Tidak Rela Dengan Ketetapan Allah (2) : menampar pipi, merobek baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyah

Kedua: menampar pipi, merobek baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyah.

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits ‘Abdillah bin Mas’ud I, dia berkata, ‘Rasulullah  bersabda,

«لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الخُدُودَ، وَشَقَّ الجُيُوبَ، وَدَعَا بِدَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ»

Bukan termasuk golongan kami orang yang menampir pipi, merobek kerah baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyah.”(1)

Al-Juyuub, adalah bentuk jamak dari jaib, yaitu apa yang terbuka dari sisi leher baju agar kepala masuk ke dalamnya.

Yang dimaksud dengan merobeknya adalah (menariknya dengan keras hingga) membuat lobang robekan yang lain. Dan itu merupakan tanda tidak terima (tidak rela) dengan taqdir Allah .

Maksud seruan jahiliyah adalah meratapi si mayit dengan menyebut-nyebut kebaikan si mayit, dan berdo’a dengan do’a kemalangan.

Maksud dari an-nadbah adalah penyebutan kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita. Salah satu dari mereka berkata, ‘Wahai yang melengkapiku…. Wahai yang membuatku indah… , dari ungkapan-ungkapan yang masyhur (dikalangan kaum wanita).

Dan telah lewat bersama kita, sebuah hadits dari an-Nu’man bin Basyir saat ‘Abdullah bin Rawahah pingsan, kemudian saudarinya mulai menangis dan berkata, ‘Duhai pelindungku… duhai demikian, dan demikian… sambil menyebut-nyebut kebaikannya.

Ibnu Majah dan Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Abu Umamah I,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ، «لَعَنَ الْخَامِشَةَ وَجْهَهَا، وَالشَّاقَّةَ جَيْبَهَا، وَالدَّاعِيَةَ بِالْوَيْلِ وَالثُّبُورِ»

Bahwasannya Rasulullah  telah melaknat wanita yang mencakar wajahnya, merobek kerah bajunya, dan yang menyeru dengan seruan kemalangan dan kebinasaan.”(2)

(Diambil dari Kitab Silsilah Akhthaaunnisaa` (2) Akhthooun Nisa al-Muta’alliqah fi al-Janaaiz, Syaikh Nada Abu Ahmad, alih bahasa oleh Muhammad Syahri)

___________________________________

Footnote:

1() HR. Al-Bukhari (1294), Muslim (103)-pent

2() HR. Ibnu Majah (1585), Ibnu Hibban (3156), Syaikh al-Arnauth berkata, ‘Sanadnya shahih menurut syarat Muslim.”-pent

 

2 Comments on “Tidak Rela Dengan Ketetapan Allah (2) : menampar pipi, merobek baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *