Assalammualaikum ustaz,Saya pernah mendengar hadith yang tidak diterima solat seseorang jikalau saling bermusuhan.
Soalan:Adakah diterima solat jikalau sudah berniat untuk bertegur sapa dan berdamai tapi belum jumpa orang yang dengan kita bertengkar? adakah masih belum diterima solat atau sudah diterima solat ?
Jawab:
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh.
Alhamdulillah rabbil ‘aalamiin, washshalaatu wassalaamu ‘alaa Rasulillaah, shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Barangkali hadits yang dimaksud adalah hadits yang telah dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh.
Dari Ibnu ‘Abbās radhiyallāhu Ta’āla ‘anhumā, ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرْفَعُ لهم صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا : رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ ، وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ ، وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Ada 3 golongan orang yang shalat mereka tidak akan diangkat diatas kepala mereka (sekalipun hanya) sejengkal; (1) Seorang yang mengimami suatu kaum padahal kaumnya itu benci kepadanya; (2) Seorang wanita yang dia tidur sementara suaminya marah kepadanya ; (3) dan Dua orang saudara yang saling bermusuhan (saling menghajr).”
(HR Ibnu Mājah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albāni dalam Misyakatul Mashabih no. 1128)
Oleh karena itulah diharamkan tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak menyapa) saudaranya lebih dari 3 hari.” (HR. Bukhari 6237 dan Muslim 2560).
Bahkan terdapat ancaman yang keras, disamping ancaman di dalam hadits Ibnu ‘Abbas diatas;
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis. Lalu diampuni seluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai…
(HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.”
(HR. Abu Daud 4914, dan dishahihkan Al-Albani).
Dari Abu Khirasy As-Sulami radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ
“Siapa yang memboikot saudaranya setahun, dia seperti menumpahkan darahnya.” (HR. Ahmad 17935, Abu Daud 4915, dan dishahihkan oleh Syuaib Al-Arnauth).
Oleh karena itulah, bersegeralah berdamai, dan mencarinya, menyapa dan menyampaikan salam kepadanya. Awali dengan niat yang kuat, kemudian berusaha semaksimal mungkin. Mudah-mudahan Allah subhaanahuu wa ta’aala memberikan ampunan.
Wallaahu a’lam.