Hadits Hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa (30)
Tuntunan Berdoa Ketika Diberi Buka Puasa Orang Lain
(Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsari, hafizhahullah)
HADITS ABDULLOH BIN AZ-ZUBAIR radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، قَالَ: أَفْطَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ، فَقَالَ: «أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ»
Dari Abdulloh bin Az-Zubair, dia berkata, “Rosulullah ﷺ berbuka puasa di rumah Sa’d bin Mu’adz, lalu beliau bersabda:
“Afthoro ‘indakumush shooimun, wa akala tho’amakum al-abroor, wa shollat ‘alaikumul malaikat”
(Orang-orang yang berpuasa telah berbuka puasa di rumah kalian, makanan kalian telah dimakan oleh orang-orang yang baik, dan para malaikat telah berdo`a untuk kalian).([1])
HADITS ANAS BIN MALIK radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ أَنَسٍ، أَوْ غَيْرِهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَأْذَنَ عَلَى سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ، فَقَالَ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ»، فَقَالَ سَعْدٌ: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ، وَلَمْ يُسْمِعِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى سَلَّمَ ثَلَاثًا، وَرَدَّ عَلَيْهِ سَعْدٌ ثَلَاثًا، وَلَمْ يُسْمِعْهُ. فَرَجَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاتَّبَعَهُ سَعْدٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، مَا سَلَّمْتَ تَسْلِيمَةً إِلَّا هِيَ بِأُذُنِي، وَلَقَدْ رَدَدْتُ عَلَيْكَ وَلَمْ أُسْمِعْكَ، أَحْبَبْتُ أَنْ أَسْتَكْثِرَ مِنْ سَلَامِكَ، وَمِنَ الْبَرَكَةِ، ثُمَّ أَدْخَلَهُ الْبَيْتَ فَقَرَّبَ لَهُ زَبِيبًا، فَأَكَلَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَ: «أَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَأَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ»
Dari Anas, atau selainnya, bahwa Rasulullah ﷺ meminta idzin kepada Sa`d bin Ubadah, beliau bersabda: “Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah”, maka Sa`d pun menjawab, “Wa ‘alaikas salam wa rahmatullah”, namun dia sengaja tidak memperdengarkannya kepada Rasulullah saw. Sehingga beliau mengulanginya tiga kali. Dan Sa`d pun menjawabnya tiga kali, namun ia tidak memperdengarkannya kepada beliau.
Maka Nabi ﷺ pulang dan Sa`d mengikutinya, lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, tidaklah engkau mengucapkan sekali salam, kecuali aku mendengarnya, dan aku telah menjawab salam-mu, namun aku tidak memperdengarkannya kepada-mu, sebab aku ingin memperbanyak mendapat keselamatan dan barakah (dari do`amu).”
Kemusian dia mengajak masuk Rasulullah ke dalam rumahnya dan menghidangkan anggur kering kepadanya. Maka Nabi ﷺ pun memakannya. Setelah selesai makan beliau bersabda:
“Akala tho’amakum al-abroor, wa shollat ‘alaikumul malaikat, wa afthoro ‘indakumush shooimun,”
(Makanan kalian telah dimakan oleh orang-orang yang baik, para malaikat telah berdo`a untuk kalian, dan orang-orang yang berpuasa telah berbuka puasa di rumah kalian).([2])
CATATAN:
Doa dengan lafazh:
“Afthoro ‘indakumush shooimun, wa akala tho’amakum al-abroor, wa tanazzalat ‘alaikumul malaikat”
(Orang-orang yang berpuasa telah berbuka puasa di rumah kalian, makanan kalian telah dimakan oleh orang-orang yang baik, dan para malaikat telah turun kepada kalian).([3])
FAWAID HADITS:
1- Terkadang Nabi ﷺ berbuka puasa di rumah sahabat.
2- Di antara adab bertamu adalah meminta idzin kepada tuan rumah, dan mengucapkan salam.
3- Meminta idzin ketika bertamu dengan mengucapkan salam maksimal sebanyak 3 kali. Jika tidak ada jawaban, maka si tamu hendaklah pulang.
4- Kewajiban menjawab ucapan salam.
5- Tabarruk (ngalap berkah) para sahabat dengan ucapan salam dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
6- Kesabaran Rasulullah ﷺ kepada sahabat. Sehingga beliau tidak marah kepada Sa`d bin Ubadah atas sikapnya.
7- Kewajiban tuan rumah memberi jamuan makan kepada tamunya sesuai dengan keadaannya.
8- Tuntunan doa ketika diberi makanan buka puasa oleh orang lain.
9- Para malaikat mendo`akan kebaikan untuk orang-orang yang memberikan buka puasa kepada orang lain.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh subhaanahu wa ta’aalaa selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.([4])
__________________________
Footnote:
([1]) HR. Ibnu Majah, no. 1747; Ibnu Hibban, no. 5296. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani
([2]) HR. Ahmad, no. 12406. Dishohihkan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrijul Musnad
([3]) HR. Ahmad, no. 12177 dan 13086, dari Anas, sanadnya lemah, sebab inqitho/putus
([4]) Sragen, Rabu bakda Isya, 10-Romadhon-1442 H / 21-April-2021 M