Tiga Golongan Yang Tidak Akan Masuk Sorga

Dari Abu Musa I, bahwa Nabi  bersabda,

[arabic-font]«ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَقَاطِعُ الرَّحِمِ، وَمُصَدِّقٌ بِالسِّحْرِ »[/arabic-font]

“Tiga golongan orang yang mereka tidak akan masuk sorga; pecandu khomer, pemutus tali rahim, dan yang membenarkan sihir.” (HR. Ibnu Hibban)

Mereka, orang-orang yang terhalang (dari rahmat) tersebut, telah dikabarkan oleh Nabi akan tidak masuknya mereka ke dalam sorga.

Dan sabda Nabi , ‘Mereka tidak akan masuk ke dalam sorga’, tentangnya terdapat beberapa pendapat dari kalangan ahli ilmu. Dikatakan bahwa mereka tidak akan masuk ke sorga bersama dengan as-saabiquun al-awwaluun (orang-orang yang mendahului yang lain dalam masuk Islam dan masuk sorga), dikatakan juga bahwa mereka tidak akan masuk sorga tanpa didahului oleh adzab neraka.

Golongan pertama dari mereka adalah pecandu khomer.

Ini adalah kemaksiatan yang Allah dan Rasul-Nya telah melarangnya. Allah berfirman,

[arabic-font]يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِي ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِۖ فَهَلۡ أَنتُم مُّنتَهُونَ ٩١[/arabic-font]

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. al-Maaidah (5): 90-91)

Tentang khomer, Nabi kita telah melaknat sepuluh orang darinya. Dari ‘Abdillah bin ‘Umar L, Rasulullah bersabda,

[arabic-font]« لَعَنَ اللَّهُ الْخَمْرَ، وَشَارِبَهَا، وَسَاقِيَهَا، وَبَائِعَهَا، وَمُبْتَاعَهَا، وَعَاصِرَهَا، وَمُعْتَصِرَهَا، وَحَامِلَهَا، وَالْمَحْمُولَةَ إِلَيْهِ»[/arabic-font]

“Allah melaknat khomer, peminumnya, pemberi minumnya, penjualnya, pembelinya, pemerasnya, yang minta diperaskan, pembawanya, dan yang dibawakan untuknya.” (HR. al-Arba’ah, kecuali imam Nasa`iy)

Pada riwayat Ibnu Majah terdapat sabda Nabi kita ,

[arabic-font]«مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ وَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا، فإِنْ مَاتَ دَخَلَ النَّارَ، فَإِنْ تَابَ تَابَ اللَّهُ عَلَيْه»[/arabic-font]

“Barangsiapa meminum khomer, lalu mabuk, maka tidak akan diterima baginya satu shalatpun selama empat puluh hari, jika dia mati, maka masuk neraka, jika dia bertaubat, maka Allah menerima taubatnya.”

[arabic-font]«… إِنَّ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَهْدًا لِمَنْ يَشْرَبُ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ؟ قَالَ: «عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ» أَوْ «عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ»[/arabic-font]

“Sesungguhnya ada perjanjian atas Allah bagi orang yang meminum minuman yang memabukkan untuk memberinya minum dari thinatul khobal.” Maka mereka berkata, ‘Ya Rasulullah, apa itu thinatul khobal?’ beliau berkata, ‘Keringat penghuni neraka’ atau ‘Cairan penghuni neraka.’

Iman dan meminum khomer tidak akan berkumpul berdasarkan riwayat yang dati dari Abu Hurairah I bahwa dia berkata, ‘Rasulullah bersabda,

[arabic-font]«لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَشْرَبُ الخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ »[/arabic-font]

“Tidaklah seorang pezina berzina saat dia berzina, dia dalam keadaan mukmin, dan tidak meminum khomer saat dia meminumnya, dia dalam keadaan mukmin.” (HR. al-Bukhari Muslim)

Sebagaimana Nabi menafikan berkumpulnya khomer dunia dengan khomer akhirat di dalam lambung seseorang.

Dari Ibnu ‘Umar L, dia berkata, ‘Rasulullah bersabda,

«كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ، وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، وَمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا فَمَاتَ وَهُوَ يُدْمِنُهَا لَمْ يَتُبْ، لَمْ يَشْرَبْهَا فِي الْآخِرَةِ»

“Setiap yang memabukkan adalah khomer, dan setiap yang memabukkan adalah haram, dan barangsiapa meminum khomer di dunia, lalu dia mati dalam keadaan kecanduannya, (dan) belum bertaubat, maka dia tidak akan meminumnya di akhirat.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat ­al-Musnad milik Imam Ahmad,

[arabic-font]«مُدْمِنُ الْخَمْرِ إِنْ مَاتَ، لَقِيَ اللَّهَ كَعَابِدِ وَثَنٍ»[/arabic-font]

“Pecancu khomer, jika dia mati, maka dia akan bertemua Allah seperti penyembah berhala.”

Dan sesungguhnya termasuk perkara yang dikategorikan khomer, dan berlaku padanya hukum khomer adalah narkoba. Dan tidak membantah hal ini kecuali orang yang sombong. Dikarenakan hilangnya akal padanya termasuk sejelas-jelasnya perkara yang jelas. Sementara syariat Allah mengabaikan perbedaan diantara perkara-perkara yang semisal. Dan barangsiapa memperhatikan aksi para pecandu, maka dia akan tahu dengan yakin bahwa narkoba lebih berbahaya daripada khomer, dan lebih besar perusakannya bagi kehidupan dunia dan kehidupan beragama.

Inilah dia Qais bin ‘Ashim al-Minqoriy V, dulunya beliau adalah peminum khomer, gemar meminumnya di masa jahiliyah. Kemudian dia haramkan khomer itu atas dirinya, dan menolak untuk meminumnya sebelum dia masuk Islam. Sebabnya adalah bahwa dia suatu kali pernah mabuk, lalu dia merabakan tangannya ke lipatan perut putrinya, lalu mencaci maki kedua orang tuanya, dan memberikan harta yang banyak kepada tukang khomer!!

Maka tatkala dia siuman, lalu mereka memberitahu dia dengan apa yang telah dia lakukan, maka dia haramkan khomer atas dirinya seraya berkata,

[arabic-font]رأيتُ الخمرَ صالحةً وفيــها[/arabic-font] [arabic-font]خصال تفسد الرجل الحليمــا[/arabic-font]
[arabic-font]فلا والله أشرَبها صحيحــاً[/arabic-font] [arabic-font]ولا أشــفـي بها أبداً سقيمـاً[/arabic-font]
[arabic-font]ولا أُعطي بها ثمناً حيــاتي[/arabic-font] [arabic-font]ولا أدعــو لها أبـداً نديمــاً[/arabic-font]
[arabic-font]فإن الخمر تفضح شاربيهــا[/arabic-font] [arabic-font]وتجـــنيهم إلى الأمر العظيما[/arabic-font]

Aku melihat khomer sebagai barang yang baik, padahal padanya terdapat hal yang merusak laki-laki yang murah hati

Maka demi Allah, aku tidak akan meminumnya dalam keadaan sehat, dan selamanya aku tidak akan mengobati orang sakit dengannya

Dan aku tidak akan memberikan harga karenanya sepanjang hidupku, dan aku tidak akan mengundang teman minum untuknya selamanya

Dikarenakan khomer akan menodai peminumnya, dan membuatnya berbuat dosa hingga kepada perkara yang besar.

Al-Qurthubi V (III/57) berkata, ‘Kemudian, sesungguhnya peminum khomer akan menjadi tertawaan orang-orang yang berakal. Dia akan bermain-main dengan air kencing dan kotorannya. Dan barangkali dia akan mengusap wajahnya dengannya, hingga pernah dilihat dari sebagian mereka mengusap wajahnya dengan air kencingnya, lalu dia berdo’a,

[arabic-font]اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين[/arabic-font]

‘Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci.” Dan pernah juga dilihat sebagian dari mereka wajahnya dijilati oleh anjing sementara dia berkata kepada anjing itu,

[arabic-font]أكرمك الله[/arabic-font]

‘Mudah-mudahan Allah memuliakanmu!!.”

Kedua, pemutus tali rahim

Allah berfirman,

[arabic-font]وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ ٢٥[/arabic-font]

Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). (QS. ar-Ra’du (13): 25)

Allah berfirman,

[arabic-font]فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ إِن تَوَلَّيۡتُمۡ أَن تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَتُقَطِّعُوٓاْ أَرۡحَامَكُمۡ ٢٢ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمۡ وَأَعۡمَىٰٓ أَبۡصَٰرَهُمۡ ٢٣[/arabic-font]

Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS. Muhammad (47): 22-23)

Sesungguhnya pemutus tali rahim telah tertipu, lagi merugi, dimana Allah telah menutup pintu antara Dia dengannya. Maka barangsiapa ditinggalkan oleh Allah, maka kebinasaan lebih dekat kepadanya daripada roh yang ada diantara dua lambungnya.

Dari Abu Hurairah I, dari Nabi , dia berkata,

[arabic-font]«إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْ خَلْقِهِ قَالَتْ الرَّحِمُ هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنْ الْقَطِيعَةِ. قَالَ: نَعَمْ، أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ؟ قَالَتْ: بَلَى يَا رَبِّ. قَالَ : فَهُوَ لَكِ. فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: }فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ {»[/arabic-font]

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan segala makhluk, hingga jika Dia selesai dari penciptaan-Nya, berkatalah rahim, ‘Ini adalah kedudukan orang yang meminta perlindungan kepada-Mu dari memutus tali rahim.’ Maka Dia berfirman, ‘Ya, tidakkah kamu ridha, Aku akan menyambung orang yang menyambungmu, dan Aku akan memutus orang yang memutusmu?’ Rahim berkata, ‘Ya, ya Rabbi.’ Dia berfirman, ‘Ia adalah bagimu.’ Maka bacalah oleh kalian, jika kalian mau, Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?’ (HR. al-Bukhari Muslim)

Dan yang dimaksud dengan pemutusan tersebut adalah pengharaman dari kebaikan.

Memutus tali raham adalah sebab adzab di dunia, sebelum adzab di akhirat. Dari Abu Bakarah I, dia berkata, ‘Rasulullah bersabda,

[arabic-font]«مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ الْبَغْيِ، وَقَطِيعَةِ الرَّحمِ»[/arabic-font]

“Tidak ada diantara dosa yang lebih layak untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya dengan hukuman yang disimpan untuknya di akhirat daripada al-baghyu (berbuat sewenang-wenang, pemberontakan) dan memutus tali rahim.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Pemutus tali rahim, tidak akan diterima amalnya.

Dari Abu Hurairah I dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,

[arabic-font]«إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلَا يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِم»[/arabic-font]

“Sesungguhnya amal-amal bani Adam dilaporkan pada setiap kamis malam jum’at, maka amalnya pemutus tali rahim tidak akan diterima.” (HR. Ahmad)

Pemutus tali rahim tidak akan masuk sorga. Berdasarkan sabda Nabi ,

[arabic-font]«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ»[/arabic-font]

“Tidak akan masuk sorga, pemutus tali rahim.” (HR. al-Bukhari, Muslim)

Seseorang itu dituntut untuk menyambung kerabat-kerabat dekatnya, dan dituntut untuk bertaqwa kepada Allah sebatas kemampuannya.

