Maksiat Hati
[arabic-font]فَصْلٌ: وَمِنْ مَعَاصِى الْقَلْبِ الرِّيَاءُ بِأَعْمَالِ الْبِرِّ وَهُوَ الْعَمَلُ لِأَجْلِ النَّاسِ وَيُحْبِطُ ثَوَابَهَا[/arabic-font]
Pasal: Dan diantara maksiat-maksiat hati adalah riya’ dengan amal-amal kebaikan, yaitu beramal karena manusia, dan (riya’ ini) menggugurkan pahalanya.
Riya’ (Beramal Karena Manusia)
Imam Nawawi al-Bantani -Rahimahullah- berkata, ‘Sungguh, Allah telah melarang dari riya’, dan Dia telah menyebutnya sebagai sebuah kesyirikan dalam firman-Nya :
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا 110
‘Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. al-Kahfi: 110) (al-Mirqah, Nawawi al-Bantani, 63)
Allah berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ ٤ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ٥ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ٦
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” (QS. al-Maun: 4-6)
وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ
“Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras.” (QS. Fathir: 10)
Mujahid -Rahimahullah- berkata, ‘Mereka adalah orang-orang riya.’
Allah berfirman:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا ٩
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. al-Insan: 9)
Rasulullah bersabda,
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: « الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً »
“Sesungguhnya perkara yang paling kutakutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya, ‘Apakah itu syirik kecil wahai Rasulullah?’ Maka beliau menjawab, ‘Riya`, Allah berfirman kepada mereka pada hari kiamat, jika manusia dibalas dengan amal-amal mereka, ‘Pergilah kalian kepada orang-orang yang dulu kalian riya’ di dunia (kepada mereka), apakah kalian menemui balasan di sisi mereka?’ (1)
Dari Abu Sa’id al-Khudriy Rasulullah bersabda,
«الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ لِمَكَانِ الرَّجُلِ»
“Syirik khofiy (samar) adalah seseorang beramal karena kedudukan seseorang.”(2)
Dari Abu Hurairah , Rasulullah bersabda,
«إنَّ اللَّهَ إذَا كَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَنْزِلُ إلَى الْعِبَادِ لِيَقْضِيَ بَيْنَهُمْ وَكُلُّ أُمَّةٍ جَاثِيَةٌ، فَأَوَّلُ مَنْ يُدْعَى بِهِ رَجُلٌ جَمَعَ الْقُرْآنَ، وَرَجُلٌ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَرَجُلٌ كَثِيرُ الْمَالِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لِلْقَارِئِ: أَلَمْ أُعَلِّمْك مَا أَنْزَلْتُ عَلَى رَسُولِي؟ قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ. قَالَ: فَمَاذَا عَمِلْتَ فِيمَا عُلِّمْتَ؟ قَالَ: كُنْتُ أَقُومُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَيَقُولُ اللَّهُ: لَهُ كَذَبْتَ بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: فُلَانٌ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ذَلِكَ، وَيُؤْتَى بِصَاحِبِ الْمَالِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: أَلَمْ أُوَسِّعْ عَلَيْك حَتَّى لَمْ أَدَعْك تَحْتَاجُ إلَى أَحَدٍ؟ قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيمَا آتَيْتُك؟ قَالَ: كُنْتُ أَصِلُ الرَّحِمَ وَأَتَصَدَّقُ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: فُلَانٌ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ذَلِكَ، وَيُؤْتَى بِاَلَّذِي قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: فِي مَاذَا قُتِلْتَ؟ ، فَيَقُولُ: أُمِرْتُ بِالْجِهَادِ فِي سَبِيلِك فَقَاتَلْتُ حَتَّى قُتِلْتُ، فَيَقُولُ اللَّهُ: لَهُ كَذَبْتَ وَيَقُولُ اللَّهُ: لَهُ بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلَانٌ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ذَلِكَ، يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أُولَئِكَ الثَّلَاثَةُ أَوَّلُ خَلْقِ اللَّهِ تُسَعَّرُ بِهِمْ النَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Bahwasannya Allah –Subhanahu wata’ala- jika pada hari kiamat, Dia turun kepada para hamba untuk memutuskan perkara diantarmereka, sementara seluruh umat kala itu berlutut. Maka orang pertama yang dipanggil dengannya adalah seorang yang mengumpulkan (membaca dan menghafalkan) al-Qur`an, seorang yang terbunuh di jalan Allah, dan seseorang yang banyak hartanya. Maka Allah berfirman kepada pembaca al-Qur`an, ‘Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu apa yang telah kuturunkan kepada Rasul-Ku?’ Dia menjawab, ‘Ya Wahai Rabb-ku.’ Dia berfirman, ‘Maka apa yang telah engkau amalkan dalam perkara yang telah diajarkan kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Dulu aku menunaikannya sepanjang malam, dan siang.’ Maka Allah berfirman kepadanya, ‘Engkau dusta, bahkan engkau ingin agar dikatakan, ‘Si Fulan seorang Qari’, dan itu telah dikatakan.’ Kemudian didatangkanlah pemilik harta (yang banyak), lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Bukankah Aku telah melapangkan atasmu (rizqi) hingga Aku tidak membiarkanmu membutuhkan seorangpun?’ dia menjawab, ‘Ya, wahai Rabb-ku.’ Dia berfirman, ‘Apakah apa yang kamu kerjakan dalam perkar ayang telah kuberikan kepadamu?’ Dia berkata, ‘Dulu aku menyambung tali rahim dan bersedekah.’ Maka Allah berfirman kepadanya, ‘Bahkan engkau ingin dikatakan si Fula dermawan, dan sungguh itu telah dikatakan (kepadamu). Dan didatangkanlah orang yang terbunuh di jalan Allah, lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Dalam perkara apa engkau terbunuh?’ Dia menjawab, ‘Aku diperintah untuk berjihad di jalan-Mu, maka akupun berperang hingga aku terbunuh.’ Maka Allah berfirman, ‘Engkau dusta.’ Allah berfirman kepadanya, ‘Bahkan engkau ingin dikatakan si Fulan pemberani, dan telah dikatakan yang demikian.’ Wahai Abu Hurairah, ketiga orang itulah, makhluk Allah pertama yang dengan mereka api neraka dinyalakan pada hari kiamat.’(3)
Bersambung…..
(Makalah Kajian Syarah Sulamuttaufiq bersama Ustadz Muhammad Syahri di Jawi Prigen Pasuruan)
______________________________________________________
Footnote:
1() Shahih, HR. Ahmad (V/428, 429), as-Shahihah (951)
2() Shahih, HR. al-Hakim (IV/329), dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabiy
3() Shahih, HR. at-Turmudzi (2382), al-Hakim (IV/418, 419)