Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy hafizhahullah
Hadits Abdulloh Bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ»، قَالَ: «فَيُشَفَّعَانِ»
Dari Abdulloh bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhu, bahwa: Rasulullah ﷺ bersabda “(Amalan) puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. (Amalan) puasa akan berkata: “Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka terimalah syafa’at-ku untuknya”. (Amalan) Al-Qur’an berkata: “Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka terimalah syafa’at-ku untuknya”. Beliau bersabda: “Kemudian keduanya diterima syafa’atnya.”([1])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:
1- Amalan puasa akan memberi syafa’at di hari kiamat bagi orang yang berpuasa, dengan berkata: “Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka terimalah syafa’at-ku untuknya”.
2- Waktu puasa mulai terbit fajar shodiq sampai matahari tenggelam, sehingga puasa tidak akan membinasakan, bahkan baik untuk kesehatan.
3- Amalan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at di hari kiamat bagi orang yang membacanya, dengan berkata: “Aku telah menahannya dari tidur di waktu malam, maka terimalah syafa’at-ku untuknya”.
4- Orang yang memiliki hafalan Al-Qur’an sepantasnya banyak muroja’ah (mengulang-ulang) hafalan di setiap waktu, khususnya di malam hari dengan menggunakannya untuk sholat lail, sehingga hafalannya kuat.
5- Urgensi beramal sholih di dunia, sebab akan menjadi sarana keselamatan di akhirat.
6- Pada hari kiamat ada syafa’at yang diterima, yaitu dengan dua syarat: pertama: yang memohonkan syafa’at diberi idzin oleh Alloh, kedua: yang dimohonkan adalah orang yang diridhoi oleh Alloh, yaitu orang yang beriman.
7- Pada hari kiamat ada syafa’at yang ditolak, yaitu yang tidak memenuhi syaratnya.
8- Pada hari kiamat Alloh ﷻ akan mewujudkan bentuk pahala amal sholih dan menjadikannya bisa berbicara. Alloh ﷻ Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan tidak boleh mentakwilkannya dengan kiasan atau gambaran. Syaikh Al-Albani berkata: “Mentakwil (merubah makna) nash-nash seperti ini bukan dari jalan Salaf M, namun itu adalah jalan Mu’tazilah dan Kholaf yang mengikuti jalan mereka. Dan ini bertentangan dengan syarat iman yang pertama “orang-orang yang beriman kepada perkara ghoib”, maka waspadalah! engkau jangan mengikuti jalan mereka, sehingga engkau akan sesat dan celaka, kita berlindung kepada Alloh Ta’ala”.([2])
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju Sorga-Nya yang penuh kebaikan.([3])
_____________________________
Footnote:
([1]) HR. Ahmad, no. 6626, Sanadnya lemah sebab Ibnu Lahi’ah. Namun dikuatkan Ibnu Wahb di dalam HR. Thobroni di dalam Al-Kabir, 13/38, no. 88; Ibnu Nashr Al-Mawarzi di dalam Mukhtashor Qiyamil Lail, hlm. 46; Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, no. 1839; dan Al-Hakim, no. 2036, dan dia menshohihkannya. Syaikh Al-Albani menshohihkan di dalam Shahih At-Targhib, no. 984, Shohihul Jami’, no. 3882, Misykatul Mashobih, no. 1963 dan Tamamul Minnah, hlm. 394
([2]) Catatan kaki Shahih At-Targhib, no. 984
([3]) Sragen, Bakda Isya’ Ahad, 2-Rojab-1442 H / 14-Februari-2021 M