Sombong

وَالتَّكَبُّرُ عَلىَ عِبَادِ اللَّهِ وَهُوَ رَدُّ الْحَقِّ وَاسْتِحْقَارُ النَّاسِ وَرُؤْيَتُهُ أَنَّهُ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ.

Dan takabbur (sombong) terhadap hamba-hamba Allah; yaitu menolak kebenaran dan meremehkan manusia, serta pandangannya bahwa dia lebih baik dari kebanyakan makhluk Allah.”

Berdasarkan hadits Ibnu Mas’ûd I dari Nabi , beliau bersabda:

«لا يَدْخُل الجَنَّةَ مَنْ كَانَ في قَلْبِهِ مثْقَالُ ذَرَّةٍ مَنْ كِبرٍ» فقال رَجُلٌ : إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُه حسناً ، ونعلهُ حسنا قال : «إِنَّ اللَّه جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمالَ الكِبْرُ بَطَرُ الحَقِّ وغَمْطُ النَّاسِ»

“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada rasa sombong seberat biji sawi.” Ada seorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya setiap orang itu menyukai manakala bajunya bagus dan sandalnya bagus!” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allâh itu indah menyukai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan menghina orang.” (HR. Muslim)

Imam al-Ghazali berkata,

يَنْبَغِيْ لَكَ أَنْ تَعْلَمَ أَنَّ الْخَيْرَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ عِنْدَ اللهِ تَعَالىَ فِيْ الدَّارِ الْآخِرَةِ وَذَلِكَ غَيْبٌ وَهُوَ مَوْقُوْفٌ عَلىَ الْخَاتِمَةِ، فَاعْتِقَادُكَ فِيْ نَفْسِكَ أَنَّكَ خَيْرٌ مِنْ غَيْرِكَ جَهْلٌ مَحْضٌ بَلْ يَنْبَغِيْ أَنْ لاَ تَنْظُرَ إِلَى أَحَدٍ إِلاَّ وَتَرَى أَنَّهُ خَيْرٌ مِنْكَ وَأَنَّ الْفَضْلَ لَهُ عَلىَ نَفْسِكَ.

‘Hendaknya kamu mengetahui bahwa yang baik itu adalah orang yang baik di sisi Allah di negeri akhirat, dan yang demikian itu adalah perkara ghaib, dan itu terhenti pada akhir hayat; maka keyakinanmu pada dirimu bahwa dirimu lebih baik dari selainmu adalah sebuah kebodohan murni, bahkan selayaknyalah engkau tidak melihat kepada seorangpun melainkan engkau melihatnya lebih baik darimu, dan bahwa dia lebih utama dari dirimu.’ (al-Mirqah, Imam Nawawi al-Bantani, 64)

Dan menganggap diri sendiri lebih baik dari yang lain adalah maksiat pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah , yaitu prilaku iblis yang dilaknat oleh Allah .

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ ٧٥ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ٧٦ قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ ٧٧ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ ٧٨

Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya laknat (kutukan)-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”. (78)” (QS. Shad: 75-78)

(Makalah Kajian Syarah Sulamuttaufiq bersama Ustadz Muhammad Syahri di Jawi Prigen Pasuruan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *