Allah ﷻ berfirman,

 

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعبُدُواْ ٱللهَ مُخلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلقَيِّمَةِ ٥

 

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah (98): 5)

 

Nabi ﷺ bersabda,

 

« إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ وَرَسُولِهِ, فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ »

 

“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niat-niat(nya), dan sesungguhnya bagi setiap orang itu hanyalah apa yang dia niatkan; maka barangsiapa hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya adalah untuk dunia yang dia ingin meraihnya, atau untuk wanita yang dia ingin menikahinya, maka hijrahnya adalah untuk apa dia berhijrah kepadanya.”⁽[1]⁾

 

Dan ketahuilah bahwa niat adalah pondasi segala amal, dan ucapan. Maka barangsiapa niatnya benar untuk Allah, maka Allah mencintainya, dan menerima amalnya; dan barangsiapa niatnya rusak, dan dengan amalnya dia menginginkan selain Allah, maka Allah hapus amalnya ini, karena dia telah mensekutukan-Nya dengan selain-Nya, dan Allah tidak menerima amal tersebut darinya.

 

(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

______________________

Footnote:

^([1]) HR. al-Bukhari (1), Muslim (1907), Abu Dawud (2201), at-Tirmidzi (1647), ahmad (168), lihat al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (4/291)^-pent