Santet Di Zaman Nabi

[arabic-font] السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ [/arabic-font]

📝Ustadz saya mau bertanya…apakah di jaman Nabi ﷺ sudah dikenal dengan yang namanya santet/sihir. Apakah Nabi sendiri atau sahabat pernah terkena santet? Bagaimana sikap kita kalau dicurhati masalah santet dengan disertai bukti-bukti supaya kita terhindar dari prasangka jelek? Apakah seorang “ustadz/kyai” bisa mengambil santet dengan melakukan ritual tertentu yang dibungkus dengan ayat-ayat Al-qur’an? Bagaimana agar kita terhindar dari santet atau selintas percaya bahwa seseorang itu terkena santet? Sekian ustadz… Jazaakumullaahu khoiron. Ustadz

✏️Jawab:

[arabic-font]وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ[/arabic-font]

📌Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka kami akan membaginya menjadi beberapa jawaban; Apakah dizaman Nabi sudah dikenal sihir? Dan apakah beliau sendiri pernah terkena sihir?

📌Maka jawabannya adalah: Iya, sihir telah ada, bukan hanya dizaman Nabi ﷺ, namun juga sebelum Nabi Musa ‘alaihissalaam. Masih ingat dengan kisah Nabi Musa ‘alaihissalam menghadapi tukang-tukang sihir Fir’aun?

📌Adapun apakah Nabi ﷺ pernah tersihir, maka telah disebutkan di dalam hadtis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, mengatakan :
[arabic-font]سَحَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ يُقَالُ لَهُ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ حَتَّى كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ كَانَ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا فَعَلَهُ حَتَّى إِذَا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ أَوْ ذَاتَ لَيْلَةٍ وَهُوَ عِنْدِي لَكِنَّهُ دَعَا وَدَعَا ثُمَّ قَالَ يَا عَائِشَةُ أَشَعَرْتِ أَنَّ اللَّهَ أَفْتَانِي فِيمَا اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ أَتَانِي رَجُلَانِ فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالْآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ مَا وَجَعُ الرَّجُلِ فَقَالَ مَطْبُوبٌ قَالَ مَنْ طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ قَالَ فِي أَيِّ شَيْءٍ قَالَ فِي مُشْطٍ وَمُشَاطَةٍ وَجُفِّ طَلْعِ نَخْلَةٍ ذَكَرٍ قَالَ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ فَأَتَاهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَجَاءَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ كَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ أَوْ كَأَنَّ رُءُوسَ نَخْلِهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا اسْتَخْرَجْتَهُ قَالَ قَدْ عَافَانِي اللَّهُ فَكَرِهْتُ أَنْ أُثَوِّرَ عَلَى النَّاسِ فِيهِ شَرًّا فَأَمَرَ بِهَا فَدُفِنَتْ.[/arabic-font]

📚“Seseorang dari Bani Zuraiq, yang bernama Labid bin Al-A’sham, menyihir Rasulullah ﷺ, sehingga beliau merasa melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya. Sampai pada suatu hari atau pada suatu malam ketika beliau berada di sisiku, beliau terus berdo’a dan berdo’a. Kemudian beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah telah memperkenankan do’aku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya? Ada dua orang yang mendatangiku, satu diantaranya duduk di dekat kepalaku dan yang satunya lagi berada di dekat kakiku. Lalu salah seorang diantara keduanya berkata kepada temannya,”Sakit apa orang ini?” “Terkena sihir,” sahut temannya. “Siapa yang telah menyihirnya?” tanya temannya lagi. Temannya menjawab, “Labid bin al-A’sham.” “Dengan apa?” Dia menjawab, “Dengan sisir dan rontokan rambut ketika disisir, dan mayang kurma jantan.” “Lalu dimana semuanya itu berada?” tanya temannya. Dia menjawab, “Disumur Dzarwan”. Kemudian Rasulullah ﷺ  mendatangi sumur itu bersama beberapa orang sahabat beliau. Setelah kembali, beliau berkata, “Wahai ‘Aisyah, seakan-akan airnya berwarna merah seperti perasan daun pacar, dan ujung dahan pohon kurma (yang berada di dekatnya) seakan-akan seperti kepala syaitan”. Lalu ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau meminta dikeluarkan?” Beliau menjawab, “Allah telah menyembuhkanku, sehingga aku tidak ingin memberi pengaruh buruk kepada umat manusia dalam hal itu”. Kemudian beliau memerintahkan untuk menimbunnya, maka semuanya pun ditimbun dengan segera (HR. Bukhari dan Muslim)

📌Ini merupakan sebuah pelajaran agar dalam diri Rasulullah ﷺ terdapat suri tauladan bagi umatnya. Jika salah seorang dari umatnya terkena sihir, maka sungguh orang yang lebih baik darinya (yaitu Rasulullah ﷺ) pun juga pernah terkena sihir. Bersamaan dengan itu, beliau tidak meminta pertolongan kepada tukang sihir, atau dukun, atau dajjal (untuk melawan sihir yang menimpa beliau -pent). Akan tetapi, beliau ﷺ hanya meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala.

🍃Wallahu a’lam.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌺 Group Tanya Jawab Khusus Muslimah 🌺
📘 Majelis Taklim Salsabila Alumni SMANDA/SMUNDA 📘
📲 Untuk bergabung ketik “GABUNG_Nama_Angkatan” KIRIM ke no. +6285749060476📕
📲  Join via Telegram https://telegram.me/akhowatsmanda atau klik  http://bit.ly/20jtqpe  untuk melihat kumpulan tanya jawab dari awal.
🌎 http://www.attabiin.com/category/konsul-salsabila/
📻 Ikuti siaran radio al-Umm 102,5 FM Malang, Relay Pandaan dan sekitarnya di 102,8 FM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *