Rasulullah ﷺ Bersama Keluarga Beliau (7) : Tidur Nabi

Tidur Nabi

Dari Bara Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ jika hendak tidur, ia berkata :

 

اللهم بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوْتُ

 

” Ya Allah dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati ( tidur ) “. Jika ia bangun mengucapkan :

 

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

 

” Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kita setelah mematikan kita, dan kepada-Nya lah dikumpulkan “. ([1])

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Nabi ﷺ bersabda :

 

إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ ، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ، ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِى ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِى فَارْحَمْهَا ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ الصَّالِحِينَ

 

” Jika salah seorang diantara kalian hendak tidur maka hendaklah mengibas tempat tidurnya dengan ujung kainnya, karena ia tidak tahu apa yang ada di tempat tidurnya selepas ia tinggalkan. Kemudian hendaklah ia mengucapkan : Dengan menyebut nama-Mu wahai Tuhanku aku meletakkan tubuhku, dan dengan menyebut nama-Mu aku mengangkatnya, jika Engkau memegang jiwaku ( mematikannya ) maka rahmatilah ia, jika Engkau melepaskannya ( tetap hidup ) maka jagalah dengan penjagaan yang dengannya Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih”. ([2])

 

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha:

 

أَنَّ النَّبِىَّ ﷺ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

 

” Bahwa Nabi jika hendak tidur ke tempat tidurnya setiap malam ia mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian meniup keduanya, lalu membaca pada keduanya : qul huwallahu ahad ( al-ikhlas ), qul’audzu birabbil falaq ( al-falaq ), dan qul ‘audzu birabbinnas ( an-Naas ), kemudian mengusapkan keduanya ke bagian tubuhnya yang terjangkau, dimulai dari kepalanya, lalu wajahnya serta bagian depan tubuhnya. Ia melakukan hal itu 3 ( tiga ) kali “. ([3])

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata :

 

وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَانِى آتٍ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَصَّ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . وَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم: (( صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ )

” Aku dijadikan sebagai penjaga zakat Ramadhan ( zakat fitrah ). Kemudian ada yang mendatangi aku, kemudian ia mengambil makanan, maka akupun menangkapnya, dan aku berkata : ” akan aku adukan kamu kepada Rasulullah. Lalu orang itu bercerita ( tentang keadaannya ), kemudian ia berkata : ” jika engkau hendak tidur maka bacalah ayat kursi, Allah akan selalu menjagamu, dan syetan tidak akan mendekat kepadamu hingga shubuh. Nabi bersabda : ” Ia jujur kepadamu, meskipun ia tukang bohong, itulah syetan “. ([4])

 

Dari Bara bin Azib Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ berwasiat kepada seseorang (sahabat) :

 

إِذَا أَرَدْتَ مَضْجَعَكَ فَقُلِ : اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِى إِلَيْكَ ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِى إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِى إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِى أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ . فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ 

 

” Jika kamu hendak tidur, maka ucapkanlah : ” Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, dan aku sandarkan diriku kepada-Mu, dan aku hadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku jadikan punggungku berlindung kepada-Mu, berharap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelematakan diri daripada-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan, dan beriman kepada Nabi-Mu yang Engaku utus. Jika Engkau wafatkan aku, wafatkanlah aku dalam keadaan fitrah “. ([5])

(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)

[1]1. HR. Muslim (2711)
[2]2. HR. Al-Bukhari ( 6320 ) dan Muslim (64 – 2714). Ini riwayat al-Bukhari.
[3]3. HR. al-Bukhari (5017)
[4]4. HR. al-Bukhari (5010)
[5]5. HR. al-Bukhari (6313)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *