Sarana Meraih Cinta Allah (45) Memuliakan Tamu dan Menjamunya

 

Memuliakan tamu adalah termasuk bagian dari faktor-faktor penyebaran rasa cinta di antara manusia, dan lebih mengutamakannya sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Oleh karenanya Allah dan Rasul-Nya telah menganjurkannya.

 

Nabi ﷺ bersabda,

 

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ» قَالَ: وَمَا جَائِزَتُهُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ، وَالضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ»

 

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia memuliakan tamunya; yaitu jaa-izah([1])nya.”

 

Dia berkata, ‘Dan apakah jaa-izahnya, wahai Rasulullah?’

 

Beliau bersabda, ‘Sehari semalam, sementara perjamuan tamu itu adalah tiga hari; maka apapun yang lebih dari itu (lebih dari tiga hari) adalah sedekah.”([2])

 

(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuuSayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

______________________

Footnote:

([1]) Hidangan berlebih dari kebiasaan makan keseharian yang diberikan kepada tamu

([2]) Muttafaqun ‘alaih

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *