عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَفْدُ اللهِ ثَلَاثَةٌ: الْغَازِي، وَالْحَاجُّ، وَالْمُعْتَمِرُ»
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Delegasi (tamu kehormatan) Allah ada tiga; orang yang berperang, orang yang berhaji, dan orang yang berumrah.” (HR. an-Nasa`iy)(1)
Dan pada riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
«الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ، وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ».
‘Orang-orang yang berhaji dan berumrah, adalah delegasi (tamu kehormatan) Allah; jika mereka berdo’a kepada-Nya, Dia akan menjawabnya; dan jika mereka memohon kepada-Nya, dia akan mengampuni mereka.”(2)
Dan dari Jabir radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
«الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ، وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ»
“Para jama’ah haji dan ‘Umrah adalah tamu-tamu kehormatan Allah; Allah memanggil mereka, lalu mereka memenuhi (panggilan)-Nya, mareka bermohon kepada-Nya, maka Dia pun memberikan kepada mereka (permohonan mereka).” (HR. al-Bazzar)(3)
Sabda Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wasallam [وفد الله], yaitu orang-orang yang datang kepada-Nya, demi melaksanakan perintah-Nya. Penisbahan tersebut adalah penisbahan pemuliaan.
______________________________________________________________
Ampunan
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
«مَنْ حَجَّ لِلهِ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
«مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
“Barangsiapa berhaji, lalu dia tidak melakukan rafats, tidak berbuat kefasikan, maka akan kembalilah dia (bersih) dari dosa-dosanya seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. al-Bukhari Muslim)(4)
Adapun rafats, maka Imam Nawawi rahimahullah (Syarah Muslim, IX/119) berkata, ‘Az-Zuhriy berkata, ‘Ia adalah ungkapan yang mencakup segala perkara yang diinginkan oleh seorang laki-laki dari seorang perempuan.”
Yang demikian itu juga mencakup jima’. Berdasarkan firman Allah subhaanahuu wa ta’aalaa,
أُحِلَّ لَكُمۡ لَيۡلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمۡۚ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu…” (QS. al-Baqarah (2): 187)
Al-fusuuq adalah maksiat, maka faasiq adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah.
‘Amr bin al-‘Ash radhiyallaahu ‘anhu berkata,
لَمَّا جَعَلَ اللهُ الْإِسْلَامَ فِي قَلْبِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلْأُبَايِعْكَ. فَبَسَطَ يَمِينَهُ، فَقَبَضْتُ يَدِي، قَالَ: «مَا لَكَ يَا عَمْرُو»؟ قُلْتُ: أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ. قَالَ: «تَشْتَرِطُ بِمَاذَا»؟ قُلْتُ: أَنْ يُغْفَرَ لِي. قَالَ: «أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ، وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلِهَا، وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ»
“Tatkala Allah jadikan Islam di dalam hatiku, akupun mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, seraya kukatakan, ‘Bentangkanlah tangan kanan Anda, lalu saya akan membaiat Anda.’ Maka kemudian beliaupun julurkan tangan kanan beliau, kemudian tangankupun kugenggamkan. Beliau bersabda, ‘Ada apa denganmu wahai ‘Amr.’ Kukatakan, ‘Saya ingin bersyarat.’ Beliau bersabda, ‘Engkau bersyarat dengan apa?’ Kukatakan, ‘Agar Allah mengampuni aku.’ Maka beliau bersabda, ‘Tidakkah Engkau tahu bahwa Islam menghancurkan (dosa) apapun yang ada sebelumnya? Dan bahwa hijrah menghancurkan (dosa) apapun yang ada sebelumnya? Dan bahwa ibadah haji menghancurkan (dosa) apapun yang ada sebelumnya?” (HR. Muslim)(5)
Pahala yang besar.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
« مَا تَرْفَعُ إِبِلُ الحَاجِّ رِجْلاً وَلاَ تَضَعُ يَداً إِلاَّ كَتَبَ الله تَعَالَى لَهُ بِهَا حَسَنَةً أَوْ مَحَا عَنْهُ سَيِّئَةً أَوْ رَفَعَهُ بهَا دَرَجَةً »
“Tidaklah seekor onta jama’ah haji mengangkat satu kakinya, dan tidak juga dia letakkan satu tangannya, melainkan Allah tulis satu kebaikan baginya dengannya, atau Allah hapus dari satu keburukan, dan dengannya Allah akan angkat satu derajat.” (HR. al-Baihaqiy)(6)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa dia berkata,
جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ أنصاري، فأَقْبَلَ عليه رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «سَلْ عَنْ حَاجَتِكَ وَإِنْ شِئْتَ أَخْبَرْتُكَ»؟ قَالَ: فَذَلِكَ أَعْجَبُ إِلَيَّ. قَالَ: «فَإِنَّكَ جِئْتَ تَسْأَلُنِي عَنْ خُرُوجِكَ مِنْ بَيْتِكَ تَؤُمُّ الْبَيْتَ الْحَرَامَ , وَتَقُولُ: مَاذَا لِي فِيهِ؟ وَجِئْتَ تَسْأَلُ عَنْ وُقُوفِكَ بِعَرَفَةَ, وَتَقُولُ: مَاذَا لِي فِيهِ؟ وَعَنْ رَمْيِكَ الْجِمَارَ, وَتَقُولُ: مَاذَا لِي فِيهِ؟ وَعَنْ طَوَافِكَ بِالْبَيْتِ, وَتَقُولُ: مَاذَا لِي فِيهِ؟ وَعَنْ حَلْقِكَ رَأْسَكَ , وَتَقُولُ: مَاذَا لِي فِيهِ»؟ قَالَ: إِي وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ. قَالَ: «أَمَّا خُرُوجُكَ مِنْ بَيْتِكَ تَؤُمُّ الْبَيْتَ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ وَطْأَةٍ تَطَأُهَا رَاحِلَتُكَ يَكْتُبُ اللَّهُ لَكَ بِهَا حَسَنَةً, وَيَمْحُو عَنْكَ بِهَا سَيِّئَةً. وَأَمَّا وُقُوفُكَ بِعَرَفَةَ فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُبَاهِي بِهِمُ الْمَلائِكَةَ، فَيَقُولُ: هَؤُلاءِ عِبَادِي جَاءُونِي شُعْثًا غُبْرًا مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ يَرْجُونَ رَحْمَتِي, وَيَخَافُونَ عَذَابِي, وَلَمْ يَرَوْنِي, فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي؟ فَلَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ رَمْلِ عَالِجٍ, أَوْ مِثْلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا, أَوْ مِثْلُ قَطْرِ السَّمَاءِ ذُنُوبًا غَسَلَ اللهُ عَنْكَ. وَأَمَّا رَمْيُكَ الْجِمَارَ فَإِنَّهُ مَذْخُورٌ لَكَ. وَأَمَّا حَلْقُكَ رَأْسَكَ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ تَسْقُطُ حَسَنَةٌ. فَإِذَا طُفْتَ بِالْبَيْتِ خَرَجْتَ مِنْ ذُنُوبِكَ كَيَوْمِ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ»
“Datang seorang laki-laki Anshor kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menemuinya, seraya beliau bersabda, ‘Mintalah hajat keperluanmu, dan jika Engkau mau aku akan beritakan kepadamu (apa yang ingin Engkau tanyakan).’ Dia berkata, ‘Maka itu lebih menakjubkan bagi saya.’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Engkau datang untuk bertanya kepadaku tentang keluarmu dari rumahmu menuju Baitul Haram, lalu Engkau bertanya, ‘Balasan (pahala) apakah untukku padanya? Dan Engkau datang untuk bertanya tentang wuqufmu di ‘Arafah, lalu Engkau akan bertanya, ‘Balasan (pahala) apakah untukku padanya? Dan tentang lempar jumrahmu, Engkau bertanya, ‘Balasan (pahala) apakah untukku padanya? Tentang thawafmu di Ka’bah, engkan bertanya, ‘Balasan (pahala) apakah untukku padanya? Tentang mencukur rambutmu, Engkau akan bertanya, ‘Balasan (pahala) apakah untukku padanya?” Diapun menjawab, ‘Ya, (benar), demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran.’ Beliau bersabda, ‘Adapun keluarmu dari rumahmu menuju Baitullah, maka bagimu adalah dengan setiap langkah kaki yang dilangkahkan oleh kendaraanmu, maka akan ditulis bagimu satu kebaikan dengannya, serta akan dihapus darimu satu keburukan dengannya. Adapun wuqufmu di Arafah, maka sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla akan turun ke langit dunia, lalu membangga-banggakan kalian di tengah para malaikat, seraya Dia berfirman, ‘Mereka adalah hamba-hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dengan rambut acak-acakan dan berdebu, dari setiap pedalaman, seraya mereka berharap rahmat-Ku, dan merekapun takut kepada adzab-Ku, sementara mereka belum pernah melihat-Ku, lalu bagaimana pula (yang akan mereka lakukan) seandainya mereka telah melihat-Ku?’ Maka seandainya Engkau memiliki dosa-dosa seperti pasir yang menggunung, atau seperti hari-hari dunia, atau seperti tetesan-tetesan air hujan, maka Allah akan membasuhnya dari kalian. Adapun lempar jumrahmu, maka sesungguhnya itu akan dijadikan harta simpanan untukmu. Adapun pencukuran rambutmu, maka sesungguhnya bagimu adalah satu kebaikan dari setiap rambut yang berguguran. Maka jika Engkau thawaf di Ka’bah, maka Engkau keluar dari dosa-dosamu sebagaimana hari ibumu melahirkanmu.” (HR. at-Thabraniy di al-Jaami’ al-Kabiir)(7)
(Bersambung)
(Diambil dari kitab Tsulaatsiyaat Nabawiyah Jilid III, DR. Mihran Mahir ‘Utsman, dialih bahasakan oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________________
Footnote:
1() HR. an-Nasa’iy (2625), dishahihkan oleh al-Albaniy, Shahiih al-Jaami’ (7112), lihat al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (7/292)-pent
2() HR. Ibnu Majah (2892), As-Shahiihah (1820), Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1109)‑pent
3() HR. al-Bazzar dalam al-Kasyf (1153), dihasankan oleh al-Albany, lihat al-Jaami’ as-Shaghiir (5484), Shahiih al-Jaami’ (3137)-pent
4() HR. al-Bukhari (1521) dengan redaksi:
«مَنْ حَجَّ لِلهِ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
“Barangsiapa berhaji karena Allah, lalu dia tidak berbuat rafats, dan tidak berbuat kefasikan, maka dia akan kembali (ke negerinya) seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.”
Muslim (1350) dengan redaksi:
«مَنْ أَتَى هَذَا الْبَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
“Barangsiapa mendatangi rumah ini (dalam rangka berhaji) lalu dia tidak melakukan rafats, dan tidak berbuat kefasikan, maka dia akan kembali sebagaimana ibunya melahirkannya.”-pent
5() HR. Muslim (121) -pent
6() HR. al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iiman (4116), dihasankan oleh al-Albaniy dalam Shahiih al-Jaami’ (5596), Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1106).-pent
7() HR. at-Thabraniy, al-Kabiir (13566), dihasankan oleh al-Albaniy dalam al-Jaami’ as-Shaghiir (2240), Shahiih al-Jami’ (1360).-pent