Nabi Menjelaskan Pentingnya Silaturahim dan Keutamaannya✍
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها زَوْجِ النَّبِىِّ عَنِ النَّبِىِّ قَالَ: « الرَّحِمُ شِجْنَةٌ ، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ ».
Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha , istri Nabi, bahwa Nabi bersabda : ” Rahim adalah bagian ( dari kata arrahman ), barangsiapa menyambungya maka aku menyambung dia, dan barangsiapa memutusnya maka aku memutus dia “. ([1])
Kabar Istri Nabi Tentang Do’anya ✍
➢ Doa-doa sangat banyak, tapi yang banyak dibaca oleh Nabi dari riwayat Aisyah, diantaranya :
أَنَّ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ: « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِن الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ ؟ قَالَ: « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ ».
Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha ia berkata : ” Bahwa Rasulullah berdoa dalam shalatnya, beliau mengucapkan : ” Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan dari hutang “. Kemudian ada yang bertanya kepada beliau : ” Sungguh sering sekali engkau berlindung dari hutang wahai Rasulullah ?”. Maka beliau bersabda : ” Sesungguhnya orang yang berhutang jika ia berkata ia berdusta dan jika berjanji maka ia mengingkari “. ([2])
عَنْ فَرْوَةَ بْنِ نَوْفَلٍ الأَشْجَعِىِّ، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَمَّا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يَدْعُو بِهِ اللَّهَ، قَالَتْ: كَانَ يَقُولُ: « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ ».
Dari Farwah bin Naufal al-Asyja’I, ia berkata : ” Aku bertanya kepada Aisyah tentang doa yang pernah diuntaikan kepada Allah”. Aisyah berkata : ” Dulu Rasulullah berdoa : Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku perbuat dan dari keburukan apa yang belum aku perbuat “. ([3])
(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)
Rasululah ﷺ Bersama Keluarga Beliau (22)
Ruqyah Nabi, Kasih Sayang dan Tangisan Nabi Saat Tertimpa Musibah ✍
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ كَانَ يَرْقِى يَقُولُ: « امْسَحِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ ، بِيَدِكَ الشِّفَاءُ ، لاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ أَنْتَ ».
Dari Aisyah, bahwa Rasulullah pernah meruqyah, beliau berdoa : ” Hapuslah penyakit ini Wahai Tuhan manusia, di tangan-Mu lah kesembuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkannya kecuali Engkau “. ([4])
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: « أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ أَوْ أَمَرَ أَنْ يُسْتَرْقَى مِنَ الْعَيْنِ ».
Dari Aisyah ia berkata : ” Rasulullah menyuruhku atau menyuruh untuk meminta diruqyah dari penyakit ‘Ain “. ([5])
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ t قَالَ: دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ عَلَى أَبِى سَيْفٍ الْقَيْنِ، وَكَانَ ظِئْراً لإِبْرَاهِيمَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ ، ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ ، وَإِبْرَاهِيمُ يَجُودُ بِنَفْسِهِ ، فَجَعَلَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ تَذْرِفَانِ . فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ t: وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: « يَا ابْنَ عَوْفٍ إِنَّهَا رَحْمَةٌ » . ثُمَّ أَتْبَعَهَا بِأُخْرَى، فَقَالَ : « إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ ، وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يَرْضَى رَبُّنَا ، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ ».
Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu ia berkata : ” Kami bersama Rasulullah masuk menemui Abu Saif al-Qain, sebagai ayah susuan Ibrahim. Kemudian Nabi mengambil Ibrahim dan menciumnya. Kemudian kami menemuinya setelah itu ( kedua kali ) ketika Ibrahim hendak meninggal, maka air mata Rasulullah pun mengalir. Maka Abdurrahm bin Auf radhiyallaahu ‘anhu berkata : ” Engkau juga (menangis) wahai Rasulullah ? “. Rasulullah menjawab : ” Wahai Ibnu Auf tangisan ini adalah rahmat (kasih sayang)”. Lalu airmata pun ( atau kalimat rahmat pun ) bersusulan, kemudian Nabi bersabda : ” Sesungguhnya mata menangis, hati bersedih, namun kita tidak mengatakan kecuali perkataan yang diridhai Tuhan kita ( Allah ), dan sesungguhnya kami bersedih dengan peripisahan denganmu wahai Ibrahim “. ([6])
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا اشْتَكَى مِنَّا إِنْسَانٌ ، مَسَحَهُ بِيَمِينِهِ ، وَيَقُولُ : « أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ ، وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي ، لا شِفَاءَ إِلا شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لا يُغَادِرُ سَقَمًا ».
Dari Aisyah ia berkata : ” Dulu Rasulullah , jika ada seseorang yang mengadu ( karena sakit ), maka beliau mengusapnya dengan tangan kanan, kemudian berdoa : ” Hilangkan penyakit ( ini ) Wahai Tuhan manusia, dan sembuhkanlah Engkau Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit “. ([7])
عَنْ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ ، تَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ، يَقُولُ : « مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ : إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا ، إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا » ، قَالَتْ : فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ، قُلْتُ : أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ ؟ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ، ثُمَّ إِنِّيْ قُلْتُهَا ، فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي رَسُولَ اللَّهِ .
Dari Ummu Salamah, bahwa ia pernah berkata : ” Aku mendengar Rasulullah bersabda : ” Tidaklah seorang muslim ditimpa sebuah musibah, lantas ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah : ” Sesungguhnya kami milih Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya “ ([8]), ya Allah balas aku dengan pahala atas musibah yang menimpaku, dan gantikan untukku yang lebih baik darinya “. Melainkan Allah akan menggantikan untuknya yang lebih baik darinya “. Aisyah berkata : ” ketika Abu Salamah meinggal dunia, ia berkata : muslim yang mana lagi yang lebih baik dari Abu Salamah ? orang pertama yang hijrah menuju Rasulullah . Kemudian aku pun mengucapkan doa tersebut, maka Allah menggantikan Rasulullah untukku “. ([9])
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ: كَانَ النَّبِيِّ ، يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ، وَيَقُولُ: « إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ، أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ ».
Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu ia berkata : “Rasulullah pernah berdoa minta perlindungan untuk Hasan dan Husain, beliau mengucapkan : ” Sesungguhnya bapak kalian ( Ibrahim ) pernah meminta perlindungan untuk Ismail dan Ishaq, (yaitu ) : ” Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari seluruh syetan dan binatang berbisa, dan dari pandangan mata yang jahat “. ([10])
- Diantara kewajiban kedua orang tua yaitu meminta perlindungan untuk anaknya dari wirid-wirid yang bersumber dari Nabi, karena penyakit ‘ain lebih cepat menimpa anak kecil.
✍ Saran saya hendaknya memasang dzikir-dzikir pagi dan petang di tempat-tempat duduk di rumah.
Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata : ” Diantara obat penyakit ‘ain yaitu menutupi kelebihan-kelebihan (anak) dari orang yang dikhawatirkan darinya penyakit ‘ain, khususnya di acara-acara seperti hari raya dan sebagainya”.
Permasalahan : ( Jika anak kecil menangis dengan tidak wajar ) bisa jadi ia terkena ‘ain, khususnya jika tidak diketahui sebab tangisannya.
Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha ia berkata : ” Nabi masuk, lalu mendengar suara anak kecil menangis, kemudian Nabi berkata : ” Mengapa anak kecil kalian ini menangis, tidakkah kalian meruqyahnya dari ‘ain )“. ([11])
(Diambil dari kitab, An-Nabiy Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam Baina Ahlihi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdullah al-Dhabi’iy)
[1] HR. al-Bukhari (5989)
[2] HR. al-Bukhari (2397)
[3] HR. al-Bukhari (2716)
[4] HR. al- Bukhari (5744)
[5] HR. al-Bukhari (5738)
[6] HR. al-Bukhari ( 1303)
[7] Muttafaqun ‘alaihi. ( al-Bukhari (5750) dan Muslim (2191). Ini lafazh hadits Muslim.
[8] QS. al-Baqarah : 156
[9] HR. Muslim (918)
[10] HR. al-Bukhari (3371)
[11] HR. Ahmad. Dishahihkan oleh al-Albani