Maksiat Hati : Ragu-Ragu Tentang Allah

وَالشَّكُّ فِي اللَّهِ وَالْأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللَّهِ وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ.

Dan ragu-ragu terhadap Allah, dan merasa aman dari makar Allah, serta berputus asa dari rahmat Allah.”

Allah berfirman:

الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ الْمُمْتَرِينَ ٦٠

(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.” (QS. at-Taubah: 60)

Allah berfirman:

۞ قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ قَالُوا إِنْ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا تُرِيدُونَ أَن تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُّبِينٍ ١٠

Berkata rasul-rasul mereka: “Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?” Mereka berkata: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata.” (QS. Ibrahim:10)

Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ١٥

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15)

Dari Abû Hurairah I atau Abû Sa’îd al-Khudri I -perawi rau-ragu, dan keraguan dalam menentukan sahabat tidak menjadi masalah sebab semua sahabat bersifat adil, shaleh dan terpercaya- dia berkata:

لما كان يَوْمُ غَزْوَةِ تَبُوكَ، أَصابَ الناسَ مَجَاعَةٌ ، فَقالُوا : يا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ أَذِنْتَ لَنا فَنَحَرْنَا نَواضِحَنا ، فَأَكلْنَا وَادَّهَنَّا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : « افْعَلُوا » فَجَاءَ عُمَرُ رضي الله عنه ، فقالَ : يا رَسولَ اللَّهِ إِنْ فَعَلْتَ قَلَّ الظَّهْرُ ، وَلَكِنْ ادْعُهُمْ بفَضْلِ أَزْوَادِهِمْ ، ثُمَّ ادْعُ اللَّهِ لَهُمْ عَلَيْهَا بِالبَرَكَةِ لَعَلَّ اللَّه أَنْ يَجْعَلَ في ذلكَ البَرَكَةَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : « نَعَمْ»

Tatkala terjadi perang Tabuk, orang-orang Islam menderita kelaparan. Mereka berkata: “Ya Rasûlullâh, seandainya anda mengizinkan kami menyembelih unta-unta(1) kami sehingga kami bisa makan dan mendapat minyak?” Maka Rasûlullâh menjawab (secara spontanitas): “Lakukanlah.” Kemudian datang ‘Umar I, dia berkata: “Ya Rasûlullâh jika anda mengizinkan akibatnya hewan-hewan (kendaraan) ini akan menyusut, akan tetapi panggillah mereka semua agar membawa sisa-sisa bekal mereka masing-masing, kemudian mohonlah kepada Allâh keberkahan atas sisa bekal tersebut, mudah-mudahhan Allâh menjadikan keberkahan didalamnya.” Maka Rasûlullâh berkata: “Ya.”

فَدَعَا بِنِطْعٍ فَبَسَطهُ ، ثُمَّ دَعَا بِفَضْلِ أَزَاوَدِهِمْ ، فَجعلَ الرَّجُلُ يجيءُ بِكَفِّ ذُرَةٍ ويجيءُ الآخَرُ بِكَفِّ تَمْرٍ ، ويجيءُ الآخَرُ بِكِسرَةٍ حَتى اجْتَمَعَ عَلى النِّطْعِ مِنْ ذَلِكَ شَيءٌ يَسِيرٌ ، فَدَعَا رسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِالبَرَكَةِ ، ثُمَّ قالَ « خُذُوا في أَوْعِيَتِكُمْ ، فَأَخَذُوا في أَوْعِيَتِهِمْ حتى ما تركُوا في العَسْكَرِ وِعاء إِلاَّ مَلأوهُ ، وأَكَلُوا حَتَّى شَبعُوا وَفَضَلَ فَضْلَةٌ ، فقالَ رَسُولُ صلى الله عليه وسلم : « أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَلْقَى اللَّه بهما عَبْدٌ غَيْرُ شاكٍّ ، فَيُحْجبَ عَنِ الجَنَّةِ»

Maka beliau meminta tikar yang terbuat dari kulit, lalu beliau menggelarnya. Kemudian meminta sisa-sisa bekal perjalanan mereka. Maka ada orang yang datang dengan segenggam jagung, yang lain dengan segenggam korma dan yang lain lagi dengan sepotong roti, sehingga terkumpul diatas tikar sisa-sisa makanan yang sedikit sekali. Kemudian Rasûlullâh berdo’a memohon keberkahan. Kemudian berkata: “Ambillah diwadah-wadah kalian.” Maka mereka mengambil di wadah mereka masing-masing hingga mereka tidak membiarkan satu wadahpun yang ada di perkemahan itu melainkan mereka telah mengisinya dengan penuh dan mereka juga makan hingga kenyang, malah masih ada sisa. Maka Rasûlullâh bersabda: “Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allâh dan aku adalah utusan Allâh, tidak ada seorangpun yang datang dengan keduanya (dua syahadat) tanpa ada keragu-raguan, lalu terhijab dari surga.” (HR. Muslim)

Dari Abû Hurairah I, dia berkata:

كُنَّا قُعوداً مَع رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم ، مَعَنا أَبُو بكْر وَعُمَرُ ، رضي الله عنهما في نَفَرٍ ، فَقَامَ رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم مِنْ بَيْن أَظْهُرنَا ، فَأَبْطَأَ عَلَيْنَا، فَخَشَينا أَنْ يُقْتَطَعَ دُونَنَا ، فَفَزَعْنا ، فَقُمْنَا ، فَكُنْتُ أَوَّلَ مَنْ فَزعَ ، فَخَرجتُ أَبْتَغِي رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم ، حَتَّى أَتَيتُ حَائِطاً لِلأَنْصَارِ وَذَكَرَ الحديث بطُوله إِلى قوله : فقال رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم : « اذْهَبْ فَمَنْ لَقِيتَ وَرَاءَ هَذَا الحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لا إِلَه إلاَّ اللَّه ، مُسْتَيقِناً بهَا قَلَبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ »

“Kami duduk-duduk bersama Rasûlullâh , bersama kami adalah Abû Bakar dan ‘Umar L ditengah sekelompok sahabat2. Tiba-tiba Rasûlullâh berdiri ditengah-tengah kami (lalu pergi). Kemudian beliau lama tidak kembali kepada kami, sehingga kami takut kalau beliau ditangkap (diculik) tanpa sepengetahuan kami, maka kami terkejut lalu berdiri, dan saya adalah orang pertama yang terkejut. Maka saya keluar mencari Rasûlullâh , hingga saya sampai pada suatu kebun milik orang Anshar.” Dan dia menyebutkan hadîts yang panjang sampai pada ucapannya: “Maka Rasûlullâh bersabda: “Pergilah maka siapa saja yang kamu temui dibalik tembok kebun ini yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allâh dan dia meyakini dengan hatinya maka berikan kepadanya kabar gembira surga.” (HR. Muslim)

Dari Mu’adz bin Jabal I, Rasulullah bersabda,

«مَنْ مَاتَ وَفِي قَلْبِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُوقِنًا دَخَلَ الْجَنَّةَ»

“Barangsiapa meninggal sementara di dalam hatinya (terdapat kalimat) laa ilaaha illallah dengan meyakini (kalimat tersebut dalam hatinya) maka dia masuk sorga.” (Hasan, HR. at-Thabrani)

(Makalah Kajian Syarah Sulamuttaufiq bersama Ustadz Muhammad Syahri di Jawi Prigen Pasuruan)

______________________________________________________

Footnote:

1 Nadhih adalah unta yang digunakan untuk menimba air dan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, jadi unta-unta yang paling berat.

2 Nafar adalah kelompok yang terdiri dari tiga sampai sembilan orang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *