Sampai Di Jembatan ash-Shirat

Apa yang dilakukan begitu sampai di jembatan Ash-Shirat

Selanjutnya, ketika mereka telah sampai dijembatan, maka Allah membagi cahaya bagi masing-masing orang, untuk menerangi jalan yang akan dilewatinya. Hal itu, seperti yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam firmanNya:

[arabic-font]﴿ يَوۡمَ تَرَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَسۡعَىٰ نُورُهُم بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ بُشۡرَىٰكُمُ ٱلۡيَوۡمَ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٢ يَوۡمَ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱنظُرُونَا نَقۡتَبِسۡ مِن نُّورِكُمۡ قِيلَ ٱرۡجِعُواْ وَرَآءَكُمۡ فَٱلۡتَمِسُواْ نُورٗاۖ فَضُرِبَ بَيۡنَهُم بِسُورٖ لَّهُۥ بَابُۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحۡمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلۡعَذَابُ ١٣ يُنَادُونَهُمۡ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمۡ فَتَنتُمۡ أَنفُسَكُمۡ وَتَرَبَّصۡتُمۡ وَٱرۡتَبۡتُمۡ وَغَرَّتۡكُمُ ٱلۡأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ [/arabic-font]

“(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar”. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu”. (QS al-Hadiid: 12-14).

Dalam sebuah hadits, hal itu juga diterangkan lebih gamblang lagi. Sebagaimana riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thabarani dan Hakim, dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

[arabic-font](( فَيُعْطِيهِمْ نُورَهُمْ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ ، فَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورَهُ مِثْلَ الْجَبَلِ الْعَظِيمِ يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورَهُ أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورًا مِثْلَ النَّخْلَةِ بِيَمِينِهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورًا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ ، حَتَّى يَكُونَ رَجُلا يُعْطَى نُورَهُ عَلَى إِبْهَامِ قَدَمِهِ يُضِئُ مَرَّةً وَيَفِيءُ مَرَّةً ، فَإِذَا أَضَاءَ قَدَّمَ قَدَمَهُ فَمَشَى, وَإِذَا طُفِئَ قَامَ“. قَالَ: “وَالرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ أَمَامَهُمْ حَتَّى يَمُرَّ فِي النَّارِ فَيَبْقَى أَثَرُهُ كَحَدِّ السَّيْفِ دَحْضُ مَزِلَّةٍ“. قَالَ:”وَيَقُولُ: مُرُّوا فَيَمُرُّونَ عَلَى قَدْرِ نُورِهِم ْ مِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَطَرْفِ الْعَيْنِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالْبَرْقِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالسَّحَابِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَانْقِضَاضِ الْكَوْكَبِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالرِّيحِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَشَدِّ الْفَرَسِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَشَدِّ الرَّجُلِ ، حَتَّى يَمُرَّ الَّذِي أُعْطِيَ نُورَهُ عَلَى إِبْهَامِ قَدَمَيْهِ يَحْبُو عَلَى وَجْهِهِ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ تَخِرُّ رِجْلُ, وَتَعْلَقُ رِجْلٌ, وَيُصِيبُ جَوَانُبَهُ النَّارُ فَلا يَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يَخْلُصَ، فَإِذَا خَلَصَ وَقَفَ عَلَيْهَا. ثُمَّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللَّهُ مَا لَمْ يُعْطِ أَحَدًا أَنْ نَجَّانِي مِنْهَا بَعْدَ إِذْ رَأَيْتُهَا )) [/arabic-font]

“Lalu selanjutnya, mereka diberi cahaya selaras dengan amal sholeh yang pernah dikerjakannya. Di antara mereka, ada yang diberi cahaya tak ubahnya seperti gunung besar, yang berada didepannya. Diantaranya juga ada yang diberi cahaya, namun lebih kecil dari yang pertama. Diantara mereka ada yang dikasih cahaya seperti pohon kurma disebelah kanannya, ada pula yang dikasih lebih kecil dari pohon kurma. Sampai kiranya ada seseorang yang dikasih cahaya sebesar jari jempol kaki, yang terkadang terang dan redup, tatkala terang ia berjalan dan bila redup ia pun berdiri menunggu. Sedangkan Allah Azza wa jalla berada didepan mereka, melewati neraka sehingga menyisakan jejaknya, tajam bagaikan mata pedang dan sangat licin. Setelah itu Allah berkata; ‘Lewatlah kalian’. Maka mereka semua melintasi sambil menggunakan cahayanya masing-masing.

Sehingga ada diantara mereka, yang melintasinya cepat bagaikan kedipan mata, ada yang secepat halilintar, ada pula yang bagaikan awan, ada lagi yang seperti meteor, diantara mereka juga ada yang melintasi seperti angin, ada pula yang cepat bagaikan kuda, ada yang seperti larinya orang. Sampai ketika tiba gilirannya orang yang dikasih cahaya sejempol tadi melintasi shirat maka ia merangkak dengan wajah dan tangannya menyeret kakinya, dan terjuntai, sehingga kiri kanannya terbakar api.

Demikian seterusnya, hingga sampai ditepian, maka tatkala sampai ditepian ia berdiri membalikkan badan sambil berkata; ‘Segala puji bagi Allah, yang telah menganugerahi hambaNya, yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun, ketika menyelamatkan diriku darinya”.1

  • Setelah pembagian cahaya selesai, baru mereka diizinkan untuk meniti jembatan tersebut.

Senada dengan itu adalah haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

[arabic-font](( يُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَفِي جَهَنَّمَ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ فَمِنْهُمْ الْمُوثَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُجَازَى )) [/arabic-font]

“Shirat dibentangkan dipunggung neraka Jahanam, maka aku dan umatku adalah orang pertama yang dibolehkan untuk menitinya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mereka melainkan para Rasul, sedangkan do’anya para Rasul pada saat itu adalah; Ya Allah, selamatkan, selamatkan’. Sedangkan dari dalam Jahanam api menyambar-yambar seperti duri Sa’dan, yang merenggut manusia sesuai dengan amalannya, maka di antara mereka ada tegar dengan amalannya dan ada pula yang lolos”.2

Bersambung…

(Diterjemahkan dari kitab al-Iimaan bi al-Yaumi al-Aakhir, oleh Syaikh Muhammad Ahmad al-‘Amari)

1 . HR ath-Thabarani dalam Mu’jam Kabir 8/306. al-Hakim dalam Mustadrak no: 8903, 20/164.

2 . HR Bukhari no: 6885. Dalam Bab: ash-Shirat Jasru Jahanam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *