Rasulullah ﷺ Bersama Keluarga Beliau (13) : Anjuran Nabi Kepada Istrinya

Anjuran Nabi Kepada Istrinya Untuk Bersikap Lemah Lembut dan Bersabar

 عَنْ عُرْوَةَ t عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ الْيَهُودُ يُسَلِّمُونَ عَلَى النَّبِىِّ  يَقُولُونَ: السَّامُ عَلَيْكَ . فَفَطِنَتْ عَائِشَةُ إِلَى قَوْلِهِمْ، فَقَالَتْ: عَلَيْكُمُ السَّامُ وَاللَّعْنَةُ . فَقَالَ النَّبِىُّ  : (( مَهْلاً يَا عَائِشَةُ ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِى الأَمْرِ كُلِّهِ )) . فَقَالَتْ: يَا نَبِىَّ اللَّهِ، أَوَ لَمْ تَسْمَعْ مَا يَقُولُونَ ؟ قَالَ : (( أَوَلَمْ تَسْمَعِى أَنِّى أَرُدُّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، فَأَقُولُ: وَعَلَيْكُمْ )).

Dari Urwah, dari Aisyah ia berkata : ” Orang Yahudi pernah mengucapkan salam kepada Nabi, mereka berkata : ” Assaamu’alaik ( kecelakaan bagimu )”, Aisyah pun faham perkataan mereka, lantas ia berkata : ” Bagi kalian kecelakaan dan laknat “. kemudian Nabi berkata : ” Tenang wahai Aisyah, sesunguhnya Allah mencintai kelembutan dalam semua perkara “. Maka Aisyah berkata : ” Wahai Nabi Allah tidak kah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan ?”. Nabi berkata : ” Tidak kah engkau mendengar aku membalas ucapan mereka ? aku berkata : ” dan bagi kalian “. ([1])

 عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: (( كَانَ النَّبِىُّ  عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ، فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ بِصَحْفَةٍ فِيهَا طَعَامٌ ، فَضَرَبَتِ الَّتِى النَّبِىُّ  فِى بَيْتِهَا يَدَ الْخَادِمِ، فَسَقَطَتِ الصَّحْفَةُ فَانْفَلَقَتْ ، فَجَمَعَ النَّبِىُّ  فِلَقَ الصَّحْفَةِ ، ثُمَّ جَعَلَ يَجْمَعُ فِيهَا الطَّعَامَ الَّذِى كَانَ فِى الصَّحْفَةِ، وَيَقُولُ: (( غَارَتْ أُمُّكُمْ )) ، ثُمَّ حَبَسَ الْخَادِمَ حَتَّى أُتِىَ بِصَحْفَةٍ مِنْ عِنْدِ الَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا ، فَدَفَعَ الصَّحْفَةَ الصَّحِيحَةَ إِلَى الَّتِى كُسِرَتْ صَحْفَتُهَا ، وَأَمْسَكَ الْمَكْسُورَةَ فِى بَيْتِ الَّتِى كَسَرَتْ )).

Dari Anas ia berkata : ” Nabi pernah berada di sebagian istrinya, lalu ada salah seorang ibunda kaum mukmin ( istrinya yang lain ) mengirim sebuah wadah berisi makanan. Lantas istri Nabi yang saat itu beliau ada dirumahnya memukul tangan pembantu ( yang mengantar makanan ), jatuhlah wadah makanan tersebut dan pecah berantakan. Kemudian Nabi mengumpulkan pecahan wadah tersebut, kemudian mengumpulkan makanan dalam wadah itu, seraya berkata : ” Ibunda kalian cemburu “, kemudian menahan pembantu tersebut (agar tidak pergi) hingga ia diberi wadah makanan dari rumah istri Nabi yang saat itu beliau ada di sana. Maka wadah yang baik ( baru ) diberikan kepada istri yang wadahnya pecah, dan menyimpan wadah yang pecah itu di rumah istri yang memecahkan wadah itu “. ([2])

Dalam hadits terdapat dalil tidak boleh menghukum istri karena alasan cemburu, karena cemburu adalah watak asli wanita.

Adapun cemburu buta dan prasangka maka bukanlah cemburu yang sesuai syariat.
(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)

[1] HR. al-Bukhari (6395)
[2] HR. al-Bukhari (5225)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *