Peran Istri Nabi Pada Permasalahannya ✍
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رضي الله عنها : أَنَّهَا قَالَتْ: ” أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ t مِنَ الْوَحْىِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِى النَّوْمِ،…فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ t يَرْجُفُ فُؤَادُهُ ، فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رضى الله عنها فَقَالَ: « زَمِّلُونِى زَمِّلُونِى » . فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ ، فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ: « لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِى » . فَقَالَتْ خَدِيجَةُ: كَلاَّ وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَداً ، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ ، وَتَقْرِى الضَّيْفَ ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ “.
Dari Aisyah ibunda kaum mukmin radhiyallaahu ‘anha, bahwa ia berkata : ” Wahyu yang pertama kali kepada Rasulullah yaitu mimpi yang baik saat tidur,…Nabi kembali dengan membawa mimpi itu dalam keadaan bergetar hatinya. Kemudian masuk menemui Khadijah binti Khuwailid z. Nabi berkata : ” Selimuti aku , selimuti aku “. Maka Nabi pun dipakaikan selimut hingga rasa takut hilang darinya, kemudian beliau berkata kepada Khadijah dan bercerita kepadanya : ” Sungguh aku merasa takut “. Kemudian Khadijah berkata : ” Sekali-kali tidak. Demi Allah ! Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau selalu menyambung tali silaturrahim, suka membantu orang yang butuh pertolongan, suka memberi orang fakir, memuliakan tamu, dan suka menolong dalam hal kebenaran “. ([1])
- Demikianlah istri yang membantu suaminya dalam perbuatan baik, meringankan rasa sakit jika menimpanya dan saat kekhawatiran dan kesedihan menyelimutinya, serta mengarahkannya untuk kembali kepada Allah saat terkena musibah.
(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)
[1] HR. al-Bukhari (3)