oleh: Muhammad Syahri
Sifat dan keutamaan Ratibah Maghrib
Diawali dengan dua rakaat sebelum maghrib, hal ini berdasarkan keumuman hadits ‘Abdullah bin Mughaffal di atas, “Di antara setiap dua adzan, ada satu shalat, di antara setiap dua adzan ada shalat, -kemudian beliau berkata pada yang ketiga kali- bagi yang mau.”
Juga hadits Anas Bin Malik dia berkata, adalah muadzdzin, jika dia selesai adzan, maka berdirilah manusia dari sahabat-sahabat Nabi ﷺ berebut tiang (untuk shalat di belakangnya) hingga Nabi ﷺ keluar sementara mereka dalam keadaan seperti itu, yaitu shalat dua rakaat sebelum maghrib, dan tidak ada sesuatu pun antara adzan dan iqamah.’(1)
Juga hadits ‘Abdullah al-Muzaniy, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
« صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ ». ثُمَّ قَالَ « صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ لِمَنْ شَاءَ »
“Shalatlah dua rakaat sebelum maghrib.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Shalat dua rakaat sebelum maghrib, bagi yang mau.’ (2)
Kemudian dua rakaat setelah maghrib, berdasarkan hadits Ummu Habibah J, diatas:
“Tidak ada seorang hamba muslim pun yang shalat karena Allah setiap harinya dua belas rakaat tathawwu’, bukan wajib, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sorga, atau kecuali akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di sorga.” [ “…dua rakaat setelah maghrib, ….”]
Juga hadits Ibnu Umar L di atas, dia berkata, ‘Aku menghafal dari Nabi ﷺ sepuluh rakaat; dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat sesudah maghrib di rumah beliau, …”
Juga hadits Abdullah bin Syaqiq, ‘Aku bertanya kepada ‘Aisyah J tentang shalat Rasulullah ﷺ, yaitu tentang shalat sunnah beliau, maka dia menjawab, “Adalah Nabi ﷺ shalat dirumahku empat rakaat sebelum zhuhur, … Adalah beliau shalat maghrib bersama manusia, kemudian beliau masuk rumah dan shalat dua rakaat…”
Disunnahkan Melakukannya di Rumah
Hal ini berdasar hadits Abdullah bin Syaqiq di atas, juga hadits Mahmud bin Labid, dia berkata, Bani ‘Abdil Asyhal mendatangi Nabi ﷺ, lalu beliau shalat maghrib bersama mereka, tatkala beliau selesai salam, beliau bersabda:
« ارْكَعُوا هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ فِى بُيُوتِكُمْ »
“Ruku’lah (shalatlah) kalian dua rakaat ini di rumah-rumah kalian.”(3)
Juga hadits Ka’b bin ‘Ujrah I, dia berkata, Rasulullah ﷺ shalat maghrib bersama kami di masjid Bani ‘Abdil Asyhal, tatkala beliau selesai shalat, manusia pun berdiri shalat sunnah, maka Nabi ﷺ bersabda:
« عَلَيْكُمْ بِهَذِهِ الصَّلَاةِ فِي الْبُيُوتِ »
“Hendaknya kalian melakukan shalat ini di rumah-rumah.”(4)
Ratibah Shalat Isya’
Sifat dan Keutamaannya
Diawali dengan dua rakaat sebelum Isya` berdasar hadits ‘Abdullah bin Mughaffal di atas: “Di antara setiap dua adzan, ada satu shalat, di antara setiap dua adzan ada shalat, -kemudian beliau berkata pada yang ketiga kali- bagi yang mau.”
Dilakukan dua rakaat sesudah shalat Isya’, dan utama dilakukan di rumah, berdasarkan hadits Ibnu Umar L di atas, dia berkata, ‘Aku menghafal dari Nabi ﷺ sepuluh rakaat; dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat sesudah maghrib di rumah beliau, dan dua rakaat setelah Isya’ di rumah beliau…”
Juga hadits Abdullah bin Syaqiq di atas, ‘Aku bertanya kepada ‘Aisyah J tentang shalat Rasulullah ﷺ, yaitu tentang shalat sunnah beliau, maka dia menjawab, “Adalah Nabi ﷺ shalat di rumahku empat rakaat sebelum zhuhur, … lalu shalat Isya’ bersama manusia, lalu masuk ke dalam rumahku kemudian shalat dua rakaat…”
Juga hadits Ummu Habibah J dia berkata Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada seorang hamba muslim pun yang shalat karena Allah setiap harinya dua belas rakaat tathawwu’, bukan wajib, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sorga, atau kecuali akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di sorga.”(5)[ “…dua rakaat setelah isya’, …”(6)] *
Maraji’:
-
Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnati wal Kitabil Aziz, ‘Abdul ‘Azhim bin Badawiy
-
Bughyatul Mutathowwi’ fi Shalatit Tathawwu’, Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul
-
Fiqhussunnah linnisa` wa ma yajibu an-Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkamin, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim
-
Shalatut Tathowwu’; Mafhum, wa Fadha`il, wa Aqsam, wa Anwa’, wa Aadaab, fi Dahu`il Kitabi was Sunnah, DR. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthaniy.
-
Tadzkirul Ghafil bi Fadhlin Nawafil, Abdullah bin Jarullah al-Jarullah
_________________________________________
Footnote:
1 Shahih, HR. al-Bukhari (625)
2 Shahih, HR. Abu Dawud (1283), as-Silsilah as-Shahihah (233)
3 Hasan, HR. Ahmad dalam al-Musnad (5/428), Ibnu Khuzaimah (1200), dihasankan oleh al-Albani dalam ta’liq beliau atas Ibnu Khuzaimah (1/209).
4 Hasan lighairihi, HR. an-Nasa`i (3/198), Abu Dawud (1300)
5 HR. Muslim (728)
6 Shahih, HR. at-Turmudzi, Shahih at-Turmudzi (1/414)