6- Hari Jum’at Hari Raya Umat Islam
Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy
HADITS IBNU ABBAS radhiyallaahu ‘anhuma
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ، جَعَلَهُ اللهُ لِلْمُسْلِمِينَ، فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ، وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ»
Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, dia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya (hari jum’at) ini adalah hari raya yang telah Allah jadikan bagi kaum muslimin.
Maka barangsiapa menghadiri shalat jum’at hendaklah mandi, jika mempunyai minyak wangi hendaklah memakainya, dan hendaklah kalian bersiwak”.([1])
HADITS ABU HUROIROH radhiyallaahu ‘anhu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «قَدِ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ، فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ، وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ»
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Pada hari (jum’at) ini telah berkumpul bagi kalian dua hari raya.
Barangsiapa berkehendak, (sholat) hari raya ini sudah mencukupinya dari shalat jum’at, namun kami akan melaksanakan (sholat) jum’at”.([2])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits–hadits ini, antara lain:
1- Allah ﷻ menjadikan hari jum’at sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin, sedangkan ‘idul fithri dan ‘idul adh-ha sebagai hari raya tahunan.
2- Karena hari jum’at sebagai hari raya, maka menghadiri shalat jum’at dilakukan dengan adab-adab, antara lain: mandi, bersiwak (membersihkan gigi), dan memakai minyak wangi bagi laki-laki.
3- Hari raya di dalam Islam diisi dengan ibadah dan hal-hal yang bermanfaat. Bukan seperti hari raya selain Islam, yang umumnya diisi dengan kemaksiatan dan kesia-siaan.
4- Hari raya ditetapkan oleh Alloh, sehingga umat Islam tidak boleh mengikuti hari raya-hari raya agama lain, dan tidak boleh membuat hari raya sendiri tanpa tuntunan.
5- Agama Islam mengajarkan kebersihan batin, seperti iman dan tauhid, dan kebersihan lahir, seperti mandi, bersiwak, istinjak, dan lainnya.
6- Memakai minyak wangi dianjurkan bagi laki-laki, khususnya ketika pergi ke sholat jum’at. Adapun wanita tidak boleh memakai minyak wangi ketika keluar rumah, untuk menghindari fitnah (sebab keburukan).
7- Jika ‘idul fithri atau ‘idul adh-ha terjadi pada hari jum’at, maka orang-orang yang sudah melaksanakan sholat ‘ied tidak wajib sholat jum’at. Namun jika melaksanakan sholat jum’at lebih utama, sebagaimana dilakukan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
8- Kemudahan agama Islam. Yaitu orang yang sudah melaksanakan sholat ‘ied tidak wajib sholat jum’at.
9- Banyak ulama berpendapat, bahwa orang yang tidak melaksanakan sholat jum’at sebab sudah melaksanakan sholat ‘ied, maka dia melaksanakan sholat zhuhur. Pendapat ini lebih berhati-hati daripada pendapat bahwa sholat ‘ied menggugurkan kewajiban sholat jum’at dan sholat zhuhur. Wallohu a’lam.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.([3])
_______________
Footnote:
([1]) HR. Ibnu Majah, no. 1098. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shohih Sunan Ibnu Majah; dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata di dalam Takhrij Ibnu Majah, “Shohih lighoirihi”
([2]) HR. Abu Dawud, no. 1073. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shohih Sunan Abu Dawud. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 1311 dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma.
([3]) Sragen, Dhuha, Jum’at, 2-Shofar-1443 H / 10-September-2021