16- Nabi Pernah Membagikan Kambing-Kambing Untuk Qurban Sahabat
HADITS ABU BAKROH
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: ثُمَّ انْصَرَفَ – كَأَنَّهُ يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ – إِلَى كَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَذَبَحَهُمَا، وَإِلَى جُذَيْعَةٍ مِنَ الْغَنَمِ فَقَسَمَهَا بَيْنَنَا.
Dari Abdurohman bin Abi Bakroh, dari bapaknya, dia berkata: “(Setelah berkhutbah) pada hari raya qurban, kemudian Nabi ﷺ berpaling menuju dua ekor domba jantan, berwarna dominan putih, lalu beliau menyembelih keduanya. Dan beliau menuju sekawanan kambing, lalu membagikannya di antara kami”.([1])
HADITS ‘UQBAH BIN ‘AMIR
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهُ غَنَمًا يَقْسِمُهَا عَلَى صَحَابَتِهِ، فَبَقِيَ عَتُودٌ، فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «ضَحِّ بِهِ أَنْتَ»
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir rodhiyallohu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ memberikan kambing kepadanya, beliau membagikannya kepada sahabat-sahabatnya. Lalu tersisa kambing muda (belum poel; ganti gigi), lalu dia menyampaikannya kepada Nabi ﷺ.
Maka beliau bersabda: “Sembelih-lah kambing itu! khusus kamu”.([2])
HADITS ZAID BIN KHOLID AL-JUHANIY
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ، قَالَ: قَسَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَصْحَابِهِ غَنَمًا لِلضَّحَايَا، فَأَعْطَانِي عَتُودًا جَذَعًا مِنَ الْمَعْزِ، قَالَ: فَجِئْتُهُ بِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّهُ جَذَعٌ قَالَ: «ضَحِّ بِهِ» فَضَحَّيْتُ بِه.
Dari Zaid bin Kholid Al-Juhaniy, dia berkata: Rosululloh ﷺ membagikan kambing kepada sahabat-sahabatnya untuk hewan qurban. Beliau memberikan kepadaku kambing jawa muda yang belum poel (ganti gigi). Lalu aku mendatangi beliau, aku mengatakan: “Wahai Rosululloh, kambing itu jadza’ (belum poel)”.
Beliau bersabda: “Sembelih-lah kambing itu!”. Maka aku berqurban dengannya”.([3])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:
1- Amalan yang dituntunkan pada hari raya ‘idul adh-ha adalah sholat ‘idul adh-ha di tanah lapang, kemudian imam berkhutbah, kemudian menyembelih qurban.
2- Di antara hewan qurban yang utama adalah domba jantan, yang berwarna putih campur hitam, dan bertanduk.
Sebab Nabi ﷺ pernah berqurban dengan hewan dengan sifat demikian.
3- Disukai menyembelih qurban sendiri, namun boleh mewakilkan kepada orang muslim lainnya.
4- Nabi ﷺ pernah memberikan kambing-kambing kepada sahabat-sahabatnya untuk qurban.
Abul Abbas Al-Qurthubiy (wafat th. 656 H) rohimahulloh berkata:
وفي حديث عقبة دليل على تأكد أمر الأضحية ، وأن الإمام ينبغي له أن يفرِّق الضحايا على من لا يقدر عليها من بيت مال المسلمين
“Di dalam hadits ‘Uqbah terdapat dalil penekanan urusan qurban, dan seorang imam (pemimpin negara) sepantasnya menyebarkan hewan-hewan qurban dari baitul mal kaum Muslimin kepada orang yang tidak mampu berqurban”.([4])
5- Boleh berqurban dengan hewan pemberian orang lain.
Imam Zainuddin Al-‘Irooqiy (wafat th. 806 H) rohimhaulloh berkata:
قَالَ ابْنُ بَطَّالٍ فِيهِ إنَّهُ تَجُوزُ الضَّحَايَا بِمَا يُهْدَى إلَيْك وَبِمَا لَمْ تَشْتَرِهِ بِخِلَافِ مَا يَعْتَقِدُهُ عَامَّةُ النَّاسِ
“Ibnu Baththool berkata: ‘Di dalamnya terdapat dalil, boleh berqurban dengan hewan yang dihadiahkan kepadamu, dan (boleh berqurban) dengan hewan yang kamu tidak membelinya, berbeda dengan keyakinan kebanyakan orang”.([5])
6- Hukum asalnya hewan qurban harus musinnah (sudah ganti gigi), namun dalam keadaan-keadaan tertentu ada pengecualian.
7- Bertanya kepada Ulama dalam masalah agama yang belum jelas. Sebagaimana sahabat yang bertanya kepada Nabi ﷺ.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.
Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Rabu, Bakda Zhuhur, 23-Dzulqo’dah-1443 H / 22-Juni-2022
______________
Footnote:
([1]) HR. Nasai, no. 4389. Syaikh Al-Albani berkata: “Shohih”
([2]) HR. Bukhori, no. 2300, 2500, 5547, 5555, ; Muslim, no. 1965/15, 1965/16; Tirmidzi, no. 1500; Nasai, no. 4379, 4380, 4381; Ibnu Majah, no. 3138; Ahmad, no. 17304, 17346, 17380, 17424; Ibnu Khuzaimah, no. 2916; Ibnu Hibban, no. 5898
([3]) HR. Ahmad, no. 21690; Ibnu Hibban, no. 5899, dan ini lafazh keduanya; Abu Dawud, no. 2798
([4]) Al-Mufhim Limaa Asykala Min Talkhis Kitab Muslim, 7/425
([5]) Thorhut Tatsriib, 5/189-190