Tambah Umur, Tambah Banyak Sholat, Tambah Tinggi Derajat

Hadits Tentang Sholat Lima Waktu

22- Tambah Umur, Tambah Banyak Sholat, Tambah Tinggi Derajat

 

Hadits Tholhah Bin ‘Ubaidillah radhiyallaahu ‘anhu,

 

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِىٍّ قَدِمَا عَلَى رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- وَكَانَ إِسْلاَمُهُمَا جَمِيعًا فَكَانَ أَحَدُهُمَا أَشَدَّ اجْتِهَادًا مِنَ الآخَرِ فَغَزَا الْمُجْتَهِدُ مِنْهُمَا فَاسْتُشْهِدَ ثُمَّ مَكَثَ الآخَرُ بَعْدَهُ سَنَةً ثُمَّ تُوُفِّىَ.

قَالَ طَلْحَةُ فَرَأَيْتُ فِى الْمَنَامِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ إِذَا أَنَا بِهِمَا فَخَرَجَ خَارِجٌ مِنَ الْجَنَّةِ فَأَذِنَ لِلَّذِى تُوُفِّىَ الآخِرَ مِنْهُمَا

ثُمَّ خَرَجَ فَأَذِنَ لِلَّذِى اسْتُشْهِدَ ثُمَّ رَجَعَ إِلَىَّ فَقَالَ ارْجِعْ فَإِنَّكَ لَمْ يَأْنِ لَكَ بَعْدُ.

فَأَصْبَحَ طَلْحَةُ يُحَدِّثُ بِهِ النَّاسَ فَعَجِبُوا لِذَلِكَ فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم-.وَحَدَّثُوهُ الْحَدِيثَ فَقَالَ « مِنْ أَىِّ ذَلِكَ تَعْجَبُونَ » فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ هَذَا كَانَ أَشَدَّ الرَّجُلَيْنِ اجْتِهَادًا ثُمَّ اسْتُشْهِدَ وَدَخَلَ هَذَا الآخِرُ الْجَنَّةَ قَبْلَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً ». قَالُوا بَلَى. قَالَ « وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ فَصَامَهُ وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِى السَّنَةِ ». قَالُوا بَلَى قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- «فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ»

 

Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah radhiyallaahu ‘anhu bahwa dua laki-laki dari Baliy (cabang suku Qudho’ah-pen) datang kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan keduanya masuk Islam bersama-sama. Salah seorang dari keduanya lebih giat daripada yang lainnya. Orang yang sangat giat dari keduanya itu ikut berperang lalu mati syahid. Sedangkan yang lainnya hidup setahun setelahnya, lalu meninggal dunia.

Thalhah radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Aku bermimpi, ketika aku sedang berada di pintu surga, aku melihat keduanya. Tiba-tiba ada seseorang keluar dari dalam surga, lalu mengidzinkan orang yang mati terakhir dari keduanya (untuk masuk surga lebih dahulu, lalu orang itu masuk lagi ke dalam surga-pen). Lalu dia keluar lagi dari dalam surga, lalu mengidzinkan orang yang mati syahid (untuk masuk surga -pen). Lalu dia menemuiku kemudian berkata, “Kembalilah, karena sesungguhnya belum datang waktu untukmu (boleh masuk surga)”. Besoknya Thalhah menceritakan kepada orang-orang dan mereka keheranan terhadapnya. Hal itu sampai kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, mereka menyampaikan cerita itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Dari sisi mana kamu heran?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, orang yang satu ini lebih sangat giat di antara keduanya, lalu dia mati syahid, tetapi orang yang terakhir (mati) itu masuk surga sebelumnya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah dia (orang yang terakhir mati itu) masih hidup setahun setelahnya?” Mereka menjawab, “Ya”. Beliau bersabda lagi, “Dan (bukankah) dia telah menemui bulan Ramadhan lalu berpuasa Ramadhan, dan dia telah melakukan shalat sekian banyak sujud di dalam setahun?” Mereka menjawab, “Ya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jarak antara keduanya lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi”.([1])

 

Hadits Abu Salamah radhiyallaahu ‘anhu,

 

Di dalam hadits Abu Salamah diriwayatkan:

 

فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَمْ مَكَثَ بَعْدَهُ؟» قَالَ: حَوْلًا. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلَّى أَلْفًا وَثَمَانِ مِائَةِ صَلاةٍ، وَصَامَ رَمَضَانَ»

 

Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berapa lama orang yang terakhir itu hidup setahun setelah orang yang pertama?” Mereka menjawab, “Setahun”. Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Di dalam setahun) dia telah melakukan shalat (wajib) sebanyak 18000 kali, dan telah  berpuasa Ramadhan”.([2])

 

Hadits Abu Huroiroh radhiyallaahu ‘anhu:

 

Di dalam hadits Abu Huroirah radhiyallaahu ‘anhu diriwayatkan:

 

فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ رَمَضَانَ، وَصَلَّى سِتَّةَ آلَافِ رَكْعَةٍ، أَوْ كَذَا وَكَذَا رَكْعَةً صَلَاةَ السَّنَةِ؟»

 

Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah dia telah berpuasa Ramadhan setelah kematian yang pertama?  dan dia telah melakukan shalat 6000 roka’at atau sekian roka’at di dalam setahun?”([3])

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:

 

1- Keutamaan sahabat Thalhah bin ‘Ubaidillah, di dalam hadits ini beliau mengalami mimpi yang benar. Dan memang beliau termasuk 10 sahabat yang diberitakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai penduduk sorga.

 

2- Keutamaan  orang masuk Islam, sebab semua amal sholih akan bermanfaat di akhirat dengan syarat pelakunya seorang muslim.

 

3- Kaum muslimin tidak satu derajat di dalam keimanan dan amalannya.

 

4- Keutamaan berperang fi sabilillah, yaitu berperang untuk meninggikan agama Alloh.

 

5- Keutamaan mati syahid, yaitu mati di dalam perang fi sabilillah, dijamin masuk sorga jika ikhlas amalannya.

 

6- Keutamaan panjang umur dengan amalan yang baik.

 

7- Mimpi ada yang benar datang dari Alloh. Namun ada juga mimpi yang datang dari syaithan untuk menyesatkan manusia. Sehingga semata-mata mimpi tidak menjadi dalil keyakinan.

 

8- Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikan penjelasan yang bisa menghilangkan kebingungan sahabat. Sebagaimana para ulama perwaris para Nabi memberikan penjelasan yang bisa menghilangkan kebingungan umat.

 

9- Keutamaan bertemu bulan Ramadhan lalu berpuasa Ramadhan.

 

10- Keutamaan sholat wajib lima waktu. Amalan yang meninggikan derajat dan menghapuskan dosa. Di dalam setahun shalat wajib lima waktu dilakukan sebanyak 18000 kali, dan lebih dari 6000 roka’at.

 

11- Perbedaan derajat dua orang muslim yang keduanya wafat terpaut setahun, bisa   lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi.

 

12- Riwayat-riwayat hadits saling menjelaskan dan melengkapi. Oleh karena itu termasuk metode memahami Sunnah adalah mengumpulkan hadits-hadits di dalam satu bab, lalu memahami dan menempatkan semua riwayat hadits pada tempatnya. Sehingga tidak salah di dalam memahami sebuah hadits.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

 

Sragen, Dhuha Jum’at, 14-Shofar-1442 H / 2-Oktober-2020 M

 

________________________

Footnote:

 

([1]) HR. Ibnu Majah, no. 3925; Ahmad, no. 1403. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib, 3/314, no. 3366, Maktabul Ma’arif, cet. 1, th 1421 H / 2000 M; Syaikh Al-Arnauth berkata, “Hasan lighoirihi

 

([2]) HR. Ahmad, no. 1389. Syaikh Al-Arnauth berkata, “Hasan lighoirihi”

 

([3]) HR. Ahmad, no. 8399. Syaikh Al-Arnauth berkata, “Isnadnya Hasan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *