Segala puji hanya milik Allah semata. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi yang tidak ada nabi setelahnya, yaitu Nabi Muhammad G.
Wa Ba’du
Masa telah berputar, hari demi haripun telah berganti…
Di bulan ini, kita merasakan cahaya-cahayanya yang telah surut.
Tabir-tabir penutupnyapun usang sudah, ……
Lihatlah, sang bintangpun ikut serta terbenam setelah sekian lama bersinar….
Malam menjadi gelap setelah menebarkan kilau sinar keindahannya…
Bersama kemudian bersiap menerima tamu yang mulia
Inilah Idul Fitri …yang indah..
Saudaraku, sungguh betapa aku tak mampu mengerti, ketika aku merangkai kata-kata ini, apakah aku ingin mengucapkan suka citaku kepadamu, karena datangnya Idul Fitri yang indah ini, ataukah aku hanya ingin mengucapkan rasa sedihku padamu, karena perpisahan kita dengan bulan Ramadhan. Bulan yang membebaskan dari api neraka, dan bulan yang penuh dengan ampunan itu.
Betapa hati pilu dan sedih, air matapun bercucuran. Betapa kami sangat merasa sedih dengan perpisahan ini, wahai Ramadhan…
Benar, Ramadhan memang telah usai, sebagaimana telah usai hari-hari dan malam-malam indahnya. Perginya dia adalah untuk kembali, bagi siapa yang masih diberi kesempatan menjumpainya. Tapi juga pergi tak kembali, bagi yang tidak diberi kesempatan kembali berjumpa dengannya. Yah… Engkau telah pergi wahai Ramadhan.
Kemudian pertanyaan kita, bagaimana kita setelah kepergiaannya..?
Saudaraku, sungguh amalan seorang mukmin selamanya tiada kata selesai dan berhenti. Ramadhan telah usai, tapi bagi mereka adalah berarti harus kembali mempersiapkan diri untuk tetap tekun beribadah, seperti shalat berjamaah bersama kaum muslimin yang lain…
Maka kepada engkau, wahai yang selalu ingin mengukir kebenaran…..! Tetap berpegang teguhlah pada agama, niscaya engkau kan selalu diberi hidayah.
Lanjutkan kebiasaan baikmu pada waktu Ramadhan, di bulan-bulan setelahnya. Jadikan Ramadhan sebagai sarana, agar kita lebih bisa menjaga dan mempertahankan ibadah shalat kita pada bulan-bulan setelahnya.
Ya.. Jadikan Ramadhan sebagai terminal pertama kita, untuk beranjak meninggalkan dosa dan segala kemaksiatan.
Semoga Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa mengampuni dosa-dosa kita yang telah lampau.
Mari bersama, kita selalu jadikan diri kita tetap menjadi para ahli ibadah di bulan Ramadhan…
Satu dari tanda-tanda diterimanya suatu amalan adalah adanya kesinambungan, dan keistiqamahannya. Maka nilailah diri kita sekarang ini dengan melihat puasa kita kemarin, apakah diterima ataukah tidak…
Detik-detik perpisahan adalah suatu kesempatan yang sangat sulit dilupa, suatu kepedihan yang takkan usang dari ingatan. Betapa kobaran api perpisahan menyalakan memori pikiran kita untuk selalu mengingatnya. Maka.. pada kesempatan ini kami mengajak kepada siapa saja diantara kita yang baru saja berpuasa, yang meliburkan lisannya dari berkata ghibah (menggunjing), adu domba, dusta, dan sebagainya, teruskanlah langkah sucimu ini… berusahalah dalam mempertahankannya.
Demikian juga kepada kita yang baru saja mengajak berpuasa matanya dari pandangan yang haram, tetap tundukkanlah pandanganmu, semoga Allah menganugerahi dan mewariskan pada hatimu kemanisan iman yang dapat menghidupkanmu..
Wahai siapa yang mengajak puasa telinganya pada bulan Ramadhan dari mendengarkan hal-hal yang haram dalam perkataan-perkataan, baik dari perkataan kotor, gunjingan-gunjingan, adu domba, musik, ataupun sendau gurau, bertaqwalah kepada Allah dengan tetap istiqamah pada semua ini.
Dan juga kepada siapa yang mengajak puasa perutnya pada bulan Ramadhan dari makanan, juga dari memakan makanan yang haram, takutlah kepada Allah dari puasamu itu, jangan engkau usir pahalamu dengan dosa-dosamu. Berhati-hatilah memakan riba, sesungguhnya pemakan riba adalah mereka yang mengajak perang Allah dan Rasul-Nya. Apakah mereka mampu?!
Kepada siapa yang sudah mengajak puasa perutnya, ingatlah saudara-saudaramu pada bulan Ramadhan dan pada bulan-bulan yang lain, betapa mereka tidur dengan rasa lapar dan penuh kepapaan. Bahkan diantara mereka tidak menemukan sesuap nasipun untuk bisa mengganjal perutnya, belum lagi keluarga dan anak-anak mereka.
Ingatlah bahwa mereka menanti sesuatu darimu. Ya.. hanya darimu… dan dari orang-orang sepertimu, yang mau mengulurkan tangannya untuk membantu mereka.
Aku memohon kepada Allah Rob Arsy Yang Agung, agar menyiapkan buat kita dan buat seluruh umat Islam, hari-hari yang lebih banyak lagi, dan masa yang lebih panjang lagi, yang diiringi kemuliaan dan pertolonganNya pada waktu-waktu itu. Sesungguhnya Allah Menguasai yang demikian itu dan Dia Maha Kuasa.
diadaptasikan dari http://www.alyaseer.net/vb/showthread.php?p=77297