Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy hafizhahullah
HADITS ‘UTSMAN BIN ‘AFFAAN radhiyallaahu ‘anhu
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» قَالَ: وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ، حَتَّى كَانَ الحَجَّاجُ قَالَ: وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا
Dari ‘Utsman, radhiyallaahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Dia (Sa’ad bin ‘Ubaidah) berkata: “Abu Abdirrohman (As-Sulamiy) telah mengajarkan Al-Qur’an pada pemerintahan (kholifah) ‘Utsman, sampai zaman (gubernur) Al-Hajjaj, beliau berkata, ‘(Hadits) itu yang menyebabkan aku duduk di tempat duduk-ku ini (mengajarkan Al-Qur’an).([1])
Di dalam riwayat lain dengan lafazh:
«إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”([2])
KETERANGAN:
Hadits ini juga diriwayatkan dari sahabat lain, yaitu:
1) Ali bin Abi Tholib([3])
2) Sa’ad bin Abi Waqqosh([4])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:
1- Manusia paling baik adalah orang yang menggabungkan dua sifat: belajar Al-Qur’an dari orang lain dan mengajarkannya kepada orang lain.([5])
2- Belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakup mempelajari lafazh dan maknanya.
Yakni orang yang belajar dan mengajarkan bacaan dan hafalan Al-Qur’an masuk hadits ini.
Demikian pula mengajarkan makna dan tafsir-nya, juga masuk hadits ini.([6])
3- Keutamaan mengadakan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di masjid-masjid atau tempat lainnya. Maka selayaknya orang tua memasukkan anak-anaknya untuk belajar Al-Qur’an dan orang yang mampu mengajar untuk mengajar.
4- Ilmu yang paling utama untuk dipelajari dan diajarkan adalah Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an adalah kitab Alloh, dan sebaik-baik perkataan.
5- Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah orang yang menyempurnakan dan memberi manfaat kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Maka menggabungkan keduanya menjadikannya sebagai orang yang paling utama.([7])
6- Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah dengan tujuan untuk diamalkan. Sebab ilmu yang tidak diamalkan tidak disebut ilmu menurut syari’at. Dan ulama sepakat bahwa orang yang bermaksiat kepada Alloh adalah orang yang jahil (bodoh; melakukan hal yang tidak pantas).([8])
7- Abu Abdirrohman As-Sulamiy telah mengajarkan Al-Qur’an pada pemerintahan kholifah ‘Utsman, sampai zaman gubernur Al-Hajjaj.
Awal khilafah ‘Utsman sampai akhir kekuasaan Al-Hajjaj selama 72 tahun.
Sedangkan akhir khilafah ‘Utsman sampai awal kekuasaan Al-Hajjaj selama 38 tahun. Maka lama mengajar As-Sulami antara 38-72 tahun.([9])
Kesabaran dan keistiqomahan yang pantas menjadi teladan, dengan sebab mengetahui keutamaan mengajarkan Al-Qur’an.
8- Semangat Salafus Sholih di dalam mengamalkan Sunnah Nabi.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits–hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju Sorga-Nya yang penuh kebaikan.([10])
____________________________
Footnote:
([1]) HR. Bukhori, no. 5027; Tirmidzi, no. 2907; Abu Dawud, no. 1452; Ahmad, no. 412, 413, 500; Ibnu Hibban, no. 118
([2]) HR. Bukhori, no. 5028; Ibnu Majah, no. 211, 212; Ahmad, no. 405, 500
([3]) HR. Tirmidzi, no. 2909; Ahmad, no. no. 1318. Syaikh Al-Albani berkata, “Shohih lighoirihi”
([4]) HR. Ibnu Majah, no. no. 213. Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam berkata: “Sanad hadits ini sangat lemah…namun kalimat pertama ada di dalam Shohih (Bukhori) dari hadits ‘Utsman”. Lihat: Masyariqul Anwar, no. 213
([5]) Lihat: Syarah Riyadhus Sholihin, 4/639, Syaikh Al-‘Utsaimin
([6]) Lihat: Syarah Riyadhus Sholihin, 4/639, Syaikh Al-‘Utsaimin
([8]) Lihat: Mirqotul Mafatih, 4/1453
([9]) Lihat Fathul Bari, 9/76-77
([10]) Sragen, Dhuha Sabtu, 29-Rojab-1442 H / 13-Maret-2021 M