Keberadaan menyambung tali rahim bisa dengan kunjungan, saling menelepon, dan tulis surat. Menyambung tali rahim bisa terealisasi dengan seluruh sisi penyampaian kebaikan; baik berupa pemenuhan undangan mereka, mengucapkan salam kepada mereka, bertanya tentang keadaan mereka, berdiri bersama mereka di dalam kebahagiaan dan kesedihan mereka, lapang dada bagi mereka, menunjukkan kebaikan bagi mereka, memerintah mereka kepada yang ma’ruf, dan melarang mereka dari yang mungkar dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan mereka adalah manusia yang paling berhak dengan yang demikian. Mengabaikan keburukan prilaku mereka, serta membantu mereka dan mencurahkan harta bagi mereka, dikarenakan shadaqah kepada mereka adalah shadaqah dan penyambungan tali rahim. Berdasarkan sabda Nabi ,

[arabic-font]«الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَهِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ»[/arabic-font]

“Shadaqah kepada orang-orang miskin adalah shadaqoh, dan shadaqah kepada orang yang memiliki hubungan rahim adalah dua pahala; shadaqah dan menyambung tali rahim.” (HR. at-Turmudzi)

Ketiga, mempercayai sihir

Yaitu barangsiapa membenarkan tukang sihir, dikarenakan tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah .

Dan barangsiapa datang kepada seorang dukun, atau peramal, tukang nujum, atau Dajjal([1]), lalu bertanya kepadanya tentang perkara ghaib, maka keadaannya tidak lepas dari perkara berikut:

1- Dia bertanya, dan tidak membenarkan.

Maka orang ini, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari. Telah shahih di dalam Shahih Muslim dari Nabi i, bahwa beliau bersabda,

[arabic-font]«مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً»[/arabic-font]

“Barangsiapa mendatangi tukang ramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”

2- Dia membenarkannya

Maka orang ini kafir. Nabi bersabda,

[arabic-font]«مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم»[/arabic-font]

“Barangsiapa mendatangi dukun, atau tukang ramal, lalu dia membenarkan apa yang dia ucapkan, maka sungguh dia telah kafir dengan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad i.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Maka jika ini adalah keadaan orang yang bertanya, maka bagaimanakah keadaan orang yang ditanya?!

3- Mendatanginya untuk mendengar saja.

Maka orang ini fasiq. Allah berfirman,

[arabic-font]وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أَنۡ إِذَا سَمِعۡتُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ يُكۡفَرُ بِهَا وَيُسۡتَهۡزَأُ بِهَا فَلَا تَقۡعُدُواْ مَعَهُمۡ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيۡرِهِۦٓ إِنَّكُمۡ إِذٗا مِّثۡلُهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡكَٰفِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا ١٤٠[/arabic-font]

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (QS. an-Nisa` (4): 140)

Nabi bersabda,

[arabic-font]«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِالْخَمْرِ»[/arabic-font]

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia duduk di meja makan yang digilirkan khomer di atasnya.” (HR. at-Turmudzi)

4- Dia bertanya untuk menjelaskan kelemahannya bagi manusia, dan ini adalah sunnah.

Nabi bersabda kepada Ibnu Shayyad,

[arabic-font]«إِنِّي قَدْ خَبَأْتُ لَكَ خَبِيئًا»؟ فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ: هُوَ الدُّخُّ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه سلم: «اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ»[/arabic-font]

“Sesungguhnya aku telah menyembunyikan untukmu suatu yang disembunyikan dalam jiwa.” Lalu Ibnu Shayyad berkata, ‘Ia adalah dhukh…’ maka Rasulullah bersabda kepadanya, ‘Diamlah (dengan terhina dan terusir), Engkau tidak akan bisa melampaui kedudukanmu (sebagai dukun, untuk bisa mengetahui perkara ghaib).” (HR. al-Bukhari Muslim)

(Diambil dari kitab Tsulaatsiyaat Nabawiyah Jilid II, DR. Mihran Mahir ‘Utsman, dialih bahasakan oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

Footnote:

([1]) Kahin, yang praktek perdukunan dengan meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang. ‘Arraf, yang mengeklaim dirinya mengetahui perkara yang telah lewat. Munajjim, yaitu orang yang mencari petunjuk dengan bintang-bintang terhadap perkara-perkara ghaib. Dan Dajjal mencakup semua itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *