Sarana Meraih Cinta Allah (15) Jangan Menjadi Orang-Orang Yang Menzhalimi Hamba-Hamba Allah

 

Allah ﷻ berfirman,

 

مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ ١٨

 

…orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya. (QS. Ghaafir (40): 18)

 

Nabi ﷺ bersabda,

 

«اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، …»

 

“Takutlah kalian kepada kezhaliman, dikarenakan kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.”([1])

 

Nabi ﷺ bersabda,

 

«أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟» قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: «إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ»

 

“Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?’

 

Mereka menjawab, ‘Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan juga harta benda.’

 

Maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang nanti datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat. Dia datang sementara dia telah mencaci orang yang ini, menuduh orang yang ini, memakan harta orang yang ini, mengalirkan darah orang yang ini, memukul orang yang ini; maka orang yang ini diberi bagian dari kebaikan-kebaikannya, dan orang yang ini, diberikan bagian dari kebaikan-kebaikannya. Maka jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum tanggungannya terbayarkan, maka diambillah bagian dari kesalahan-kesalahan mereka, kemudian dilemparkan padanya, kemudian diapun dilemparkan ke dalam Neraka.”([2])

 

Perkara tersebut tidak membutuhkan komentar, dan cukuplah tersia-siakannya kebaikan-kebaikan, padahal ia adalah perkara termahal yang dimiliki oleh manusia pada hari itu. Maka tidak ada harta, anak-anak, kedudukan dan nasab yang bisa memberikan manfaat kepada seorang hamba jika dia dulunya adalah orang yang berbuat zhalim. Wahasbunallaahu wani’mal wakiil.

 

(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuuSayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

______________________

Footnote:

([1]) HR. Muslim (2578), al-Bukhari (2315), at-Tirmidzi (2030), Ahmad (14501)

([2]) HR. Muslim (2418), at-Tirmidzi (2581)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *