Cinta Nabi Kepada Istri
dan Anak Perempuannya Serta Mengarahkan Mereka Kepada Kebaikan ?
Ali radhiyallaahu ‘anhu menceritakan kepada kami :
أَنَّ فَاطِمَةَ رضي الله عنها اشْتَكَتْ مَا تَلْقَى مِنَ الرَّحَى مِمَّا تَطْحَنُ ، فَبَلَغَهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُتِىَ بِسَبْىٍ ، فَأَتَتْهُ تَسْأَلُهُ خَادِماً فَلَمْ تُوَافِقْهُ ، فَذَكَرَتْ لِعَائِشَةَ ، فَجَاءَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَتْ ذَلِكَ عَائِشَةُ لَهُ ، فَأَتَانَا وَقَدْ دَخَلْنَا مَضَاجِعَنَا ، فَذَهَبْنَا لِنَقُومَ فَقَالَ : « عَلَى مَكَانِكُمَا » حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِيْ فَقَالَ: « أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى خَيْرٍ مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ ، إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعاً وَثَلاَثِينَ ، وَاحْمَدَا ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ ، وَسَبِّحَا ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ ، فَإِنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمَا مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ ».
” Bahwa Fatimah mengadukan sumbu pengadukan tepung gandum. Sampailah kabar kepadanya bahwa Rasulullah diberi tawanan wanita. Kemudian Fatimah meminta satu pembantu dari Rasulullah, namun tidak menyetujuinya. Kemudian Fatimah mengutarakan hal tersebut kepada Aisyah. Ketika Nabi datang, Aisyah menyampaikan hal tersebut kepadanya. Kemudian Nabi mendatangi kami, dan kami telah masuk kamar untuk tidur. Lantas Nabi berkata : ” Tetaplah di tempat kalian “. hingga aku merasakan dingin kedua
kakinya di dadaku, lalu Nabi berkata : ” Tidakkah kalian berdua mau aku tunjukkan kepada sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta ? ( yaitu ) jika kalian hendak tidur maka bertakbirlah 34 ( tiga puluh empat ) kali, dan bertahmidlah 33 ( tiga puluh tiga ) kali, dan bertasbihlah 33 ( tiga puluh tiga ) kali. Sesungguhnya hal itu lebih baik bagi kalian berdua dari pada ( pembantu ) yang kalian minta “. ([1])
Ali radhiyallaahu ‘anhu berkata : ” Maka aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengarnya dari Rasulullah. Ali ditanya : Pada malam perang Shiffin pun ( tidak engaku tinggalkan ) ?. Ali menjawab : ( iya ) tidak pula pada malam perang Shiffin “.
Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha ia berkata : ” Ketika istri-istri Nabi berada di dekatnya, ia tidak meninggalkan satu pun dari mereka. Kemudian Fatimah datang dengan berjalan, tidak sedikitpun cara jalan Fatimah menyelisihi cara jalan Rasulullah. Ketika Nabi melihatnya ia pun menyambutnya seraya berkata : ” selamat datang anakku “. Kemudian mendudukannya di kanan atau kirinya “. ([2])
Demikianlah kelembutan dan sayang Nabi kepada anaknya. Dengan tersenyum, sambutan yang penuh dengan cinta dan penghargaan. Karena anak-anak kita tidak hanya menginginkan pemenuhan kebutuhan makan dan pakaian…, melainkan mereka juga menginginkan interkasi yang baik, didengarkan serta ditanggapi harapan-harapan mereka.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa “. (QS.
al-Furqan : 74 ).
(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)
[1] HR. Bukhari (3113)
[2] HR. Muslim (2450)