21- Nabi Pernah Melarang Memakan Daging Qurban Setelah Tiga Hari
HADITS ALI BIN ABI THOLIB
عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ، قَالَ: شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ، وَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا أَنْ نَأْكُلَ مِنْ لُحُومِ نُسُكِنَا بَعْدَ ثَلَاثٍ.
Dari Abu ‘Ubaid, dia berkata: “Aku menghadiri sholat ‘ied bersama (kholifah) ‘Ali bin Abi Tholib, beliau memulai sholat sebelum khutbah, dan berkata:
“Sesungguhnya Rosululloh ﷺ telah melarang kita memakan daging hewan qurban kita setelah tiga hari”.([1])
HADITS IBNU UMAR
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «لَا يَأْكُلْ أَحَدٌ مِنْ لَحْمِ أُضْحِيَّتِهِ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»
Dari Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Janganlah seorangpun memakan daging hewan qurban-nya lebih dari tiga hari”.([2])
Imam Bukhori meriwayatkan dengan lafazh sedikit berbeda, kemudian menambahkan:
وَكَانَ عَبْدُ اللهِ يَأْكُلُ بِالزَّيْتِ حِينَ يَنْفِرُ مِنْ مِنًى، مِنْ أَجْلِ لُحُومِ الهَدْيِ
“Dan Abdulloh (bin Umar) makan dengan minyak ketika meninggalkan Mina, dengan sebab (tidak makan) daging qurban (setelah tiga hari)”.([3])
Setelah meriwayatkan hadits ini, imam Tirmidzi berkata:
وَإِنَّمَا كَانَ النَّهْيُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَقَدِّمًا ثُمَّ رَخَّصَ بَعْدَ ذَلِكَ
“Sesungguhnya larangan dari Nabi itu telah terdahulu, kemudian beliau memberikan keringanan setelah itu”.([4])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:
1- Di zaman Nabi dan Khulafaur Rosyidin, imam dan khotib sholat ‘ied adalah Nabi dan Khulafaur Rosyidin.
2- Sholat ‘ied dilakukan sebelum khutbah. Berbeda dengan sholat jum’at, yang khutbah dilakukan sebelum sholat.
3- Rosululloh ﷺ pernah melarang shohibul qurban memakan daging hewan qurban-nya lebih dari tiga hari.
4- Keutamaan Abdulloh bin Umar, beliau mentaati Nabi dengan tidak memakan daging hewan qurban-nya setelah tiga hari.
5- Beribadah itu dengan tuntunan dari Alloh dan Rosul-Nya. Bukan semata-mata dengan akal dan perasaan.
6- Nabi pernah melarang memakan daging hewan qurban setelah tiga hari, kemudian beliau memberikan keringanan setelah itu untuk memakannya.
7- Larangan tersebut, sebab di zaman itu terjadi kelaparan, sehingga Nabi menghendaki para Sahabat bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini diterangkan hadits-hadits yang lain.
8- Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah (wafat th. 852 H) berkata:
قَالَ الشَّافِعِيُّ لَعَلَّ عَلِيًّا لَمْ يَبْلُغْهُ النَّسْخُ ، وَقَالَ غَيْرُهُ يَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ الْوَقْتُ الَّذِي قَالَ عَلِيٌّ فِيهِ ذَلِكَ كَانَ بِالنَّاسِ حَاجَةٌ كَمَا وَقَعَ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِذَلِك جزم بن حَزْمٍ
“(Imam) Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Kemungkinan naskh (penghapusan hukum) tidak sampai kepada (kholifah) ‘Ali”.
Selainnya berkata: “Kemungkinan waktu yang (kholifah) ‘Ali mengatakan hal itu, manusia mengalami kebutuhan (kelaparan), sebagaimana terjadi di zaman Nabi ﷺ, itu yang ditetapkan oleh Ibnu Hazm”.([5])
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.
Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Rabu, Bakda Maghrib, 1-Dzulhijjah-1443 H / 30-Juni-2022
_____________
Footnote:
([1]) HR. Muslim, no. 1969/24, dan ini lafazhnya; Bukhori, no. 5573; Nasai, no. 4425
([2]) HR. Muslim, no. 1970/26; Tirmidzi, no. 1509; Ahmad, no. 4558, 4643, 4936; Ibnu Hibban, no. 5922. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani; juga oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrij Musnad Ahmad
([4]) Sunan Tirmidzi, no. 1509