كَالْعُجْبِ بِطَاعَةِ اللَّهِ وَهُوَ شُهُوْدُ الْعِبَادَةِ صَادِرًَة مِنَ النَّفْسِ غَائِبًا عَنِ الْمِنَّةِ.
Sebagaimana dosa ‘Ujub (yang menghilangkan pahal) dengan ketaatan kepada Allah, yaitu persaksian (pengakuan) ibadah (yang dia lakukan) bersumber dari diri(nya), lepas dari anugerah (karunia Allah).
Imam Nawawi al-Bantani V berkata, ‘Yaitu keberadaannya dari anugerah Allah atasnya dengan ibadah ketaatan tersebut. Contoh yang demikian adalah ‘ujub dengan hartanya atau dengan dirinya, yaitu pandangannya kepada dirinya dengan mata kemuliaan dan pengagungan, serta pendangannya kepada selainnya dengan mata penghinaan dan perendahan.’ (al-Mirqah, Imam Nawawi al-Bantani, 63)
Dari Abû Hurairah I, bahwasannya Rasûlullâh berabda:
« بيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي في حُلَّةٍ تُعْجِبُه نفْسُه ، مرَجِّلٌ رأسَه ، يَخْتَالُ في مَشْيَتِهِ ، إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ ، فهو يَتَجَلْجَلُ في الأَرْضِ إلى يوْمِ القِيامةِ »
“Ketika seorang laki-laki berjalan dengan pakaian hullah(1) yang sangat ia banggakan, dengan rambut tersisir, sambil bersikap congkak dalam jalannya, tiba-tiba Allâh menenggelamkannya (ke perut bumi), maka ia terus tenggelam dan turun kedalam bumi sampai pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhârî (5789) – Muslim (49))
Dari Ibnu ‘Umar L, Rasulullah bersabda,
«بَيْنَمَا رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ يَجُرُّ إزَارَهُ مِنْ الْخُيَلَاءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الْأَرْضِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»
“Pada saat seseorang dari orang-orang sebelum kalian menjulurkan (menyeret) sarunya (bajah bawahnya) karena sombong, maka diapun ditenggelamkan (ke dalam bumi), maka ia terus tenggelam (ke dalam bumi) sampai hari kiamat.” (HR. al-Bukhari (3485), at-Turmudzi (2491))
Rasulullah bersabda,
«لَوْ لَمْ تَكُونُوا تُذْنِبُونَ لَصُبَّ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ؛ الْعُجْبُ»
“Seandainya kalian tidak berdosa, maka pastilah akan dituangkan diatas kalian perkara yang lebih besar dari yang demikian; yaitu ‘ujub.” (Hasan, HR. al-Baihaqiy, Syu’abul Iman (V/7255), Shahihul Jami’ (5303))
Rasulullah bersabda,
«مَنْ تَعَظَّمَ فِي نَفْسِهِ أَوْ اخْتَالَ فِي مِشْيَتِهِ لَقِيَ اللَّهَ تَعَالَى وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ»
“Barangsiapa merasa agung terhadap dirinya sendiri, atau congkak dalam berjalannya maka dia akan bertemu Allah , sementara dia murka terhadapnya.” (Shahih, HR. at-Thabrani, al-Hakim, Ahmad (II/118))
Rasulullah bersabda,
«ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ»
“Tiga perkara yang menghancurkan; kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ketakjuban seseorang terhadap dirinya sendiri.” (Shahih, HR. Abu Nu’aim, al-Hilyah (II/343, III/219))
Abu Bakar berkata,
لَا تُحَقِّرَنَّ أَحَدًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَإِنَّ حَقِيرَ الْمُسْلِمِينَ عِنْدَ اللَّهِ كَبِيرٌ
“Janganlah sekali-kali engkau meremehkan seseorang diantara kaum muslimin, dikarenakan orang-orang rendahannya kaum muslimin disisi Allah adalah (orang) besar.”
Al-Ahnaf berkata,
عَجَبًا لِابْنِ آدَمَ يَتَكَبَّرُ وَقَدْ خَرَجَ مِنْ مَجْرَى الْبَوْلِ مَرَّتَيْنِ.
“Menakjubkan sekali anak cucu Adam, dia berlaku sombong, sementara dia telah keluar dari jalan keluar kencing dua kali.”
Al-Hasan berkata,
الْعَجَبُ لِابْنِ آدَمَ يَغْسِلُ الْخِرَاءَ بِيَدِهِ كُلَّ يَوْمٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُعَارِضُ جَبَّارَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Menakjubkan anak cucu Adam, dia membasuh tinja dengan tangannya sekali atau dua kali dalam sehari, kemudian dia menentang pemilik langit dan bumi.”
(Makalah Kajian Syarah Sulamuttaufiq bersama Ustadz Muhammad Syahri di Jawi Prigen Pasuruan)
______________________________________________________
Footnote:
1() Hullah adalah pakaian yang rangkap ada lapisan luar dan lapisan dalam.