Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam Tidak Membebani Acara Walimahtul’urs ( Pernikahan )
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: ” قَدِمْنَا خَيْبَرَ ، فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْحِصْنَ ذُكِرَ لَهُ جَمَالُ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَـيِّ بْنِ أَخْطَبَ ، وَقَدْ قُتِلَ زَوْجُهَا وَكَانَتْ عَرُوساً ، فَاصْطَفَاهَا النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم لِنَفْسِهِ ، فَخَرَجَ بِهَا ، حَتَّى بَلَغْنَا سَدَّ الصَّهْبَاءِ حَلَّتْ ، فَبَنَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، ثُمَّ صَنَعَ حَيْساً فِى نِطَعٍ صَغِيرٍ ، ثُمَّ قَالَ لِيْ: « آذِنْ مَنْ حَوْلَكَ » . فَكَانَتْ تِلْكَ وَلِيمَتَهُ عَلَى صَفِيَّةَ ، ثُمَّ خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ ، فَرَأَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ ، ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ ، فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ ، وَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ حَتَّى تَرْكَبَ “.
Dari Anas bin Malik ia berkata : ” Kami tiba di Khaibar, setelah Allah membukakan ( menaklukan ) benteng untuk Nabi, ada yang menyebutkan kecantikan Shafiyah binti Huyay bin Akhtab, suaminya telah terbunuh dan ia masih pengantin. Maka Nabi memilihnya untuknya, lantas Nabi keluar bersamanya hingga kami sampai daerah Sadd Shahba, Shafiyah pun halal. Maka Nabi pun tidur bersamanya, kemudian membuat hidangan kue Hais kecil, kemudian berkata kepadaku : ” Beritahu orang-orang yang ada disekitarmu “. Itulah walimah Nabi terhadap Shafiyah. Kemudian kami keluar ke Madinah, aku melihat Nabi menjuntaikan ‘aba’ah ke belakangnya untuk Shafiyah. Kemudian Nabi duduk pada keledainya dan memposisikan lututnya, dan Shafiyah meletakkan kakinya pada lutut Nabi hingga ia di atas tunggangan “. ([1])
- Ini adalah peristiwa yang indah yang menunjukkan tawadhu’ Nabi terhadap istrinya. Padahal beliau pemimpin yang menang, Nabi yang diutus, namun perlakuan beliau tidak sedikitpun mengurangi kedudukannya. Diantara prilaku yang baik terhadap istri yaitu membantunya saat sakit dan saat hamil, ini dapat meringankan rasa sakitnya.
(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)
[1] HR. al-Bukhari (4211)