Rombongan Berqurban Sapi Atau Onta

 

8- Rombongan Berqurban Sapi Atau Onta

 

HADITS JABIR BIN ABDULLOH

 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ، وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ.

 

Dari Jabir bin Abdillah, dia berkata: “Pada tahun Hudaibiyah kami bersama Rasulullah ﷺ menyembelih seekor onta untuk tujuh orang, dan seekor sapi untuk tujuh orang.”([1])

 

Di dalam riwayat lain, Jabir mengatakan:

 

نَحَرْنَا يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ سَبْعِينَ بَدَنَةً، الْبَدَنَةُ عَنْ سَبْعَةٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَشْتَرِكُ النَّفَرُ فِي الْهَدْيِ»

 

“Pada hari Hudaibiyah kami menyembelih tujuh puluh ekor onta, satu onta untuk tujuh orang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Beberapa orang bisa bersekutu di dalam hadyu (hewan ternak yang disembelih lalu dagingnya disedekahkan untuk orang-orang miskin di kota Makkah ketika haji atau umroh)”.([2])

 

HADITS IBNU ABBAS

 

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَحَضَرَ الأَضْحَى، فَاشْتَرَكْنَا فِي البَقَرَةِ سَبْعَةً، وَفِي الجَزُورِ عَشَرَةً.

 

Dari Ibnu Abbas, dia  berkata: “Dahulu kami bersama Rasulullah ﷺ di dalam safar, lalu tibalah hari raya ‘Iedul Adh-ha, maka kami pun berserikat berqurban seekor sapi untuk tujuh orang; dan berserikat berqurban seekor onta untuk sepuluh orang.”([3])

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:

 

1- Syari’at menyembelih hadyu. Yaitu hewan ternak yang disembelih ketika haji atau umroh, lalu dagingnya disedekahkan untuk orang-orang miskin di kota Makkah.

 

 2- Di tahun Hudaibiyah, yaitu tahun 6 Hijriyah bulan Dzulqo’dah, Rasulullah ﷺ dan para Sahabat pergi umroh dan berhenti di Hudaibiyah, sebab dihalangi oleh Suku Quroisy dari memasuki kota Makkah. Kemudian terjadi shulh (perdamaian) Hudaibiyah.

 

3- Di tahun Hudaibiyah, Rasulullah ﷺ dan para Sahabat menyembelih tujuh puluh ekor onta sebagai hadyu dan juga menyembelih sapi.

 

4- Boleh bersekutu di dalam menyembelih hadyu atau qurban, satu sapi maksimal untuk tujuh orang.

 

Imam Ibnu Abdil Barr (wafat th. 463 H) rohimahulloh berkata:

 

وَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَالثَّوْرِيُّ وَأَبُو حَنِيفَةَ وَأَصْحَابُهُمْ: “يَجُوزُ الِاشْتِرَاكُ فِي الْهَدْيِ التَّطَوُّعِ وَفِي الْوَاجِبِ وفي الضحايا الْبَدَنَةُ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَقَرَةُ عَنْ سَبْعَةٍ” وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَأَبِي ثَوْرٍ وَالطَّبَرِيِّ وَدَاوُدَ بْنِ عَلِيٍّ وَلَا يَجُوزُ عِنْدَ وَاحِدٍ مِنْهُمُ اشْتِرَاكُ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعَةٍ فِي بَدَنَةٍ وَلَا بَقَرَةٍ

 

“Imam Asy-Syafi’iy, Al-Auza’iy, Ats-Tsauriy, Abu Hanifah, dan murid-murid mereka, semua berkata: “Boleh bersekutu di dalam hadyu tathowwu’ (sukarela), wajib, dan di dalam udh-hiyah (qurban), seekor onta untuk tujuh orang, dan seekor sapi untuk tujuh orang”.

 

Ini juga pendapat Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Ath-Thobariy, dan Dawud bin ‘Ali.

 

Dan tidak ada seorangpun dari mereka yang membolehkan bersekutu lebih dari tujuh orang untuk seekor onta atau seekor sapi”.([4])

 

Imam An-Nawawi (wafat th. 667 H) rohimahulloh berkata:

 

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الشَّاةَ لَا يَجُوزُ الِاشْتِرَاكُ فِيهَا

 

“Mereka bersepakat bahwa tidak boleh bersekutu pada kambing”.([5])

 

5- Boleh bersekutu di dalam menyembelih hadyu atau qurban, satu onta maksimal untuk tujuh orang  dengan dalil hadits Jabir, atau sepuluh orang menurut pendapat sebagian ulama, dengan dalil hadits Ibnu Abbas.

 

6- Berqurban dilakukan oleh muqim (orang yang berada di kotanya sendiri) dan oleh musafir (orang yang melakukan perjalanan di luar kota).

 

7- Shohibul qurban (orang yang berqurban) menyembelih qurbannya di tempat dia berada.

 

Ketika Nabi dan Sahabat berada di Madinah, mereka berqurban di Madinah.

 

Namun ketika mereka berada di Hudaibiyah, mereka berqurban di Hudaibiyah.

 

Sebagaimana ketika berhaji, Nabi berqurban di Makkah.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

Sragen, Ahad, Dhuha, 06-Dzulqo’dah-1443 H / 05-Juni-2022

 

_____________

Footnote:

([1]) HR. Muslim, no. 1318/350; Tirmidzi, no. 904, 1502; Abu Dawud, no. 2809; Ibnu Majah, no. 3132

([2]) HR. Ibnu Hibban, no. 4004. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani

([3]) HR. Tirmidzi, no. 905, 1501; Ibnu Majah, no. 3131; Nasai, no. 4392; Ahmad, no. 2484; Ibnu Khuzaimah, no. 2908; Ibnu Hibban, no. 4007. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani

([4]) At-Tamhid, 12/139-140

([5]) Syarah Nawawi pada Shohih Muslim, 9/67

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *