Tiga Tamu Kehormatan Allah (Bagian 2)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَفْدُ اللهِ ثَلَاثَةٌ: الْغَازِي، وَالْحَاجُّ، وَالْمُعْتَمِرُ»

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Delegasi (tamu kehormatan) Allah ada tiga; orang yang berperang, orang yang berhaji, dan orang yang berumrah.” (HR. an-Nasa`iy)(1)

Dan pada riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ، وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ».

Orang-orang yang berhaji dan berumrah, adalah delegasi (tamu kehormatan) Allah; jika mereka berdo’a kepada-Nya, Dia akan menjawabnya; dan jika mereka memohon kepada-Nya, dia akan mengampuni mereka.”(2)

Dan dari Jabir radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ، وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ»

Para jama’ah haji dan ‘Umrah adalah tamu-tamu kehormatan Allah; Allah memanggil mereka, lalu mereka memenuhi (panggilan)-Nya, mareka bermohon kepada-Nya, maka Dia pun memberikan kepada mereka (permohonan mereka).” (HR. al-Bazzar)(3)

Sabda Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wasallam [وفد الله], yaitu orang-orang yang datang kepada-Nya, demi melaksanakan perintah-Nya. Penisbahan tersebut adalah penisbahan pemuliaan.

______________________________________________________________

Ibadah haji adalah satu macam bentuk berjihad di jalan Allah.

Dari Ibunda ‘Aisyah , dia berkata, ‘Aku berkata,

يَا رَسُولَ اللهِ، نَرَى الجِهَادَ أَفْضَلَ العَمَلِ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ؟ قَالَ: «لاَ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ»

Ya Rasulullah, kami berpandangan bahwa jihad adalah seutama-utamanya jihad, maka mengapa kita tidak berjihad?’ Maka beliau bersabda, ‘Tidak, akan tetapi seutama-utamanya jihad adalah haji mabrur.” (HR. al-Bukhari)(4)

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

«جِهَادُ الْكَبِيرِ وَالضَّعِيفِ وَالْمَرْأَةِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ»

Jihadnya orang-orang tua, orang-orang lemah, dan kaum wanita adalah haji dan ‘umrah.” (HR. an-Nasa`iy)(5)

Dan dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, “Aku berkata,

يَا رَسُولَ اللهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ، عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لَا قِتَالَ فِيهِ؛ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ»

Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban jihad bagi kaum wanita?’ Beliau bersabda, ‘Ya, wajib bagi mereka untuk berjihad yang tidak ada peperangan di dalamnya; haji dan ‘umrah.” (HR. Ibnu Majah)(6)

Haji adalah seutama-utamanya amal.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ: أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ؟ فَقَالَ: «إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ». قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «حَجٌّ مَبْرُورٌ»

Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditanya, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Beliau bersabda, ‘Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Dikatakan kepada beliau, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” Dikatakan, ‘Kemudian apa?’ beliau bersabda, ‘Haji mabrur.’ (HR. al-Bukhari dan Muslim)(7)

Dan haji mabrur adalah haji yang tidak ada kemaksiatan di dalamnya.

Haji, ‘Umrah, dan jihad adalah satu sebab kelapangan rizqiy.

Adapun haji dan ‘umrah, maka hal itu berdasarkan hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«تَابِعُوا بَيْنَ الحَجِّ وَالعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الكِيرُ خَبَثَ الحَدِيدِ، وَالذَّهَبِ، وَالفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ المَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الجَنَّةُ»

Ikutkanlah (turutkan) antara haji dan umrah, dikarenakan keduanya akan menafikan kefaqiran dan dosa, sebagaimana bara apa akan menghilangkan kerat besi, emas dan perak. Dan tidak ada pahala bagi haji mabrur selain sorga.” (HR. at-Tirmidzi)(8)

Adapun jihad, maka berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam di dalam Musnad Imam Ahmad, dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma, dia berkata, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

« بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ، وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ »

Aku diutus dengan pedang; hingga Allah disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Rizqiku dijadikan dibawah bayang-bayang tombakku. Kerendahan dan kekerdilan dijadikan untuk orang yang menyelisihi perintahku, dan barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”(9)

(Bersambung)

(Diambil dari kitab Tsulaatsiyaat Nabawiyah Jilid III, DR. Mihran Mahir ‘Utsman, dialih bahasakan oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

______________________________

Footnote:

1() HR. an-Nasa’iy (2625), dishahihkan oleh al-Albaniy, Shahiih al-Jaami’ (7112), lihat al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (7/292)-pent

2() HR. Ibnu Majah (2892), As-Shahiihah (1820), Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1109)‑pent

3() HR. al-Bazzar dalam al-Kasyf (1153), dihasankan oleh al-Albany, lihat al-Jaami’ as-Shaghiir (5484), Shahiih al-Jaami’ (3137)-pent

4() HR. al-Bukhari (1520)

5() HR. an-Nasa`iy, al-Kubra (3592), dihasankan oleh al-Albaniy dalam Shahih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1100)

6() HR. Ibnu Majah (2901), Ahmad (25361), dishahihkan oleh al-Albaniy, lihat al-Irwa` (981), al-Misykah (2534), al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (7/298), Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1099)-pent

7() HR. al-Bukhari (26), Muslim (83)-pent

8() HR. at-Tirmidzi (810), an-Nasa`iy (2631), Ibnu Majah (2887), Ahmad (3669), lihat as-Shahiihah (1200), Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1105), al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (7/294)-pent

9() HR. Ahmad (5114) didha’ifkan oleh Syaikh al-Arnauth.-pent

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *