Tidak akan mensucikan dirinya sendiri kecuali orang yang terperdaya oleh syetan dengan usahanya di jalan Allah, dan tidak akan bertawadhdhu’ kepada makhluk Allah kecuali orang yang mencari keridhaan Allah dan pengampunan-Nya di dunia dan akhirat.
Allah ﷻ berfirman,
فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُم
“… maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci…” (QS. an-Najm (53): 32)
Nabi ﷺ bersabda,
«إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ»
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian saling berlaku tawadhu’ hingga seseorang tidak membanggakan dirinya kepada seorang yang lain, dan tidak ada seorangpun yang berlaku melampaui batas kepada seorang yang lain.”([1])
(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________
Footnote: