PERNYATAAN SIKAP YBM
Tentang
Tragedi Bom Surabaya
بسم الله الرحمن الرحيم
Kami sebagai keluarga besar umat Islam dan keluaraga besar Yayasan Bina al Mujtama’ (YBM) yang peduli kemanusiaan dan memiliki motto Membina, Memberdayakan dan Melayani masyarakat, serta bagian dari Warga Negara yang mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia ini merasakan kesedihan dan kepedihan yang mendalam atas peristiwa-peristiwa memilukan yang terjadi di sekarang ini:
1. Kami menyatakan kesedihan dan bela sungkawa atas terjadinya peledakan bom Surabaya dan penangkapan terduga teroris pada Ahad-Senin 13-14 Mei 2018.
2. Kami menyampaikan duka cita kepada keluarga korban tragedi bom Surabaya dan penangkapan terduga teroris di beberapa tempat di Surabaya dan sekitarnya. Semoga keluarga korban diberi kesabaran dan ketabahan.
3. Kami mengutuk pelaku dan otak dari aksi kejahatan, anarkhisme dan terorisme yang terjadi di Surabaya ini, sebab aksi ini adalah dosa besar yang dikutuk di dalam agama Islam. Nabi shalallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
الكَبَائِرُ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَاليَمِينُ الغَمُوسُ
“Dosa-dosa besar itu: Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa (yang diharamkan oleh Allah), dan sumpah dusta.” (HR. Bukhari, 6675)
4. Agama Islam dengan jelas dan tegas mengharamkan perbuatan kezhaliman, membunuh orang yang haram darahnya, membuat ketakutan dan merusak rumah ibadah. Bahkan menurut Rasulullah shalallallahu ‘alaihi wassalam,
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ
“Orang muslim itu adalah orang yang tidak mengganggu muslim lain baik dengan lisan maupun tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang dipercaya oleh manusia atas darah dan harta mereka ( HR. Turmudzi, 2627, Nasa`I, 4995, hadits Hasan Shahih)
5. Kami menghimbau dan berharap kepada pihak yang berwenang, khususnya Kepolisian RI, agar mengusut dan mengungkap tuntas tragedi bom Surabaya secara professional, transparan dan adil (proposional), dan segera membentuk Tim Pencari Fakta yang independen dengan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur dan Gerakan Ummat Islam Bersatu (GUIB) Provinsi Jawa Timur agar hasilnya maksimal dan memuaskan.
6. Kami berharap semoga tidak ada pihak yang memanfaatkan tragedi bom ini untuk melecehkan Islam dan menyudutkan umat Islam demi kepentingan apapun sebab Fitnah (memurtadkan orang Islam atau menghalangi manusia dari Islam) itu lebih kejam dari pada pembunuhan. (QS. Al Baqarah: 191)
7. Kami Mengajak para ulama dan ustadz untuk lebih menggiatkan dakwah Islam mengajarkan tauhid Islam yaitu tauhid Ahlussunnah Waljamaah sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih, sebab inilah yang diberkahi oleh Allah dan akan melindungi Umat Islam dari pemikiran-pemikiran menyimpang yang mengkafirkan para sahabat Nabi atau mengkafirkan Pemimpin Muslim atau mengkafirkan umat Islam. Imam Malik berkata:
لَنْ يَصْلُحَ آخرُ هَذهِ الأمةِ إِلاَّ بما صَلُحَ بهِ أَوَّلها؛ فَمَا لَمْ يَكُنْ يوْمئذ دينا لاَ يَكُونُ اليَوم دِينا
“Generasi akhir umat Islam ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan ajaran agama Islam yang telah berhasil menjadikan baik generasi awal umat Islam. Apa yang pada hari itu bukan agama maka pada hari inipun bukan agama .”
8. Kami berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala semoga pelaku teror serta aktor intelektualnya segera tertangkap dan diadili, dan semoga Allah melindungi kita semua dari makar yang ingin memecah belah umat Islam dan melemahkan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Demikian pernyataan Yayasan Bina al Mujtama’. Semoga bermanfaat.
Malang, 29 Sya’ban 1439 H/ 15 Mei 2018 H
Ketua Yayasan
Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag