Putus Asa Dari Rahmat Allah

Putus Asa Dari Rahmat Allah

وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ.

“Serta berputus asa dari rahmat Allah.”

Larangan Berputus Asa Dari Rahmat Allah

Allah D berfirman:

۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53)

Rahmat Allah Meliputi Segala Sesuatu

Allah D berfirman:

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ

“…dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu…” (QS. al-A’raaf: 156)

Belas Kasih Allah Melebihi Seorang Ibu Kepada Anaknya, Bahkan Melebihi Belas Kasih Seluruh Makhluk-Nya

Dari ‘Umar Ibnu `l-Khaththâb L, dia berkata:

قَدِمَ رسُولُ اللهِ i بِسَبْي فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْي تَسْعَى، إِذْ وَجَدتْ صبيًّا في السبْي أَخَذَتْهُ فَأَلْزَقَتْهُ بِبَطْنِها، فَأَرْضَعَتْهُ، فقال رسُولُ اللهِ i: «أَتُرَوْنَ هَذِهِ المَرْأَةَ طارِحَةً وَلَدَهَا في النَّارِ؟ قُلْنَا: لاَ وَاللهِ. فَقَالَ: «للهُ أَرْحمُ بِعِبادِهِ مِنْ هَذِهِ بِولَدِهَا»

Rasûlullâh ﷺ datang dengan membawa tawanan, tiba-tiba seorang wanita dari tawanan berlari Karena melihat bayi laki-laki ada dalam tawanan, dia mengambilnya dan menempelkannya pada perutnya, lalu dia susui, maka Rasûlullâh
ﷺ bersabda: “Apakah menurut kalian wanita akan melemparkan anaknya dalam kobaran api?” Kami menjawab: “Tidak demi Allâh.” Maka beliau bersabda: “Sungguh Allâh lebih berbelas kasih kepada hamba-hamba-Nya daripada kasih sayang wanita ini kepada anaknya.”()

Dari Abû Hurairah I, dia berkata: “Saya mendengar Rasûlullâh ﷺ bersabda:

«جَعَلَ اللهُ الرَّحْمَةَ مائَةَ جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وتِسْعِينَ، وَأَنْزَلَ في الأَرْضِ جُزْءَا واحِداً، فَمِنْ ذَلِكَ الجُزْءِ يَتَراحمُ الخَلائِقُ حَتَّى تَرْفَعَ الدَّابَّةُ حَافِرَهَا عَنْ ولَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ»

“Allâh menjadikan rahmat itu seratus bagian. Lalu Dia menahan di sisi-Nya sebanyak sembilan puluh sembilan bagian dan menurunkan dimuka bumi satu bagian. Dan dari satu bagian itu makhluk-makhluk saling mengasihi, hingga seekor kuda mengangkat kakinya dari anaknya karena takut menimpanya.”

Dalam satu riwayat:

«إِنَّ لِلهِ تَعَالى مائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الجِنِّ والإِنْسِ وَالبَهَائمِ وَالهَوامِّ، فَبهَا يَتَعاطَفُونَ، وبها يَتَراحَمُونَ، وَبها تَعْطِفُ الوَحْشُ عَلى وَلَدهَا، وَأَخَّرَ اللهُ تَعالى تِسْعاً وتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بها عِبَادهُ يَوْمَ القِيَامَةِ»

“Sesungguhnya Allâh memilki seratus bagian rahmat. Dia menurunkan daripadanya satu rahmat diantara jin, manusia, hewan-hewan (binatang-binatang) dan serangga-serangga. Dengan satu rahmat itu mereka saling menyayangi dan saling mengasihi, dengannya hewan buas menyayangi anaknya. Dan Allâh menangguhkan sembilan puluh sembilan bagian rahmat-Nya, dengannya Dia akan menyayangi hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.”()

Dan Imam Muslim juga meriwayatkan dari Salman al-Farisi I, dia berkata: “Rasûlullâh ﷺ bersabda:

«إِنَّ لِلهِ تَعَالَى ماِئَةَ رَحْمَةٍ فَمِنْها رَحْمَةٌ يَتَراحَمُ بها الخَلْقُ بَيْنَهُمْ، وَتِسْع وَتِسْعُونَ لِيَوْم القِيامَةِ »

“Sesungguhnya Allâh memiliki seratus rahmat diantaranya adalah satu rahmat yang dengannya makhluk ini saling menyayangi diantara mereka. Sedangkan sembilan puluh sembilan diperuntukkan pada hari kiamat.”

Dan dalam satu riwayat:

«إِنَّ اللهَ تعالى خَلَقَ يَومَ خَلَقَ السَّمَواتِ والأَرْضَ مِائَةَ رَحْمَةٍ كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلى الأَرْضِ، فَجَعَلَ مِنها في الأَرْضِ رَحْمَةً فَبِها تَعْطِفُ الوَالِدَةُ عَلَى وَلَدِهَا وَالْوحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُها عَلَى بَعْضٍ فَإِذا كانَ يَوْمُ القِيامَةِ، أَكْمَلَها بهِذِهِ الرَّحْمَةِ»

“Sesungguhnya Allâh D menciptakan -pada hari Dia menciptakan langit dan bumi- seratus rahmat, setiap rahmat adalah menutupi (memenuhi) apa yang ada diantara langit dan bumi. Maka Dia letakkan dibumi satu rahmat. Dengannya seorang ibu menyayangi anaknya, binatang buas dan bangsa burung saling menyayangi, sebagian mereka atas sebagian yang lain. apabila terjadi hari kiamat Dia melengkapinya dengan rahmat ini.”()

Seluruh Dosa Diampuni oleh Allah D

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. an-Nisa`: 48)

Selagi Beriman, Allah Masukkan Ke Sorga Betapapun Amal Yang Dia Lakukan

Dari Ubadah Ibnu `l-Shamit I, dia berkata: “Bersabda Rasûlullâh
ﷺ:

«منْ شَهِدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَنَّ مُحمَّداً عبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وأَنَّ عِيسى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقاها إِلى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وأَنَّ الجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ عَلى ما كانَ مِنَ العمَلِ»

“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allâh semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwasannya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwasannya Isa adalah hamba Allâh, Rasul-Nya, kalimah-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, dan ruh dari pada-Nya, dan sesungguhnya surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, maka Allâh memasukkannya kedalam surga, apa saja amal perbuatan yang ada padanya.”()

Dan dalam satu riwayat Muslim:

«مَنْ شَهِدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وأَنَّ مُحَمَّداً رسُولُ اللهِ، حَرَّمَ اللهُ علَيهِ النَّارَ»

“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allâh dan bahwa Muhammad itu Rasûlullâh maka Allâh mengharamkan neraka atasnya.”

Selagi Tidak Berbuat Syirik, Sebesar Apapun Dosa, Pasti Diampuni

Dari Abû Dzar I, dia berkata: “Nabi ﷺ bersabda:

«يقولُ اللهُ عزَّ وجَلّ: مَنْ جاءَ بِالحَسَنَةِ، فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِها أَوْ أَزْيَدُ، ومَنْ جاءَ بِالسَّيِّئَةِ، فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ. وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْراً، تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعاً، ومنْ تَقَرَّبَ مِنِّي ذرَاعاً، تَقَرَّبْتُ مِنْهُ باعاً، وَمَنْ أَتاني يمشي، أَتَيْتُهُ هَرْولَةً، وَمَنْ لَقِيَني بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطِيئَةً لاَ يُشْرِكُ بِي شَيْئاً، لَقِيتُهُ بمثْلِها مغْفِرَةً»

“Allâh ﷻ berfirman: “Barangsiapa datang dengan membawa satu kebaikan maka baginya adalah sepuluh kali lipatannya atau lebih. Dan barangsiapa datang dengan membawa kejelekan maka balasan satu kejelekan adalah satu kejelekan sepertinya atau Aku ampuni. Dan barangsiapa mendekat kepada-Ku dengan satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya dengan satu hasta. Barangsiapa mendekat kepada-Ku dengan satu hasta maka Aku mendekat kepadanya dengan satu depa. Barangsiapa mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku mendatanginya dengan berlari, barangsiapa menemui-Ku dengan membawa kesalahan sebesar bumi dan dia tidak menyekutukan-Ku dengan apapun maka Aku menemuinya dengan ampunan yang seukuran dengan bumi.”()

Dari Jâbir I, dia berkata:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبيِّ  فقال: يا رَسُولَ اللهِ، ما المُوجِبَتانِ؟ فَقَالَ: «مَنْ مَات لاَ يُشرِكُ بِاللهِ شَيْئاً دخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ ماتَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، دَخَلَ النَّارَ»

“Datang seorang Arab Badui kepada Nabi ﷺ, dia bertanya: “Wahai Rasûlullâh apakah dua hal yang memastikan itu?” Beliau jawab: “Barangsiapa meninggal dunia, tidak menyekutukan Allâh sedikitpun maka pasti masuk surga dan barangsiapa meninggal dunia menyekutukan Allâh dengan sesuatu apapun pasti masuk neraka.”()

Dalam satu riwayat dari Abû Musa I dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

« يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيامَةِ نَاسٌ مِنَ المُسْلِمِين بِذُنُوبٍ أَمْثَالِ الجبَالِ يَغفِرُهَا اللهُ لهمُ »

“Akan datang pada hari kiamat sekelompok orang dari kaum muslimin dengan membawa dosa-dosa seperti gunung-gunung, Allâh akan mengampuninya untuk mereka.” (HR. Muslim)()

Selagi Memohon Ampun, Allah ﷻ Akan Ampuni

Dari Abû Hurairah I, dari Nabi ﷺ dalam hadîts yang beliau mengisahkan dari Tuhannya ﷻ. Dia berfirman:

«أَذنَب عبْدٌ ذَنباً، فقالَ: اللَّهُمَّ اغفِرْ لي ذَنبي، فقال اللهُ تَبَارَكَ وَتَعالى: أَذْنَبَ عبدِي ذنباً، فَعلِم أَنَّ لَهُ ربًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ، وَيأْخُذُ بِالذَّنبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذَنَبَ، فقال: أَيْ ربِّ اغفِرْ لي ذنبي، فقال تبارك وتعالى: أَذنبَ عبدِي ذَنباً، فَعَلَمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغفِرُ الذَّنبَ، وَيَأخُذُ بِالذنْبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذنَبَ، فقال: أَي رَبِّ اغفِرْ لي ذَنبي، فقال تَبَارَكَ وَتَعَالى: أَذنَبَ عَبدِي ذَنباً، فعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنبَ، وَيأْخُذُ بِالذَّنبِ، قدَ غَفَرْتُ لِعبدي .. فَلْيَفعَلْ ما شَاءَ»

“Seorang hamba melakukan satu dosa lalu berdo’a: “Ya Allâh ampunilah dosaku.” Maka Allâh ﷻ berfirman: “Hamba-Ku berbuat dosa, dia mengetahui bahwa dirinya memiliki satu Tuhan yang bisa mengampuni dosa dan menghukum karena dosa.” Kemudian dia kembali melakukan dosa, lalu berdo’a: “Wahai Tuhanku ampunilah dosaku.” Maka Allâh ﷻ berfirman: “Hamba-Ku berbuat dosa , maka dia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukum karena dosa.” Kemudian dia kembali berbuat dosa, kemudian berdo’a: “Wahai Tuhanku ampunilah dosa-dosaku.” Maka Allâh ﷻ berfirman: “Hamba-Ku berbuat dosa, maka mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni untuk hamba-Ku maka berbuatlah sesukanya.”()

Friman Allâh ﷻ: “Maka berbuatlah sesukanya artinya: “Selama dia berbuat demikian, berdosa kemudian bertaubat maka Aku ampuni sebab taubat itu menghancurkan dosa-dosa sebelumnya.”

Dari Anas bin Malik I, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

« قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ إنَّك مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَك عَلَى مَا كَانَ مِنْك وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُك عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَك، يَاابْنَ آدَمَ لَوْ أَتَيْتنِي بِقُرَابَةِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً»

“Allâh ﷻ berfirman: “Wahai manusia sesungguhnya selama kamu berdo’a kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku pasti mengampunimu, apa saja amal yang ada padamu Aku tidak peduli. Wahai manusia, seandainya dosa-dosamu itu membumbung tinggi mancapai langit, kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, Aku pasti mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai manusia, sesungguhnya andaikata kamu mendatangi-Ku dengan membawa hampir sebesar bumi dari dosa-dosa kemudian kamu menemui-Ku, kamu tidak menyekutukan-Ku sedikitpun niscaya Aku mendatangimu dengan membawa ampunan seukuran bumi.”()

Pintu Ampunan Allah ﷻ Tak Pernah Tertutup

Dari Abû Musa I, dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

«إِنَّ اللهَ تعالى، يَبْسُطُ يَدَهُ باللَّيلِ لَيَتُوبَ مُسيِءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدهُ بِالنَّهارِ ليَتُوبَ مُسيءُ اللَّيلِ حتى تَطْلُعَ الشمسُ مِنْ مَغْرِبَها»

“Sesungguhnya Allâh ﷻ membuka tangan-Nya dimalam hari agar pelaku dosa di siang hari bertaubat, dan membuka tangan-Nya di siang hari agar pelaku dosa di malam hari bertaubat, hingga matahari muncul dari tempat terbenamnya.”()

Wajib Penuh Harap Rahmat Allah ﷻ

Dari Anas bin Malik I,

«أَنَّهُ  دَخَلَ عَلَى شَابٍّ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ فَقَالَ: كَيْفَ تَجِدُك؟ قَالَ: أَرْجُو اللهَ يَا رَسُولَ اللهِ، وَإِنِّي أَخَافُ ذُنُوبِي، فَقَالَ : لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إلَّا أَعْطَاهُ اللهُ مَا يَرْجُو وَأَمَّنَهُ مِمَّا يَخَافُ»

“Bahwasannya beliau  masuk menemui seorang pemuda sementara dia pada saat (menghadapi) kematian. Maka beliau bersabda, ‘Bagaimana engkau mendapati dirimu?’ Dia menjawab, ‘Aku berharap Allah wahai Rasulullah, dan sesungguhnya aku tengah mengkhawatirkan dosa-dosaku.’ Maka Nabi  bersabda, ‘Tidaklah terkumpul dua hal tersebut dalam hati seorang hamba dalam keadaan seperti ini, melainkan Allah akan memberinya apa yang dia harapkan, dan mengamankannya dari apa yang dia khawatirkan.”()

Setengah Penghuni Sorga Adalah Ummat Muhammad

Dari Ibnu Mas’ûd I, dia berkata:

كُنَّا مَعَ رسولِ اللهِ  في قُبَّةٍ نَحواً مِنْ أَرَبعِينَ، فقال : «أَتَرضَونَ أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الجَنَّةِ؟» قُلْنَا: نَعَم، قال: «أَتَرضَونَ أَن تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الجَنَّةِ؟» قُلْنَا: نَعَم، قال: «وَالَّذِي نَفسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنِّي لأَرجُو أَنْ تَكُونُوا نِصفَ أَهْلِ الجَنَّة، وَذَلِك أَنَّ الجَنَّةَ لا يَدخُلُهَا إِلاَّ نَفسٌ مُسلِمَةٌ، وَمَا أَنتُمْ في أَهْلِ الشِّركِ إِلاَّ كَالشَّعرَةِ البَيَضَاءِ في جلدِ الثَّورِ الأَسودِ، أَوْ كَالشَّعَرَةِ السَّودَاءِ في جلدِ الثَّورِ الأَحْمَرِ»

“Kami bersama-sama Rasûlullâh  dalam sebuah Qubbah() sekitar empat puluh orang. Maka beliau bersabda: “Apakah kamu rela menjadi seperempat dari penduduk surga?” Kami jawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Apakah kamu rela menjadi sepertiga penduduk surga?” Kami katakan: “Ya.” Beliau bersabda: “Demi Allâh yang jiwa Muhammad ada ada ditangan-Nya sesungguhnya aku berharap agar kamu menjadi separuh ahli surga, karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim (berserah diri kepada Allâh). Kamu ditengah-tengah orang musyrik hanyalah seperti sehelai rambut putih dikulit sapi jantan hitam, atau seperti sehelai rambut hitam dikulit sapi merah.”()

