بَابُ تَفْسيرِ التَّوْحِيدِ وَشَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَقَوْلُ اللهِ تَعَالَى: ﴿أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يَدعُونَ يَبتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلوَسِيلَةَ أَيُّهُم أَقرَبُ وَيَرجُونَ رَحمَتَهُۥ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُۥٓۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحذُورًا ٥٧﴾
Bab tafsir tauhid dan syahadat laa ilaaha illallaah. Dan firman Allah subhaanahu wata’aalaa: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al Isra”: 57)
Hubungan Bab Dengan Kitab at-Tauhid
Tatkala penulis rahimahullah menyebut di dalam bab-bab yang terdahulu tentang tauhid dan keutamaannya, berdakwah kepadanya, dan takut dari lawannya, yaitu kesyirikan, maka penulis rahimahullah menjelaskan di dalam bab ini akan maknya. Dikarenakan sebagian manusia salah di dalam memahami maknanya. Lalu dia menyangka bahwa maknanya adalah mengakui tauhid rububiyah saja! Maka bukan ini yang dimaksud dengan tauhid; namun yang dimaksud dengan tauhid adalah tiada lain apa yang telah ditunjukkan oleh nash-nash yang telah disebutkan oleh penulis rahimahullah sebagai sebuah baginya darinya di dalam bab ini; yaitu mengesakan Allah dengan ibadah, dan bebas dari kesyirikan.
Kemudian meng’athafkan syahadat laa ilaaha illallaah terhadap tauhid, untuk menjelaskan bahwa makna keduanya adalah satu, tidak ada perbedaan padanya.
Kosakata:
(يَدْعُونَ): orang-orang kafir itu menyeru mereka selain Allah; dan mereka adalah para malaikat, para Nabi, orang-orang shalih dan selaih mereka. Maka dhamir fa’il yad’uuna kembali kepada orang-orang kafir.
(يَبْتَغُونَ): maksunya, mereka yang disembah meminta, dhamir fa’il di dalamnya kembali kepada orang-orang yang disembah; dari kalangan para Malaikat dan semacamnya.
(الْوَسِيلَةَ): perkara yang dengannya bisa mendekatkan diri kepada Allah; maka makna bertawassul kepada Allah adalah beramal dengan suatu amal dengan mendekatkan dirinya kepada Allah.
(وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ): yaitu mereka tidak berharap kepada seorangpun selain-Nya.
(وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ): yaitu mereka tidak takut kepada seorangpun selain-Nya.
Makna Global Bagi Ayat
Bahwasannya Allah subhaanahu wata’aalaa memberitakan bahwanya mereka yang orang-orang musyrik menyembah mereka selain Allah; berupa para Malaikat, para Nabi, dan orang-orang shalih; mereka berlomba-lomba untuk mencari kedekatan kepada Allah; mereka berharap rahmat-Nya lagi takut terhadap adzab-Nya. Maka jika demikian keadaan mereka, dimana mereka adalah termasuk bagian dari para hamba, maka bagaimana mungkin mereka diseru bersamaan dengan Allah, sementara mereka sendiri menyibukkan diri-diri mereka sendiri, berdo’a kepada Allah, dan mencari sarana untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya?
Hubungan Ayat bagi Bab
Bahwasannya ayat tersebut menunjukkan bahwa makna tauhid dan syahadat laa ilaaha illallaah adalah meninggalkan perkara yang orang-orang musyrik berada di atasnya; berupa berdo’a kepada orang-orang shalih, berharap syafaat (pertolongan) dengan mereka kepada Allah di dalam menyingkap bahaya atau memindahkanya. Dikarenakan hal itu termasuk syirik besar.
Faidah-Faidah Ayat:
- Bantahan kepada orang-ornag yang menyeru para wali, dan orang-orang shalih dalam menyingkap madharat atau mendatangkan manfaat; bahwasannya mereka yang diseru ini, tidak memiliki kekuasaan untuk dirinya, baik menolak madharat, tidak juga mendatangkan manfaat. Maka bagaimana mereka memilikinya untuk selain mereka.
- Penjelasan sangat takutnya para Nabi dan orang-orang shalih kepada Allah subhaanahu wata’aalaa, dan penjelasan harapn mereka terhadap rahmat Allah subhaanahu wata’aalaa.
Sumber: at-Ta’liiq al-Mukhtashar al-Mufiid, Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan