Saudaraku semoga Allah merahmati kalian. Manusia didalam kegelapan kubur berada diantara dua hal, mendapat nikmat atau adzab. Hal itu sampai tegak hari kiamat kelak, dan apabila kiamat telah datang maka Allah Ta’ala mengembalikan ruh mereka kedalam tubuhnya ketika berada didunia, setelah itu Allah lalu menghidupkan mereka. Sebagaimana yang tersirat dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
﴿ ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴾
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah ilah yang benar dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS al-Hajj: 6).
Dalam hadits disebutkan, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(( ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ))
“Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau deras maka hujan tersebut menumbuhkan jasad manusia”.1
Inilah beberapa fase perjalanan seorang manusia setelah kematiannya lalu dikubur hingga ia dibangkitkan dan dikumpulkan oleh Allah Ta’ala sehingga ia mengetahui, apakah sebagai penghuni surga atau neraka:
-
Apabila Allah telah menghendaki agar manusia hidup kembali, maka Dia menyuruh bumi menghimpun mereka agar keluar dari dalam kuburnya.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam firmanNya:
﴿ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمۡ دَعۡوَةٗ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ إِذَآ أَنتُمۡ تَخۡرُجُونَ ﴾
“Kemudian apabila Dia memanggil kalian sekali panggil dari bumi, maka seketika itu (juga) kamu keluar (dari dalam kubur)”. (QS ar-Ruum: 25).
Dalam ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
﴿ وَٱسۡتَمِعۡ يَوۡمَ يُنَادِ ٱلۡمُنَادِ مِن مَّكَانٖ قَرِيبٖ ٤١ يَوۡمَ يَسۡمَعُونَ ٱلصَّيۡحَةَ بِٱلۡحَقِّۚ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡخُرُوجِ ٤٢ إِنَّا نَحۡنُ نُحۡيِۦ وَنُمِيتُ وَإِلَيۡنَا ٱلۡمَصِيرُ ٤٣ يَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلۡأَرۡضُ عَنۡهُمۡ سِرَاعٗاۚ ذَٰلِكَ حَشۡرٌ عَلَيۡنَا يَسِير ﴾
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (darid dalam kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk). (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami”. (QS Qaaf: 41-44).
-
Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang pertama yang bangkit dari kuburnya.
Seperti tercantum dalam hadits shahih, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan: “Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
« أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ»
“Aku adalah penghulu anak cucu Adam, Pada hari kiamat kelak. Aku adalah orang pertama yang dibangkitkan dari dalam kubur, dan orang pertama yang meminta syafa’at dan diizinkan memberi syafa’at”.2
-
Apabila manusia telah bangkit dari dalam kuburnya, maka tiap orang berdiri disisi kuburnya menunggu perintah selanjutnya untuk berkumpul di Mahsyar.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firmannya Allah Azza wa jalla:
﴿ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخۡرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِيَامٞ يَنظُرُونَ ﴾
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)“. (QS az-Zumar: 68).
Dalam hadits, hal senada juga telah dijelaskan, hal itu sebagaimana yang dikatakan ole Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu: “Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(( ثُمَّ يُنْفَخُ فِى الصُّورِ فَلاَ يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلاَّ أَصْغَى فَيَصْعَقُ النَّاسُ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ ثُمَّ يُقَالُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ. وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ ))
“Kemudian sangkakala ditiup, maka tidak ada seorangpun yang mendengarnya melainkan pasti semuanya mati. Setelah itu Allah menurunkan hujan gerimis atau deras yang menumbuhkan jasad mereka. Lalu sangkakala ditiup sekali lagi, maka mereka berdiri menunggu (perintah selanjutnya). Kemudian terdengar suara yang menyeru; ‘Wahai manusia kemarilah kepada Rabb kalian’. Lalu mereka berhenti menunggu, sesungguhnya mereka semua akan ditanya (tentang amalannya)”.3
Bila semua orang telah bangkit dari kuburnya, Allah Ta’ala kemudian menyuruh menggiring dan mengumpulkan mereka disatu tempat, guna mempertanggang jawabkan amalannya masing-masing tatkala didunia, dan menerima balasan atas amalannya tersebut, jika baik maka ia memetik yang baik, dan bila amalannya jelek maka dia juga akan mengunduh hasilnya.
Hal itu, sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan dalam ayatnya:
﴿ وَإِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَحۡشُرُهُمۡۚ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ عَلِيمٞ ﴾
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui“. (QS al-Hijr: 25).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman:
﴿ يَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلۡأَرۡضُ عَنۡهُمۡ سِرَاعٗاۚ ذَٰلِكَ حَشۡرٌ عَلَيۡنَا يَسِيرٞ ﴾
“(Yaitu) pada hari di mana bumi terbelah, menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami”. (QS Qaaf: 44).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu, beliau berkata: “Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
((يَجْمَعُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَيُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي وَيَنْفُذُهُمْ الْبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنْ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لَا يُطِيقُونَ وَمَا لَا يَحْتَمِلُونَ ))
“Kelak pada hari kiamat Allah akan mengumpukan seluruh makhluk, dari generasi pertama sampai yang paling akhir disatu tempat. Lalu mereka dipanggil, yang memalingkan seluruh pandangan kearahnya. Kemudian matahari didekatkan pada mereka, sehingga manusia pada saat itu dalam kesulitan dan kepayahan yang tidak sanggup lagi mereka rasakan”.4
Bersambung….
(Diterjemahkan dari kitab al-Iimaan bi al-Yaumi al-Aakhir, oleh Syaikh Muhammad Ahmad al-‘Amari)
1 . HR Muslim no: 7568. Dalam Bab: Fii Khurujul Dajjal.
2 . HR Muslim no: 6079. Di dalam Bab: Tafdhil Nabiyuna ‘ala Jami’il Khalaaiq.
3 . HR Muslim no: 7568. di dalam Bab: Fii Khurujul Dajjal.
4 . HR Muslim no: 287. Di dalam Bab: Adna Ahlil Jannah Manzilatan fiiha.