Harapan Tertinggi Seorang Mukmin Adalah Kebahagiaan Akhirat Bukan Dunia

Dari Anas I dari Rasûlullâh  beliau bersabda:

«إِنَّ الكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً، أُطعِمَ بِهَا طُعمَةً مِنَ الدُّنيَا، وَأَمَّا المُؤمِن، فَإِنَّ اللهَ تعـالى يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ في الآخِرَةِ، وَيُعْقِبُهُ رِزْقاً في الدُّنْيَا عَلى طَاعَتِهِ»

“Sesungguhnya orang kafir itu apabila ia melakukan kebaikan maka ia dibalas dengan diberi makanan dari dunia. Adapun orang mukmin maka Allâh menyimpan kebaikan-kebaikannya untuk diakhiratnya dan (juga) diberinya rizki didunia atas ketaatannya.”

Dalam satu riwayat:

« إِنَّ اللهَ لا يَظْلِمُ مُؤْمِناً حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا في الدُّنْيَا، وَيُجْزَى بِهَا في الآخِرَة، وَأَمَّا الْكَافِرُ، فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ لِلهِ تعالى ، في الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلى الآخِرَة، لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا»

“Sesungguhnya Allâh tidak menzhalimi kebaikan seorang mukmin, dengan kebaikan itu ia diberi rizki di dunia dan diberi balasan di akhirat. Adapun orang kafir maka dengan kebaikan-kebaikan amal yang ia kerjakan karena Allâh ia diberi rizki didunia, sehingga ketika ia memasuki akhirat ia tidak lagi memiliki satu kebaikan yang harus dibalasnya karenanya.”()

Dari Ibnu ‘Abbâs I, dia berkata: “Saya mendengar Rasûlullâh  bersabda:

«مَا مِنْ رَجُلٍ مُسلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنازتِه أَرَبَعُونَ رَجُلاً لا يُشرِكُونَ بِاللهِ شَيئاً إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فيه»

“Tiada seorang muslim yang mati kemudian dishalati oleh empat puluh orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allâh sedikitpun melainkan Allâh menerima syafa’at mereka terhadapnya.”()

Yahudi Dan Nasrani Adalah Pengganti Setiap Muslim di Neraka

Dari Abû Musa al-Asy’ari I, dia berkata: “Rasûlullâh  bersabda:

«إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيامَةِ دَفَعَ اللهُ إِلى كُلِّ مُسْلِمٍ يَهُوديًّا أو نَصْرَانِيًّا فَيَقُولُ : هَذَا فِكَاكُكَ مِنَ النَّارِ»

“Apabila dihari kiamat Allâh akan menyodorkan seorang Yahudi atau Nashrani kepada tiap muslim lalu dia berfirman: “Ini adalah tebusanmu dari neraka.”()

Dari Ibnu ‘Umar I dia berkata: “Saya mendengar Rasûlullâh  bersabda:

«يُدْنَى المُؤْمِنُ يَومَ القِيَامَةِ مِنُ رَبِّهِ حتَّى يَضَعَ كَنَفَهُ عَلَيهِ، فَيُقَرِّرَهُ بِذُنُوبِه، فيقولُ: أَتَعرفُ ذنبَ كَذا؟ أَتَعرفُ ذَنبَ كَذَا؟ فيقول: رَبِّ أَعْرِفُ، قال: فَإِنِّي قَد سَتَرتُهَا عَلَيكَ في الدُّنيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ اليَومَ، فَيُعطَى صَحِيفَةَ حسَنَاته»

“Orang mukmin akan didekatkan kepada Tuhannya pada hari kiamat hingga Dia meletakkan naungan (rahmat)Nya() diatasnya. Dia kemudian menetapkan dosa-dosanya seraya berfirman: “Apakah kamu mengenal dosa ini? Apakah kamu mengakui dosa ini?” Maka dia menjawab: “Ya Rabb, aku mengakuinya.” Dia berfirman: “Sesungguhnya Aku telah menutupinya atasmu didunia dan hari ini Aku mengampuninya untukmu.” Maka diberikanlah catatan kebaikannya.” ()()

Hanya Orang Kafir Yang Putus Asa Dari Rahmat Allah

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ ٨٧

“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *