Maksiat Hati: Membenci Para Sahabat, Keluarga Nabi Dan Orang-Orang Shalih

Berkata al’Allaamah Abdullah bin Husain bin Thahir Ba’alawiy rohimahullah:

وَبُغْضُ الصَّحَابَةِ وَالْآلِ وَالصَّالِحِيْنَ.

“Dan membenci para sahabat, keluarga (Nabi) dan orang-orang shalih.”

 

Imam Nawawi al-Bantani rahimahullaah menyebutkan hadits dalam syarahnya, dari ‘Abdullah bin Mughaffal al-Muzaniy radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah

 

«اللهَ اللهَ فِي أَصْحَابِي، اللهَ اللهَ فِي أَصْحَابِي، لَا تَتَّخِذُوهُمْ غَرَضًا بَعْدِي، فَمَنْ أَحَبَّهُمْ فَبِحُبِّي أَحَبَّهُمْ، وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ فَبِبُغْضِي أَبْغَضَهُمْ، وَمَنْ آذَاهُمْ فَقَدْ آذَانِي، وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى اللهَ وَمَنْ آذَى اللهَ فَيُوشِكُ أَنْ يَأْخُذَهُ»

 

“(Bertakwalah kalian kepada) Allah, (bertakwalah kalian kepada) Allah terhadap para sahabatku. (Bertakwalah kalian kepada) Allah, (bertakwalah kalian kepada) Allah terhadap para sahabatku. Janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran cacian setelahku. Maka siapa yang mencintai mereka, maka dengan cintaku, Dia akan mencintai mereka. Dan barangsiapa membenci mereka, maka dengan kebencianku, Dia akan membenci mereka. Dan barangsiapa menyakiti mereka, maka sungguh dia telah menyakitiku. Dan siapa yang menyakitiku, maka sungguh dia telah menyakiti Allah, dan barangsiapa menyakiti Allah, hamper-hampir saja dia akan mengadzabnya.”([1])

 

Hadits ini diperkuat oleh hadits Al Bara` bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

 

الْأَنْصَارُ لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ فَمَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللهُ

 

“Tidaklah mencintai kaum Anshar, kecuali seorang mukmin. Dan tidaklah membenci mereka, kecuali seorang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, niscaya Allah mencintainya. Barangsiapa membenci mereka, niscaya Allah membencinya.”([2])

 

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata Rasulullah bersabda,

 

«لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ»

 

“Janganlah kalian mencaci sahabatku, janganlah kalian mencaci sahabatku, maka demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya salah seorang dari kalian berinfak emas seperti gunung Uhud, maka tidak akan bisa menyamai satu mud (infaq) mereka, tidak juga separuhnya.’([3])

 

(Makalah Kajian Syarah Sullamuttaufik, Ust. Muhammad Syahri)

_______________________

Footnote:

([1]) Dha’if, HR. Ahmad (20549, 20578), didha’ifkan oleh al-Arnauth.

([2]) HR Al Bukhari (3783) dan Muslim (75)

([3]) HR. Muslim (2540), al-Bukhari (3470), at-Tirmidzi (3861), Ahmad (11094)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *