari fitnah. Wallaahu a’lam.
(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________
Footnote:
([1]) HR. Muslim (54), at-Tirmidzi (2688)