Allah ﷻ berfirman,
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللهُ بَعضَهُم عَلَىٰ بَعضٍ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِن أَموَٰلِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…” (QS. an-Nisa` (4): 34)
Nabi ﷺ bersabda,
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالأَمِيرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»
“Masing-masing di antara kalian adalah pemimpin, dan masing-masing di antara kalian akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya; seorang amiir adalah pemimpin; seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarga di rumahnya; seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya; maka setiap kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung jawaban akan kepemimpinannya.”([1])
Karenanya, seandainya setiap pemimpin mengamalkan apa yang wajib baginya dari segala tanggung jawab, dan mengetahui apa hak dan kewajibannya, maka pastilah kehidupan ini akan menjadi tegak; hilanglah sebab-sebab permusuhan dan kebencian; hasil dari buah keikhlasan, cinta dan keharmonisan akan mengambil posisinya. Hasbunallaahu wa ni’mal wakiil.
(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________
Footnote:
([1]) Muttafaqun ‘alaih, HR. al-Bukhari (4904), Muslim (1829)