Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy hafizhahullah
HADITS ABU MUSA AL-ASY’ARIY radhiyallaahu ‘anhu
عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَثَلُ المُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ المُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ، لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ»
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Qur’an adalah seperti jeruk manis, baunya harum dan rasanya manis.
Perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma, tidak berbau (harum), tetapi rasanya manis.
Perumpamaan orang munafiq yang membaca Al-Qur’an adalah seperti bunga, baunya harum tetapi rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al-Qur’an seumpama buah pare, tidak berbau harum dan rasanya pahit”.([1])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:
1- Di antara metode pengajaran Nabi ﷺ adalah dengan membuat perumpamaan, sehingga lebih mudah difahami oleh umat.
2- Keahlian dan keindahan membaca Al-Qur’an adalah amalan sholih yang menghasilkan nama baik seseorang, baik dia seorang mukmin atau munafiq, seperti sesuatu yang memiliki bau yang harum.
3- Kewajiban beramal sholih, yaitu amalan yang dituntunkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan amal sholih akan dirasakan manfaatnya oleh orang lain, seperti buah yang lezat rasanya.
4- Keutamaan orang mukmin, walaupun berbeda-beda tingkatan mereka di dalam iman dan amal sholih.
5- Sebagian orang munafiq ahli membaca Al-Qur’an, namun mereka tidak mengamalkannya.
6- Amal sholih orang munafiq tidak akan diterima oleh Allah ﷻ, sebab tidak ada iman, walaupun membawa nama baik di dunia.
7- Perbuatan orang munafiq tidak menyenangkan orang yang beriman, seperti buah atau bunga yang pahit rasanya.
8- Kewajiban beramal sholih dengan disertai keimanan dan keikhlasan. Dan ini adalah syarat diterimanya amalan: iman, ikhlas, mengikuti tuntunan.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju Sorga-Nya yang penuh kebaikan.([2])
___________________
Footnote:
([1]) HR. Bukhari, no. 5427; Muslim, no. 797; Nasai, no. 5038; Tirmidzi, no. 2865; Ibnu Majah, no. 214; Ahmad, no. 19615, 19664; Ibnu Hibban, no. 121, 770, 771. Syaikh Al-Albani menyebutkan di dalam Ash-Shohihah, no. 3214
([2]) Sragen, Senin bakda Ashar, 20-Syawal-1442 H / 31-Mei-2021 M