Maksiat Perut: Memakan Harta Waqaf Tidak Sesuai Syarat Pewaqif

 

أَوْ الْأَوْقَافِ عَلىَ خِلاَفِ مَا شَرَّطَ الْوَاقِفِ وَالْمَأْخُوْذُ بِوَجْهِ الْحَيَاءِ.

“… atau memakan harta waqaf dengan cara yang menyelesihi syarat pewaqaf, dan (apa) yang diambil dengan wajah malu.”

 

Tentang memakan harta waqaf dengan cara yang menyelisihi syarat pewaqaf, Imam Nawawi al-Bantani rahimahullah berkata,

 

فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ جُمْلَةِ أَكْلِ مَالِ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُسْلِمُونَ عِنْدَ شُرُوطِهِمْ

 

‘Dikarenakan yang demikian itu termasuk bagian dari memakan harta manusia dengan cara yang bathil.’ Nabi ﷺ bersabda, ‘Orang muslim tergantung persyaratannya.’([1])([2])

 

Misal, ada orang mewaqafkan sumber airnya untuk orang-orang faqir, ternyata orang-orang kayapun ikut memakannya. Berbeda jika dia mewaqafkan sumber airnya untuk kaum muslimin, maka semua boleh memanfaatkannya baik yang miskin atau yang kaya.

 

Misal yang lain; orang mewaqafkan sumber airnya untuk kepentingan kemakmuran masjid, maka tidak boleh memanfaatkan air tersebut selain daripada kepentingan kemakmuran masjid.

 

(Makalah Kajian Syarah Sullamauttaufik oleh Ust. Muhammad Syahri di Rumah Bpk. H. Jarot Jawi Prigen)

__________________________________

Footnote:

([1]) HR Bukhari (3/92) kitab Al Ijaroh, al-Baihaqiy (14212), lihat as-Shahiihah (2915), al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (33/247)

([2]) al-Mirqah, Nawawi al-Bantani, 66

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *