Salafiyah Yang Haq

 

SYAIKH MUHAMMAD BIN SHOLIH AL-‘UTSAIMIN rohimahulloh (wafat th 1421 H)

 

“Salafiyah adalah mengikuti manhaj (jalan) Nabi ﷺ dan para sahabat beliau.

 

Karena mereka adalah orang-orang yang telah mendahului kita. Maka mengikuti (jalan) mereka itu-lah Salafiyah.

 

Adapun menjadikan Salafiyah seperti manhaj (jalan) yang khusus, seseorang menyendiri dengan manhaj (jalan) itu, dia menganggap sesat kaum Muslimin yang menyelisihinya, walaupun mereka di atas kebenaran, dan menjadikan Salafiyah seperti manhaj (jalan) hizbiy (fanatisme kelompok), maka tidak ada keraguan, ini menyelisihi Salafiyah.

 

As-Salaf (orang-orang sholih yang telah mendahului kita) semua mengajak kepada kesepakatan dan persatuan mengikuti Sunnah Rosululloh ﷺ.

 

Mereka tidak menganggap sesat orang yang menyelisihi mereka dengan sebab ta’wil (salah memahami nash), kecuali di dalam (pokok-pokok) aqidah, maka mereka berpandangan bahwa orang yang menyelisihi mereka di dalam (pokok-pokok) aqidah adalah orang yang sesat.

 

Adapun (perselisihan) di dalam masalah-masalah amaliyah, maka sesungguhnya mereka banyak memberikan keringanan padanya.

 

Namun sebagian orang yang meniti jalan Salafiyah di zaman kita, menganggap sesat semua  orang yang menyelisihinya, walaupun kebenaran bersama orang yang menyelisihinya itu.

 

Dan sebagian mereka menjadikan Salafiyah sebagai manhaj (jalan) hizbiy (fanatisme kelompok), seperti jalan-jalan kelompok-kelompok yang lain yang menisbatkan diri kepada agama Islam.

 

Maka tidak ada keraguan, ini menyelisihi Salafiyah.

 

Inilah yang harus diingkari, tidak mungkin membenarkannya.

 

Dan perlu dikatakan kepada mereka itu: “Lihat-lah madzhab (jalan) Salafus Sholih, apa yang telah mereka lakukan?”

 

“Lihat-lah jalan/metode mereka dan kelonggaran dada mereka di dalam perselisihan yang dibolehkan ijtihad padanya (yakni perselisihan dalam masalah yang tidak ada dalil pasti padanya-pent)!”.

 

Sehingga mereka berselisih di dalam masalah-masalah yang besar, di dalam masalah-masalah (furu’/cabang) aqidah dan amaliyah.

 

Sekedar contoh, anda dapatkan:

 

Sebagian Salaf mengingkari bahwa Rosululloh ﷺ melihat Robb-nya. Namun sebagian mereka mengatakan, “Bahkan beliau melihat!”.

 

Anda dapatkan:

 

Sebagian Salaf mengatakan, “Sesungguhnya yang ditimbang pada Hari Kiamat adalah amalan-amalan!”. Namun sebagian mereka berpendapat, bahwa yang ditimbang adalah lembaran-lembaran amalan!”

 

Anda dapatkan juga mereka banyak berselisih dalam masalah-masalah fiqih.

 

Tentang pernikahan, warisan, jual-beli, dan lainnya.

 

Walaupun demikian, namun sebagian mereka tidak menganggap sesat kepada lainnya.

 

Maka Salafiyah dengan makna menjadi hizb (kelompok) yang khusus, yang memiliki  keistimewaan-keistimewaan, dan anggota-anggotanya  menganggap sesat orang-orang selain mereka, maka mereka ini tidak termasuk Salafiyah sama sekali.

 

Adapun Salafiyah yang mengikuti manhaj (jalan) Salaf (orang-orang dahulu yang sholih), dalam aqidah, perkataan, perbuatan, persatuan, perselisihan, kesepakatan, saling mengasihi, dan saling mencintai, sebagaimana yang sabda Nabi ﷺ:

«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى»

“Perumpamaan kaum Mukminin di dalam keadaan mereka yang saling mencintai, saling menyayangi dan saling membantu, seperti satu tubuh.

 

Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.”([1])

 

Diterjemahkan oleh Muslim Atsari,

Sragen, Bakda Maghrib Ahad, 8-Jumadal Ula-1443 H / 12-Desember-2021 M

 

___________

Footnote:

([1]) HR. Al-Bukhori, no. 5665; Muslim, no. 2586/66, dan ini lafazh Muslim-pent) maka ini adalah Salafiyah yang haq.* (Liqooat Babil Maftuh, liqo’ 57

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *