Sarana Meraih Cinta Allah (43) Menjaga Rahasia, Dan Tidak Menyebarkannya

 

Seorang muslim adalah orang kepercayaan atas rahasia-rahasia selainnya; selagi pemiliknya telah memberikan kepercayaan kepadanya atas rahasia-rahasia tersebut. Sementara menyebarkan rahasia-rahasia adalah termasuk pengkhianatan terhadap amanah, dan penyebab tersebarnya permusuhan dan kebencian di antara orang-orang yang saling mengasihi.

 

Allah ﷻ berfirman,

 

وَأَوفُواْ بِٱلعَهدِ إِنَّ ٱلعَهدَ كَانَ مَسؤولًا  ٣٤

 

“… dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. al-Isra`: 34)

 

Dari Anas radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah ﷺ pernah mendatangiku, sementara aku sedang bermain-main bersama anak-anak. Kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami, lalu mengutusku untuk suatu hajat keperluan beliau, hingga aku terlambat datang menemui ibuku. Maka tatkala aku telah datang, Dia berkata, ‘Apa yang telah menahanmu?’

 

Maka kukatakan, ‘Rasulullah ﷺ telah mengutusku untuk suatu hajat keperluan.’

 

Dia bertanya, ‘Apa hajat keperluan beliau?’

 

Saya berkata, ‘Sesungguhnya hajat itu adalah sebuah rahasia.’

 

Maka Dia (Ibu) berkata, ‘Janganlah sekali-kali kamu memberitahukan rahasia Rasulullah ﷺ kepada seorangpun.’

 

Berkatalah Anas radhiyallaahu ‘anhu (kepada Tsabit yang meriwayatkan hadits darinya), ‘Demi Allah, seandainya aku pernah menceritakan rahasia itu kepada seseorang, maka pastilah aku akan menceritakan rahasia itu kepadamu, wahai Tsabit.”([1])

 

(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuuSayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

______________________

Footnote:

([1]) Muttafaqun ‘alaih

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *