Rasulullah ﷺ Bersama Keluarga Beliau (9) : Istri Nabi Tentang Shalat Malam

Istri Nabi Bercerita Tentang Shalat Malamnya ✍

[arabic-font]عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها : أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ: (( أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْداً شَكُوراً )). فَلَمَّا كَثُرَ لَحْمُهُ صَلَّى جَالِساً فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ ، فَقَرَأَ ثُمَّ رَكَعَ[/arabic-font].

Dari Aisyah z: Bahwa Nabi Allah  pernah melakuan shalat malam hingga kedua kakinya bengkak, lantas Aisyah berkata : mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampunimu dosamu yang telah lalu dan yang akan datang ?. Rasulullah menjawab : ” Apakah aku tidak sepantasnya cinta menjadi seorang hamba yang bersyukur ?”. Ketika Nabi sudah  gemuk, beliau shalat sambil duduk. Jika hendak ruku’, beliau berdiri dan membaca ( surat ) kemudian ruku’. ([1])

[arabic-font]عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: (( كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى ، وَأَنَا رَاقِدَةٌ مُعْتَرِضَةً عَلَى فِرَاشِهِ ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ أَيْقَظَنِى فَأَوْتَرْتُ )).[/arabic-font]

Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha , ia berkata : ” Nabi  pernah shalat dan aku sedang tidur sedangkan aku tidur dalam keadaan melintang di atas tempat tidurnya. Ketika ia hendak shalat witir, ia membangunkanku, lantas aku pun shalat witir “. ([2])

[arabic-font]عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رضي الله عنها ، كَيْفَ صَلاَةُ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم بِاللَّيْلِ ؟ قَالَتْ: (( كَانَ يَنَامُ أَوَّلَهُ وَيَقُومُ آخِرَهُ ، فَيُصَلِّى، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى فِرَاشِهِ ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَثَبَ ، فَإِنْ كَانَ بِهِ حَاجَةٌ اغْتَسَلَ ، وَإِلاَّ تَوَضَّأَ وَخَرَجَ )).[/arabic-font]

Dari Aswad ia berkata : ” Aku bertanya kepada Aisyah, bagaimana shalat malam Nabi ?”. ia menjawab : ” Beliau tidur di awal malam dan bangun di akhir malam, kemudian shalat, kemudian kembali ke tempat tidurnya, ketika muadzin adzan beliau segera bangun. Jika ia punya hajat (junub) ia mandi, jika tidak maka langsung berwudhu dan keluar ( ke masjid )”. ([3])

[arabic-font](( مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى . أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ )).[/arabic-font]

Dari Ubadah bin Shamit, dari Nabi ﷺ  bersabda : ” Barangsiapa terbangun di malam hari, lalu ia mengucapkan : ” Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha suci Allah, Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar, dan tidak ada daya dan upaya melainkan ( daya dan upaya ) Allah. Kemudian ia mengucapkan : Ya Allah ampunilah aku, atau ia berdoa ( apa saja ), maka akan diijabah doanya. Jika ia berwudhu dan shalat maka diterimalah shalatnya”. ([4])

  • Ini adalah hadits yang sangat agung, siapa saja yang terjaga di malam hari, karena tangisan anak atau suara berisik…., jangalah lupa hadits ini, dan hendaknya ditulis di tempat tidurnya agar tidak lupa.

(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)

[1]1.HR. al-Bukhari (4837) dan Muslim ( 81 – 2820). Ini riwayat al-Bukhari.
[2]2.HR. al-Bukhari (997)
[3]3.HR. al-Bukhari (1146)
[4]4.HR. al-Bukhari ( 1154)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *